Mendapatkan bayi kembar adalah anugerah sekaligus hadiah spesial bagi sebuah keluarga. Bagaimana tidak, menjadi seorang ibu dari seorang bayi yang dilahirkannya saja sudah merupakan pengalaman yang berharga, terlebih lagi dikaruniai bayi kembar. Kalimat semua dunia tertuju padamu sepertinya tepat untuk mewakili apa yang Syifa rasakan saat ini. Setiap detik terasa bagai sebuah momen yang tak pernah habis untuk diabadikan. Selalu ada cerita, baik itu bahagia ataupun lelah. Istilahnya, dobel capeknya dobel juga bahagianya.
Hari-hari awal yang Syifa lalui bersama Rizky begitu melelahkan, bahkan rasanya badan mereka serasa setengah hidup demi merawat bayi kembarnya. Bayangkan saja, Syifa IRT dengan 4 anak dan Rizky notabene adalah dr.spesialis anak yang sudah pasti memiliki banyak kegiatan di rumah sakit yang harus diselesaikan, belum lagi pekerjaan rumah yang setiap hari menanti. KyFa harus memandikan bayi berdua, gonta-ganti popok berkali-kali, menyusui nonstop, ditambah kalau mereka menangis bersamaan yang membuat kepala serasa mau pecah. Malam-malam yang KyFa lalui dengan sedikit istirahat, satu tertidur, yang satunya terbangun, begitu seterusnya. Benar-benar letih diatas letih. Nyaris tak ada waktu untuk diri sendiri.
Kesibukan mengurus 2 anak yang bersekolah juga 2 bayi kembar, saking repotnya bahkan terkadang Syifa menyusui sambil sarapan,hebat bukan?! Belum lagi kalau kakak-kakak si kembar pulang sekolah dengan badan dan otak yang letih, mereka sudah menanti Syifa untuk makan siang. Begitulah kondisi bulan-bulan pertama KyFa bersama Sikembar, sampai KyFa merasa bahwa Allah seakan memberi mereka dua nyawa, dua simpanan kekuatan.
Ketika Si kembar KAMAYEL CHAIRIL FAKY dan KAMEYLA CLARISSA FAKY menginjak enam bulan, Syifa sudah tak mampu lagi memberikan full-ASI. Syifa dan Rizky memutuskan untuk memberikan susu formula disamping makanan tambahan lainnya, padahal Rizky paling anti mencampur ASI dan SUFOR sebelum anaknya berusia 2 tahun. Disinilah episode baru dimulai. Syifa bersyukur karena ternyata perkembangan bayi kembar itu sangat pesat. Di usia enam bulan, otot mereka sudah sangat kuat, merangkak dan berdiri dengan lincah, gigi yang mulai tumbuh, dan perhatian mereka yang antusias terhadap lingkungannya. Menyadari hal ini, setiap hari KyFa pun memberikan nutrisi plus berupa nutrisi otak mereka. Pagi hari KyFa berusaha menyempatkan diri untuk membacakan surah-surah pendek dan betapa senangnya melihat mereka begitu menyimaknya. Syifa memasang gambar abjad dan alphabet dan membacakan mereka sambil menunjuk gambarnya. KyFa harus rela tayangan youtube berganti video lagu kesukaan mereka yang nyaris setiap hari mereka dengar. Acara browsing dan chatting tak luput diinterupsi aksi mereka.
Disini pula mereka menyadari betapa banyaknya biaya yang harus dikeluarkan. Susu formula yang tiap 3-4 hari sudah harus beli lagi. Popok diapers yang begitu cepat habis. Belum lagi pakaian mereka yang semuanya serba bayar dobel. Selain itu, mereka berdua terutama Syifa harus mendapatkan nutrisi lebih karena tenaga yang terkuras untuk merawat mereka. Syifa bahkan wajib makan empat sampai lima kali sehari.
"Syifa, apa sih sukanya memiliki bayi kembar ?" Tanya Dhara saat berkunjung kerumah KyFa.
"Mungkin satu majalah pun tak akan cukup untuk mengupasnya. Bahkan cerita bahagia kami bisa saja dijadikan sebuah novel. Alhamdulillah, sampai hari ini, aku dan mas Rizky masih selalu tersenyum jika harus menjawabnya. Ada banyak momen indah, bahagia, dan suka-cita yang tak mampu untuk sekedar dibahasakan. Intinya, rasa capek, lelah, dan tenaga yang terkuras semuanya hilang tertutupi rasa bahagia."
"Masya Allah ya Syif..."
"Kami bersyukur dianugerahi dua sosok bayi yang imut dan lincah. Kami tak perlu berebut untuk menggendong dan menimang bayi kami. Aku punya satu dan mas Rizky punya satu, seru sekali! Kami tak perlu susah-payah mencarikan teman bermain, mereka pun bermain bersama. Secara otomatis mereka belajar banyak hal yang lebih cepat mereka dapati dibanding anak yang tidak kembar lainnya, seperti belajar berteman, bagaimana rasanya berbagi, belajar antri, mengenal makna adik dan kakak, mengindentifikasi perbedaan pakaian mereka, dan berkompetisi. Itulah sebabnya, meski badan mereka tak sebesar anak lainnya, perkembangan motorik dan intelektual mereka sangatlah cepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALIEF
Fanfiction#1 in Rizky 22 Okt 18 #1 in Syifa 20 Okt 18 #9 in Sadstory - 18 Okt 18 Calief seorang anak berumur 7 tahun, yang tumbuh selama 4 tahun hanya dari kasih sayang seorang Ibu tanpa Ayah disampingnya.Ayahnya telah tiada saat terjadi tsunami , Calief tu...