L&R 48

5.9K 187 11
                                    

"TIDAAAAAAK!!!"
Sesuatu keluar dari ranjang yang baru akan valeria pakai untuk berbaring. Dan si hitam kecil menggelikan merayap kemudian terbang.

"Vale....! Tidak....! Vale, tolong!" Teriak Req membuat kegaduhan. Bukannya menolong, Valeria juga berteriak teriak, mereka sama sama takut dengan serangga menjijikan itu.

Serangga itu terbang, ia hinggap di tirai dan Req! Bukannya menyingkirkannya, ia malam teriak-teriak. Benar-benar menakutkan, Req tidak pernah bisa cool ketika ada binatang gemesin itu.

"Req! Ayolah...." teriak Valeria. Valeria mengajak Reqza keluar dari kamar sialannya itu. Req benar-benar kesal. Ia terus mengoceh selama perjalanan menuju lobby.

"Aku benar-benar benci sama kambing itu!" Ucap Reqza gemas.

"Kecia, Req!"

"Kecoa sayang! Kamu jangan kaya gitu ah, aku Gemes jadinya.

"Aku bener-benar takut!" Jawab Valeria seraya mengidikkan tubuhnya.

"Hei istriku?! Memangnya aku tidak, katakanlah ke tampanan berkurang ketika melihat si binatang itu! Bahkan jika aku bisa musnahkan! Akan ku musnahkan semua jenisnya di muka bumi ini" Vale terkekeh.

"Kau pendendam sekali Req!" Ucap Valeria.

"Dia merusak mood ku yang akan,-" Valeria mendelik dengan senyuman yang lucu.
"Tunggu, aku mau marah-marah dulu! Aku tidak terima, dia turunkan yang sudah tegang!" Valeria terkekeh. Req berjalan cepat menuju lobby dan berteriak teriak disana.

"Kau anggap aku tak bisa membayar, Hah! hanya 3jam saja aku disini, sialan!" Umpat Reqza kesal, ia sudah sangat sebal dengan hasratnya yang harus turun kembali. Moodnya menjadi jelek. Ia ingin meledak.

"Sudahlah Req, ayo!" Ucap Valeria melerai.
Pelayan sudah berkali-kali meminta maaf pada Reqza namun si Req yang memiliki keturunan dari Ogi yang bibirnya seperti wanita itu terus mengoceh hingga salah satu staf memanggil manager hotel tersebut.

"Itu bu, dia membuat kegaduhan," tunjuk salah satu karyawan di hotel itu, Reqza terus mengoceh! Ia mengumpat kesal, ia diberi pelayanan sangat mengecewakan.

"Maaf, tolong tenang... ada apa? Ayo bisa saya jelaskan semuanya" ucap seorang wanita yang dengan tenang datang menemui Reqza.

"Kau pemiliknya?" Tanya Reqza, sepersekian detik Req mengingat wajah wanita tersebut. Wajah Req yang tadinya penuh amarah kemudian lenyap sudah api api dalam tubuhnya.

"Req...?" Tunjuk wanita itu. Reqza menujuk kembali.

"Vivian?" Wanita itu mengangguk. Reqza segan untuk memarahinya, ia kemudian diam tidak bersuara kembali, Vivian! Wanita dulu ia taksir namun tidak jadi karena ayahnya musuh besar Reggie.

"Req, apakabarmu? Kau masih suka konser?" Tanya Vivian yang tidak mempedulikan Valeria yang tengah menajamkan matanya. Req tersenyum dan menggelengkan kepalanya, alisnya di angkat menampakan dia itu tengah mengaktifkan mode gantengnya.

"Tidak, Ekhem! Aku sedang berlibur disini, ya melepas penat, kau tau kan? Pekerjaan di kantor papi, uh... mantap, berat sekali" Vivian tersenyum, kemudian ia menatap wanita yang ada di samping Reqza.

"Kau, Emmh..." kerling mata Vivian menunjuk ke arah Valeria.

"Aku Valeria, kau tidak mengenalku! Tapi aku tahu, kita satu sekolah, beda jurusan! Mungkin kau jurusan terminal, aku jurusan ke luar kota" jawab valeria ketus. Req mendelik. Ia mengingat catatan grandfa, wanita ketus tanda ia cemburu siwer! Sudah tidak buta lagi.

LEXANDER WILLZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang