L&R 13

5.9K 187 14
                                    


Req membuka matanya di atas tempat tidur dan ia tidak sadar bagaimana dia bisa pulang dan ini kamar siapa? ia tak pernah tahu. Ia bangun dan duduk mencoba merasakan tubuhnya yang seakan remuk ini.

"Ya tuhan, Aku dimana ini?" Teriaknya. Req bersandar ke dinding dan memejamkan matanya mencoba mengingat sesuatu dan, sebuah suara isak tangisan terdengar begitu jelas dari dalam.

"Toilet?" Req bangkit dan mendekat ke arah toilet dan membukanya perlahan, ia masuk lebih dalam lagi dan,

"Valeria?" Tanya Req. Valeria menangis terisak dan begitu keras memecah ruangan kamar mandi hotel.

"Pergi!!!"
"Jangan dekat-dekat!!!" Usir Valeria. Req bingung, ia berdiri dan menatap ke arah cermin.

Ia shock melihat tubuhnya tanpa pakaian? Punggung dan tangan penuh cakaran, Req terpaku diam! Pantas saja ia rasakan saat berjalan ke toilet itu tubuhnya dingin, ia langsung berlari karena khawatir terjadi hal-hal aneh dalam toilet semacam hantu atau apalah sejenisnya ternyata Valeria.

Valeria terus menangis, ia menekuk tubuhnya memeluk kakinya. Valeria memakai kemeja milik Req, ya jelas itu milik Req karena terlihat kebesaran.
Req menyambar handuk yang menggantung dan membelitkannya di bawah pinggangnya.

"Vale, apa yang ter--" Req menggantung ucapannya.
Valeria menangis terus menerus.

"Valeria, jelaskan padaku! Apa yang terjadi apa Iya kita-"

"Kau!! Kau yang melakukannya Req! Kau gila, kau gila,, jauhi aku pergi jangan mendekat Req jangan mendekat!" Reqza menatap Valeria kosong. Menatap Valeria yang terlihat acak-acakan dan beberapa lebam di tubuhnya.

"Apa yang aku lakukan Valeria?" Tanya Reqza. Valeria menangis kembali. Sakit rasanya mengingat malam itu. Req mabuk dan Req, Req melakukan hal yang seharusnya tidak terjadi, Valeria menolak namun Req malah menampar nya dan melempar tubuhnya ke lantai. Tangannya terbentuk ke nakas, padahal Valeria membawa Req ke hotel karena Req yang memintanya, Req tak mau pulang namun naas sesuatu terjadi pada Valeria.

"Valeria bagaimana bisa aku melakukannya Padamu?" Tanya Reqza dengan nada tersiksa. Valeria kembali menangis ia memeluk tubuhnya seakan ketakutan terhadap Reqza.

"Vale, katakan?" Reqza hendak menyentuh Valeria namun Valeria menolak.

"Jangan sentuh aku!! Pergi Req, pergi" Valeria histeris dan Req mencengkram kedua lengan atas Valeria.

"Jangan begini Vale, dengarkan aku! Maafkan aku, aku tidak sadar saat itu aku,," Req menangis ia merasa kacau, ia memeluk Valeria begitu erat. Mereka menangis bersama.

"Maafkan aku Valeria, maaf! Aku khilaf, aku benar-benar tidak tahu" Valeria terus menangis ditambah dengan Req yang sama sama juga menangis. Mereka berpelukan, Req tidak melepas pelukannya sampai Valeria merasa tenang.

Hening, ruangan toilet yang luas itu hening, tak ada yang membuka suara. Valeria sedikit lebih tenang. Ia melepas pelukan Reqza, Req menatap penuh penyesalan.

"Aku ingin mandi Req," ucap Valeria. Reqza mulai bergerak dan bangun dari duduknya di lantai toilet.

Valeria hendak bangun dan meringis merasakan sakit di bagian bawahnya. Reqza membantu Valeria terbangun.

Valeria berdiri dan menatap Reqza, kemudian ia menangis lagi.
"Sakit,,,,," Valeria kembali terisak.

"Vale, apa yang harus aku lakukan?" Tanya Reqza khawatir. Valeria menggelengkan kepalanya.

"Sakit Req, sakit! Pedih,,, ini perih, awhhh...." Valeria memaksakan melangkahkan kakinya.

"Jangan di paksakan Valeria, biar aku yang membantumu, aku akan isi dahulu air dalam bathup itu, tunggu dan tahanlah" wajah Req berubah khawatir. Valeria mengangguk perlahan.

LEXANDER WILLZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang