L&R 37

5.2K 194 9
                                    

"Isssh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Isssh... Lex! Aku menyukaimu yang seperti ini!" Ucap Zia menunjuk foto Lex dengan rambut gondrong nya. Lex tersenyum, ia memeluk Zia yang tengah melihat ruang kerja Lex di apartemennya.

"Tadinya aku akan potong rambut, tapi jika kau suka aku begini, Yasudah tak usah jadi... lagi pula aku tak ingin terlalu tampan, nanti bagaimana denganmu?" Jawab Lex dengan percaya diri.

"Aku kenapa?" Tanya Zia.

"Jika aku lebih tampan dari sekarang, aku akan lebih banyak menguras batinmu," Zia tersenyum.

"Kau seperti ini saja sudah menguras batinku Lex," Lex memeluk Zia,

"Harus di kuras, agar cintamu tetap suci untukku, Zia" Zia menotos bahu Lexander.

"Sudah di ambil berkas perkaranya?" Tanya Lex. Zia mengerutkan dahinya.

"Perkara apa?" Tanya Zia.

"Berkas perkara persetujuan kerja sama antara Lexander dengan Jelly" Zia tersenyum.

"Sudah di tanganku" jawab Zia santai.

"Kau cemburu tidak jika nanti aku bertemu dengannya, atau meeting dengannya?" Tanya Lex seraya berjalan menuju pintu keluar apartementnya.

"Aku tidak pernah cemburu Lex, tenang saja" jawaban Zia begitu tegas, Lex menyukai karakter wanita di hadapannya.

"Tunggu, jangan cepat-cepat!" Ucap Lex kembali menarik tangan Zia.

"Apa lagi Lexander?" Tanya Zia dengan delikan mata indahnya. Lex memajukan tubuhnya dan mengecup kening istrinya itu.

"Aku Menyayangimu" tatapan mereka bersatu. Zia tersenyum dan membelai wajah suaminya itu.

Sesampainya di kantor mereka saling melempar senyuman dan di lobby Jelly sudah menunggu Lex, ia melihat Lex menggenggam tangan Zia dengan erat. Zia terdiam dengan apa yang ia lihat! Dan ia hendak melepas genggaman tangan Lex namun Lex menahannya.

"Kurasa, aku tidak mengadakan pertemuan hari ini nona Jelly?" Sejak kemarin Lex berlaku formal pada Jelly, dan jelly hanya bisa tersenyum.

"Ada yang harus kita bicarakan Lex, ini penting!" Ucap Jelly dengan raut wajah penuh keyakinan bahwa Lex akan menurutinya.

"Katakan!" Jawab Lex dengan datar. Zia hanya tertunduk, Zia mengatur napasnya dengan baik, walaupun ia rasa dadanya serasa sesak.

"Hanya kita Lex, penting!" Ucap Jelly dengan penekanan.

"Tidak ada kita, selama ada kami" Lex mengeratkan genggaman tangannya. Zia merasakan remasan itu begitu kuat.

LEXANDER WILLZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang