Lexander 3

15.5K 253 27
                                    

Lex datang ke rumah Lerryn, anak itu tengah menyantap makan malamnya, Lex tersenyum pada Lexa dan mengecup puncak kepalanya penuh sayang, Lex Selalu suka aroma Lexa yang berbau strawberry.
"Daddy, Lexa senang tinggal disini... eyang sangat baik" ucap Lexa. Lex tersenyum, ia mengangguk dan menatap mommynya.

"Mom, jangan terlalu manjakan anak ini ya? Kelak jika kau memberikan segalanya, dia akan meminta tidur berisiknya, di temani" Lexa terkekeh.

"Aku tidak mengorok daddy!" Bantah Lexa.

"Memang tidak, kau tidak ngorok! Tapi mengigau, Lauren! Kau jangan ajak Lexa menonton film horor, dia nanti jadi penakut sepertimu" ucap Lex. Lauren tersenyum.

"Aku sedang menonton film itu, dan Lexa datang jadi mau tak mau kita menonton iya kan?" Tanya Lauren. Lexa mengangguk dengan lucu.

"Daddy akan pukul hantunya jika berani datang," ucap Lex, padahal sebenarnya lex memang penakut. Lerryn hanya menggelengkan kepalanya.

"Tadi kau kemana Lex? Ruanganmu gelap! Dad kira kau tidak masuk?" Ucap Lucas.

"Ada di dalam, sedang-, sedang meeting! Ya, meeting penting dad!" Jawab Lex, Lauren dan Lexa kembali makanan, lex duduk dekat dengan Lucas.

"Dadd sudah urus surat-surat semuanya, dan jika ingin gagal kau tak usah hadir di persidangan besok," mereka tersenyum penuh kemenangan.

"Talaknya bagaimana?" Tanya Lex.

"Sudah di selesaikan Lex, dan jangan biarkan Zia datang juga besok! Jadi akan ada mediasi kembali" ucap Lucas. Lex mengangguk, kemudian ia mengajak Lexa pulang namun Lexa menolak keras.

"Daddy, sehari lagi saja ya?" Mohon Lexa.

"Lexa, daddy sendiri di rumah tanpamu, Ayolah! Daddy lelah sayang" Lexa menggelengkan kepalanya, matanya terarah pada Lerryn yang tersenyum.

"Ah mom! Ayolah,," ucap Lex.

"Biarkan Lexa disini lex, mommy melihatmu disana, di wajah cantiknya saat kau seukuran Lexa, benar kan, Luc?" Tanya Lerryn pada suaminya.

"Kami sangat merindukan Lex kecil, yang suka blueberry" ucap Luc dan Lerryn yang mencubit pipi lexander. Di rumah itu terasa hangat, dengan adanya Lexa yang mengisi. Lex pun pulang, ia tak menginap, dan di tengah perjalanan ia merindukan seseorang. Lex berbelok ke arah rumah istrinya, dan apa yang selanjutnya ia lihat.

Zia turun dengan seorang pria yang ia ketahui jelas! Pria itu adalah pengacaranya Zia. Ia geram, tangannya mengetat kuat ke stir mobilnya. Setelah si pengacara itu pergi, Lex menekan klakson terus menerus hingga di halaman rumah Zia itu sangatlah bising.

"Ikut denganku!" Pinta Lex dengan membentak.

"Tidak! Tidak akan," jawab Zia kembali.

"Ikut Zia atau aku robohkan rumahmu ini" ancam Lex.

"Kau pengancam yang baik, dan jug-,"

"Ikuti Perintahku dan keinginanku, Zia!" Zia menarik napasnya kembali. Tatapan mata Lex benar-benar tajam seperti pembunuh. Zia merasa khawatir pada dirinya sendiri.

"Dia pengacaraku, Lex!" Ucap Zia mencoba menjelaskan, Lex terkejut dengan apa yang di ucapkan Zia setidaknya Zia tahu mengapa dirinya marah padanya.

"Aku tahu, tapi aku ingin kau masuk!" Ucap Lex dengan menggiring Zia masuk kedalam mobilnya. Zia mau tak mau masuk kedalam mobil Lex dan Lex membawanya ntah kemana. Lex tak bersuara sama sekali, Zia mulai sedikit khawatir dengan posisi dirinya, ia melajukan mobilnya ke arah apartementnya dan benar! Lex membawa Zia istrinya itu ke apartement.

LEXANDER WILLZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang