L&R 21

5.2K 195 6
                                    

Menemukan Jelly

Lex menemukan titik terang atas pencariannya terhadap Jelly, betapa bahagianya dia, ia pun bertolak ke Roma untuk menemui Jelly. Ia Meninggalkan Zia sendiri di apartement dengan Reella. Reella benar-benar terkejut dan khawatir karena setelah sarapan bersama Lex, Lex meminta Zia untuk mengemasi barang-barangnya. Ia akan pergi ke Roma menemui kekasih hatinya yang tega-teganya pergi tanpa pamit padanya.

Reella tak bisa menolak, Lex mengatakan ini adalah urusan pekerjaan. Walaupun di balik pekerjaan itu ada urusan hati yang belum ia selesaikan. Mengapa Jelly pergi? Itu yang selalu ada di benaknya beberapa minggu ini. Lex menitipkan Zia pada Reella, terserah Reella akan membawanya ke rumah Reggie atau tetap tinggal di apartement! Lex sungguh tidak peduli pada Zia.

Reella menonton televisi di pagi harinya sedangkan Zia menyiapkan pakaian Lex untuk pergi.

"Berapa hari kau disana?" Tanya Zia. Lex sibuk dengan ponselnya.

"Ayolah Zia, cepat! Aku harus sampai di bandara satu jam sebelum pesawat datang!" Zia mendelik kesal.

"Aku bertanya berapa hari disana?" Tanya Zia kembali.

"Tiga hari, kau bisa masukan pakaian untuk tujuh hari di koper ku!" Lex masih sibuk dengan ponselnya.

"Lex! Berapa hari, kau yang benar saja! Tiga apa satu minggu! Menyebalkan sekali, lihat aku jika aku sedang berbicara denganmu!!" Zia emosi. Lex menatap Zia tajam.

"Tak seharusnya kau berteriak!"

"Kau membuatku bingung!" Zia benar-benar kesal.

"Tiga hari saja! Jika kurang aku bisa membeli pakaian disana," Zia akhirnya mengangguk. Ia siapkan semua keperluan Lex, hingga ia masukan parfumenya di dalam koper Zia.

"Kenapa kau masukan benda tidak penting itu?" Tanya Lex. Zia memutar bola matanya.

"Agar kau ingat," jawab Zia.

"Ingat kau? Malas sekali!" Lex mendelik menyebalkan. Zia menajamkan matanya.

"Bukan ingat aku! Tapi, ingat! Bahwa kau sudah beristri, bodoh!" Umpat Zia.
Lex membelalakan matanya,

"Kau katakan apa di akhir kalimat mu? Sungguh umpatan yang kasar! Istri macam apa kau ini, dasar! Grandfa,,, lihat!! pilihanmu, dia katakan aku bodoh!" Adu Lex pada langit-langit kamarnya.

"Terserah, segera pakai sepatumu Lex, kau ini bagaimana sih!" Zia selesai berkemas, ia mengambil sepatu Lex di rak sepatu khusus Lexander.

"Pakailah!" Lex mendelik ketika sepatu hitamnya ada di depan kakinya.

"Tidak sekalian kau pakaikan?" Tanya Lexander.

"Aku lupa taburi paku payung di dalamnya Lex" tatapan Zia begitu sengit. Lex tersenyum, ia mulai senang membuat Zia kewalahan menghadapi dirinya, dengan begitu ia akan menyerah dan menggugatnya untuk bercerai.

"Baiklah, aku akan segera kesana!" Lex menutup sambungan teleponnya, sang supir sudah menunggu di lobby. Ia pun segera bangkit dan bergegas pergi.

"Kau mau pergi sekarang?" Tanya Reella. Lex tersenyum, ia memeluk neneknya itu.

"Jaga diri selama aku tak ada, jika ingin pulang,, telepon daddy saja ya? Biar Req menjemputmu" Reella mengangguk lembut, ia mengusap cucu gagahnya itu.

"Hati-hati sayang," ucap Reella. Zia berada di belakang Lex, ia menatap punggung lebar suaminya.

"Aku pergi ya grandma,," Lex pun pamit, namun Reella kembali mencegah.

LEXANDER WILLZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang