Didalam pesawat Syif nampak termenung mengingat kata-kata Calief soal Daffa , Syifa pun duduk sembari menatap ke arah jendela pesawat kenangan tentang Daffa seolah hadir begitu saja dalam pikirannya.
Rasa rindu akan sosok Daffa di empat tahun terakhir masa penantian panjang seolah bangkit kembali, padahal ia baru saja mengecap manisnya mahligai rumah tangga bersama Rizky laki-laki yang bisa meluluhkan hatinya setelah mati sekian lama.
"Haiii kok kamu ngelamun gitu sayang ?" Tanya Rizky seraya mengecup bahu kiri Syifa.
"Ehh mas Rizky, gak apa-apa aku kangen sama Calief mas.." jawab Syifa dengan raut muka sedihnya.
"Kangen Calief ? Pesawat kita saja belum lepas landas Syif...kamu lagi mikirin Daffa ya ?" Rizky bertanya sambil memegang dagu Syifa.
"Eng...gak kok mas...aku cumaaa...." Rizky menarik nafas dalam lalu memegang tangan Syifa , Syifa pun tak melanjutkan kata-katanya ia menatap dalam wajah suaminya kini.
"Sayang...aku tau kamu pasti lagi mikirin Daffa sosok yang Calief lihat saat kita akan melakukan pemeriksaan tiket tadi, tapi setelah kita cari-cari sosok itu tak ada, mungkin Calief hanya rindu dengan sosok ayah kandungnya...sekarang aku tanya andai Daffa benar kembali, siapa yang akan kamu pilih, aku atau Daffa ?"
Sontak pertanyaan Rizky itu membuat Syifa syok, lidah Syifa kelu ia seolah tak bisa menjawab pertanyaan Rizky, dua lelaki yang sama-sama ia sayang dan cintai bila hadir bersamaan mana yang akan ia pilih bukanlah hal mudah.
"Kok mas Riz..ky tan..nya kayak gitu ? Jangan bicara ngawur mas..." Syifa pun memeluk posesif lengan kiri Rizky, ia pun merebahkan kepalanya di bahu Rizky, ia pejamkan matanya seolah tak ingin menjawab pertanyaan yang dirasa tak masuk akal itu.
Sementara Rizky hanya tersenyum palsu, dibenaknya pun teringat jelas tatapan mata Calief saat menyebut nama Daffa dengan lantang, hatinya pun menjadi gelisah.
"Yaa Allah Yaa Tuhanku, apa benar Daffa telah kembali, atau sosok yang dilihat Calief hanyalah bayangan halusinasi saja, bila benar itu terjadi dan Syifa lebih memilih kembali bersama Daffa apa hamba rela ?" Batin Rizky sembari memeluk tubuh Syifa erat disamping kursinya, Rizky kecup dalam pucuk kepala Syifa, ia pun pejamkan mata menikmati penerbangan selama 1 jam 45 menit menuju pulau Bali.
Setelah puas melanglangbuana diatas awan, Rizky dan Syifa pun landing di bandara I Gusti Ngurah Rai, mereka pun naik taxi dan siap berangkat menuju Singaraja Bali, kampung tercinta keluarga Rizky.
"Sayang...aku mau bawa kamu ke tempat istimewa, nanti kalau sudah dekat aku tutup mata kamu ya ?" Tutur Rizky pada Syifa saat mereka berada di dalam taxi.
"Hmmm...tempat istimewa apa tuh ?" Syifa penasaran seraya memegang pipi Rizky.
"Ada deh ...pokonya istimewa !" Sahut Rizky sembari mencium pipi Syifa saat taxi yang mereka tumpangi membelah jalanan menuju daerah Singaraja.Syifa pun menunjuk supir taxi karena Rizky tak malu mencium pipi Syifa .
"Yaa begitulah orang kalau lagi jatuh cinta, dunia serasa milik berdua saya ini cuma ngontrak , hehehe !" Tandas Nyoman nama supir taxi tersebut.
Perjalanan dari bandara menuju Singaraja memakan waktu 2,5jam saat mereka hampir tiba di kampung Singaraja. Rizky menutup mata Syifa dengan sehelai sapu tangan.
"Hati-hati turunnya sayang....pak Nyoman terimakasih banyak !" Rizky menuntun Syifa menuruni mobil dan mengucapkan terimakasih pada Nyoman karena sudah mengantar mereka ke tempat istimewa.
"Kamu pasti bawa aku ke lokasi yang viewnya indah dekat pantai buat kita nikmati sunset petang nanti iya kan ? Unchhh sayang kamu so sweet banget sih..." ujar Syifa sembari melangkah dengan mata tertutup dituntun Rizky.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALIEF
Fanfiction#1 in Rizky 22 Okt 18 #1 in Syifa 20 Okt 18 #9 in Sadstory - 18 Okt 18 Calief seorang anak berumur 7 tahun, yang tumbuh selama 4 tahun hanya dari kasih sayang seorang Ibu tanpa Ayah disampingnya.Ayahnya telah tiada saat terjadi tsunami , Calief tu...