L&R 39

4.8K 183 12
                                    


Req tengah mengajak Vale menuju ke suatu tempat,
"Kita kemana?" Tanya Vale

"Kemana-mana hatiku senang asal ada kamu disini, di sampingku, bersamaku, cintaku" ucap Reqza. Valeria terkekeh.

"Mengapa kau lebay wahai kekasihku" Req membalas ucapan puitis itu.

"Karena aku cinta kau marisol!" Ucap Reqza.

"Wipol? Emang aku pembersih toilet?"

"Marisol Vale, marisol...!" Valeria mendelik kesal.

"Mau apa ajak kesini?" Tanya Valeria.
Req mencari seseorang dan menemukannya,

"Tuh," tunjuk Req pada bangku yang ada di pojok, seorang wanita duduk disana, dan Valeria segera menutup wajahnya dengan daftar menu.

"Itu kan Jelly! Kau mengapa langsung menemuinya? Kita kam akan jadi mata-mata! Bagaimana sih?" Ucap Valeria panik.

"Mata-mata, ah aku malas! Jadi aku suruh orang lagi untuk menjadi mata-mata Jelly, dan mereka akan melaporkannya padaku, aku pintar kan?" Tanya Reqza. Vale menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Valeria.

"Kita akan menunggu, Jelly tengah menunggu seseorang, ntah siapa? Kita lihat saja" Req memesan makanan. Valeria menggelengkan kepalanya, jadi mata-mata apa masih bisa pesan makanan sesantai itu? Pikir Valeria dalam batinnya.

"Bertemu siapa? Apa jangan-jangan bertemu dengan Lex?" Tanya Valeria.

"Tidak mungkin, Lex mana mungkin mau menemuinya, Lex menghindarinya Vale, ia sedang berusaha untuk dapatkan Zia," ucap Reqza serius.

"Kau tahu sekali tentang Lex," ucap Valeria.

"Bukan tahu, tapi.. memang begitulah kami, apa yang kami mau harus kami dapatkan! Setelah itu, urusan masalah... nanti akan beres dengan cepat, jangan sampai seseorang lari dan membuat kami menyesal" Valeria mengerutkan dahinya.

"Seperti kau yang menginginkan aku, menikah, dan masalah Clear? Mudah sekali Req! Tapi tetap aku masih kesal Padamu!"

"Yang penting, kau milikku Vale" jawab Reqza cepat. Mereka tak membahas apapun lagi, Req menyantap makanannya begitupun Vale, hingga apa yang ia lihat cukup mengagetkan. Jelly bertemu dengan seorang pria. Req mengisyaratkan untuk orang suruhannya mengabadikan moment itu, segera mencari tahu siapa pria itu.

"Aku tidak ingin ada Lex selanjutnya, cukup aku Zia! Terbuang, tanpa terakui, kepribadian ku, dan segalanya, terbentuk karena rasa benci ku pada ayahku sendiri" Lex menggenggam tangan Zia, menatap Zia dan mencari ketenangan bersama Zia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak ingin ada Lex selanjutnya, cukup aku Zia! Terbuang, tanpa terakui, kepribadian ku, dan segalanya, terbentuk karena rasa benci ku pada ayahku sendiri" Lex menggenggam tangan Zia, menatap Zia dan mencari ketenangan bersama Zia.

"Bukan kau saja Lex, aku ingin yang terbaik.. tapi memang rintangannya di depan mataku, Lex aku ingin percaya, tapi aku melihat kau melakukannya, dengan Jelly bahkan di depan mataku, Lex-,"

"Sttt, cukup Zia... aku tahu aku salah, apa yang aku lakukan semua salah! Aku pria brengsek, dan si brengsek ini inginkan cinta dari wanita baik-baik sepertimu, Pantaskan Zia aku berharap cintamu? Aku sudah jatuh Zia, kau merubahku." Lex kembali rapuh.

"Lex aku tak merubahmu, kau beradaptasi denganku, aku memang bukan wanita yang berani seperti wanitamu sebelumnya, bahkan istri macam apa aku ini menahan hasratmu, aku pun tidak baik-baik Lex, maaf jika selama ini aku belum memberi kepercayaan atas seluruhnya, seluruh hidupku dan jiwaku Padamu, aku hanya ingin benar-benar yakin, jika kau, hanya kau, dan kau yang pertama dan terahir"

Lex merasa berat dan sesak.
"Aku tak pedulikan penyerahan dirimu Zia, kini yang aku pedulikan, kau tetap disini, jangan pergi dan tetap tinggal denganku" ucapan Lex seakan memohon, Zia hendak meminta izin untuk kerumah orang tuanya, namun Lex masih membujuk dan mempertimbangkan kepergian Zia.

"Aku masih menunggu ijinmu Lex, aku tidak marah, dan kepergianku ini hanya untuk bertemu orang tuaku, kau mengijinkannya?" Tanya Zia.

"Aku merasa kau menghindariku secara perlahan Zia" Zia tersenyum.

"Agar terbiasa kembali Lex" lex ingin sekali marah, Zia terus berkata apapun agar aku terbiasa, jelas sulit! Zia sudah mengisi kepala dan hatiku, terbiasa tanpanya? Seakan dia berpersepsi bahwa isi perut Jelly benar-benar darah Lex

"Lex, aku masih menghargai mu sebagai suami, dan meminta izin darimu" ucap Zia.

"Aku akan mengantarmu, besok! Tidak sekarang" ucap Lex tegas. Lex bangkit, kemudian pergi dari hadapan Zia. Lex terlihat murung.

Aku Merindukanmu Lex...
batin Zia. Zia sengaja, menghindar dari Lex, Lex terlihat rapuh mungkin karena Zia Disampingnya, atau memang Lex memiliki rencana lain? Ntahlah! Lex tak dapat ditebak. Zia masih berada di sofanya dan menatap ponselnya.

LEXANDER WILLZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang