Lex tak ingin kembali ke rumahnya, tak ingin terbelit status pernikahan dengan Zia, ia inginkan Jelly namun Jelly tetap menolak. Ia lebih memilih pergi menjauh, mungkin beberapa tahun sampai Zia sendiri lelah menunggunya. Pekerjaannya ia tetap kerjakan walau semua di kirim lewat e-mail dan beberapa di kirim oleh pekerjanya ke Roma. Kini ia tak tahu Jelly berada dimana, ntah benar atau tidak ia akan menikah dengan orang lain, rasa Lex tak ingin tahu itu. Dan jujur ia sangat rindu dengan keluarganya namun apa daya, ia memang belum siap menjadi suami atau apalah itu.
Hari hari Lex lakukan dengan bekerja tanpa henti berharap ia akan melupakan Jelly yang pergi ntah kemana, ia lelah! Ia malas memulai cinta kembali, Vanezia? Tetap bukan wanita itu dambaannya.
Dua bulan sudah berlalu, Lex memantau semuanya melalui orang orang suruhannya, kegiatan Zia tiap harinya ia sudah tahu, tak ada yang bisa Lex salahkan, Zia benar-benar menjaga statusnya sebagai seorang istri Lexander. Keluarganya silih berganti menemani Zia. Hingga hari Lex mulai tergerak, ia ingin menemuinya dan mengatakan kita berpisah saja, namun apakah keputusannya benar? Mengenal dirinya sendiri ragu akan hal itu.
Menikah benar-benar hal yang rumit. Itulah yang ada di pikiran seorang Lexander.
TING!!!
suara bel apartement Lex yang berada di Roma berbunyi, ia berpikir mungkin orang suruhannya yang datang membawa setumpuk pekerjaan untuknya.Lex bangkit, ia segera membuka pintu apartement dan alangkah kagetnya ketika seorang wanita berdiri tegak dan segera menamparnya.
PLAAAAK !!!!
Lex memengang pipi berjambang nya yang terasa panas akibat tamparan itu.
"Pria macam apa kau ini? Kau melepas tanggung jawabmu sebagai suami Hah?!" Lex segera menari tangan Zia masuk ke dalam, agar tidak di dengan orang lain.
"Kau ini apa-apaan, datang langsung saja menampar ku, tak bisakah kau lembut sedikit, memeluk atau menangis karena aku tak pulang pulang?! Ini malah menampar ku seenaknya begini, sakit tahu!" Protes Lexander.
"Kau kira aku wanita bodoh yang tak bisa menemukan suaminya? Enak saja, tadi kau bilang apa? Memeluk atau menangis? Untuk pria macam kau? Buang-buang air mata saja!" Balas Zia.
Lex menatap wanita di depannya dengan kesal.
"Kau mau menamparku? Ayo tampar!" Zia mendekatkan pipinya ke arah Lexander namun Lex malah pergi dan duduk di sofa."Aku acungkan jempol dengan semua kebohongan mu Zia, terutama pada keluargaku, kau memang istri terbaik, namun sayangnya aku tak menginginkanmu" jawab Lex dengan nada yang datar.
"Memangnya kau pria yang aku inginkan? Malas sekali menginginkan pria tidak bertanggung jawab sepertimu!" Lex mendelik kesal.
"Berhenti berbicara, kau berisik!" Sergah Lexander. Zia duduk
Di sebelah Lex dan ia melipat tangannya di dada, kemudian tatapan tajam terarah pada suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXANDER WILLZIE
RomansaTamat! Lex seorang pria keturunan orang tampan dengan kisah cinta yang begitu berliku. Mencintai Bukanlah keahliannya namun menikmati wanita adalah keahlian sesungguhnya. Bercinta, menikmati hidup dengan kesuksesan yang sudah dalam genggaman membua...