L&R 49

7K 188 39
                                    

Lex terbangun setelah wangi coffe merambat melalui Indra penciumannya, ia merasa relaks kemudian membuka matanya perlahan, sinar matahari seakan tak muncul menembus tirai kamarnya yang transparan.
Lex bangkit dan bersandar di headboard ranjangnya. Menatap ke arah jendela yang ada di depannya ia tahu, bahwa pagi ini mendung. Lex sadar betul semalam ia habiskan waktu berkali-kali bercinta dengan istrinya itu. Lex mengukir senyum si wajahnya hingga suara langkah kaki datang, Lex segera menanti seseorang datang ke kamarnya itu, Zia. Ya! Zia datang dan bersandar di ambang pintu, ia tersenyum menatap suaminya yang baru terbangun, masih tanpa pakaian dan terlihat gagah dengan rambut keriting acak-acakan nya, ia mengingat berapa kali Lex meringis karena Zia menjambak rambutnya.

"Morning wife..." sapa Lex pada wanita yang memegang cangkir putih dan tersenyum.

"Umm, kenapa tidak diminum?" Tanya Zia melihat posisi gelas keramik yang ada di nakas sebelah tempat Lex berbaring posisinya masih sama seperti semula. Lex tersenyum ia menatap kembali istrinya.

"Aku menunggu seseorang yang akan menyuapimu" jawab Lex. Zia terkekeh, pikirnya itukan minuman, bukan makanan yang harus ia suapi.

Zia mendekat, ia berjalan dan kemudian duduk di dekat suaminya itu. Lex dengan cekatan meraih tangan Zia dan mengecupnya.
"Penyerahan dirimu sungguh membuatku bangga, kau kini menjadi milikku seutuhnya" Zia tersipu malu, Lex membelai wajah cantik Zia, dan ia menyingkirkan rambut Zia yang terurai, terlihat beberapa tanda merah bukti keganasan Lexander. Lex tersenyum dan mengusap tanda merah itu.

"Kenapa?" Tanya Zia. Lex menggelengkan kepalanya, ia mendekat dan berbisik tepat di telinga Zia.

"Kau mengagumkan" Zia kembali tersenyum malu. Ia bangkit dan membuka pakaiannya perlahan.

"Oh tidak, kau menggodaku, Zia" ucap Lex dengan tersenyum dan sorot mata penuh gairah. Zia terkekeh,

"Kau terlalu percaya diri Mr. Willzie... aku akan mandi" jawab Zia memancing. Lex tersenyum dan mengangguk mengerti dengan kode yang di berikan Zia. Zia melangkah menuju kamar mandi, dan Lex menatap kepergian Zia dengan lembut.

"Aku memang percaya diri Zia," Lex bangkit dan menyusulnya. Mereka melakukan percintaan kembali, gelora asmara dan desahan cinta kembali tersengar, percikan air menambah gairah Lex yang benar-benar sulit di kendalikan sebenarnya dan saat inilah kesempatan meletuskan lahar panas yang ada di dalam dirinya.

Selesai bergelut, Zia memeluk Lex dengan sayang, dalam guyuran shower yang dingin mereka berpelukan dengan mesra.

"Kau mencintaiku, Zia?" Tanya Lex

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau mencintaiku, Zia?" Tanya Lex. Zia mengangguk dalam pelukan Lex. Ia mengusap punggung besar itu, betapa kokohnya tubuh suaminya itu hingga Zia benar-benar puas menikmati pelukan serta sentuhan-sentuhannya.

LEXANDER WILLZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang