Malam di kediaman Lexander. Jelly bersandar di dada bidang milik Lex, pria kasar dan tampan ini tengah mengusap lengan atas Jelly dengan halus. Jelly memainkan jari jemarinya di perut berbentuk kotak-kotak itu, mereka masih dalam keadaan telanjang dan hanya tertutup selimut tebal berwarna abu-abu.Mereka diam,tidak saling berbicara hingga Jelly memulai perbincangannya.
"Lex, apa kau bisa bersikap romantis?" Tanya Jelly. Lex masih dalam pikirannya sendiri."Lex!?" Jelly menggoyangkan tubuh pria di sampingnya itu.
"Apa Jelly?" Tanya Lex datar.
"Ya ampun! Aku sedang bicara denganmu, kau memikirkan apa?" Tanya Jelly.
"Kau bertanya apa?" Tanya Lex,Jelly bangkit dan menatap Lex lekat-lekat.
"Tuan Lexander, aku bertanya begini! Apa kau bisa romantis?" Tanya Jelly gemas. Lex menatap dingin pada Jelly dan kemudian menjawabnya.
"Tergantung," Jelly berharap Lex mengatakan hal yang panjang lebar namun nyatanya dia tetap saja datar, seperti aspal jalan tol.
"Tergantung, jadi bisa ya?" Harap Jelly. Lex memutar bola matanya, kemudian ia berbaring dan berbalik tidur memunggungi Jelly.
"Jangan berharap lebih, ingat saja kata-kata itu" Jelly terdiam, ia mulai terbiasa dengan sikap dingin Lexander.
"Hey! Kau tak boleh memunggungiku!" Jelly membalik tubuh Lex, dan kemudian segera memeluknya,dan tidur dalam pelukan pria itu. Lex tak protes sama sekali, ia memeluk Jelly kemudian tak lama Jelly mulai mendengkur halus, dan Lex masih membuka matanya.
Sudah ku perlakukan kau dengan tidak baik, kau malah tetap begini dan mendekati aku, apa yang kau harapkan Jelly? Aku merasakan kau seakan menantangku,
Lex berpikir keras, hubungan yang ia jalani dengan Jelly tak terikat, namun sebisa mungkin Lex harus tetap memperlakukannya seperti halnya wanita yang dekat dengannya, dia tak boleh jatuh cinta pada Jelly begitupun Jelly, dia tak boleh jatuh cinta pada dirinya sebab Lex merasa dirinya tak pantas untuk berkomitmen,bahkan setelah bosan Jelly akan menjadi korban selanjutnya.
Ingatkan aku, kami hanya terikat oleh pekerjaan saja, tidak dengan hubungan tidak penting ini.
Batin Lex menegaskan.Req datang menemui Valeria, Valeria kini sedang berada di kamarnya, ia tertidur! Dia merasa tubuhnya tidak seimbang, dalam arti, Valeria sedang demam itu menurut pandangan orang tuanya, namun menurut Valeria sendiri ia terinfeksi racun Lexander. Dua kali sudah ia terinfeksi ketika berada di Amerika dan Lex menciumnya. Oh!! Valeria tak mau membayangkan hal manis itu, masih terasa desiran darah mengalir dan bergejolak di dalam dirinya.
Req datang ke kamar Valeria, dengan hati penuh ke khawatiran. Lolita, ibu Valeria mengatakan bahwa Valeria berada di kamarnya dan kurang enak badan. Req kacau kemudian. Valeria yang sedang terbaring terkejut dan membuka matanya perlahan.
"Kau mengagetkanku Req!" Ucap Valeria lemah. Req kemudian tidur di samping Valeria dan memeluknya, meletakan kepala Valeria dengan lembut di lengannya.
"Gara-gara aku ya, kau jadi sakit begini" Req mengusap lembut puncak kepala Valeria.
"Kenapa kau yang merasa bersalah Req? Aku hanya demam biasa mungkin karena masuk angin" Valeria menenggelamkan wajahnya di dada Reqza.
"Hangat." Ucap Valeria. Req tersenyum kemudian mengecup puncak kepala Valeria dengan sayang.
"Aku Menyayangimu, seharusnya kau tak pulang dengan Lex, maaf jika aku main pergi saja, Valeria tapi aku-" ucapan Req terhenti. Valeria mendengkur halus di pelukan Reqza.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXANDER WILLZIE
RomanceTamat! Lex seorang pria keturunan orang tampan dengan kisah cinta yang begitu berliku. Mencintai Bukanlah keahliannya namun menikmati wanita adalah keahlian sesungguhnya. Bercinta, menikmati hidup dengan kesuksesan yang sudah dalam genggaman membua...