Langkah 2

472 23 9
                                    

Lora baru saja akan memasuki
kelas, tapi tiba-tiba...

"Lora kan?" tanyanya, Lora hanya melirik sekilas lalu melangkahkan kakinya memasuki kelas, menghiraukan pertanyaan itu.

"Kamu Lora kan?" tanyanya lagi memastikan.

"Uda lupa sama muka teman sendiri Ryl?" tanya Lora balik. Pasalnya ini masih pagi dan Beryl telah merusak mood nya.

"Beneran Lora ternyata, kukira kembaran Lora. Soalnya kan Lora gak pernah datang secepat ini"

"Emang aku punya kembaran Beryl?" tanya Lora jengah, Beryl terkadang aneh.

Lora yang masih mengantuk meletakkan tangannya ke atas meja lalu menjatuhkan kepalanya. Saat ia ingin tertidur sebuah suara mengagetkannya.

 "PAGI SEMUANYA!!!" teriak seorang laki-laki di ambang pintu dengan seragam sekolah yang acak-acakan.

Mood Lora benar-benar hancur sekarang, dengan penuh amarah dia bangkit dan berteriak dengan suara yang lebih kencang dari lelaki tadi.

"BERISIK!!!!!!"

Sontak seluruh penghuni kelas terdiam, kecuali lelaki tadi yang memasang wajah pura-pura terluka lalu berjalan menghampiri Lora.

"Pagi Lora" sapanya dengan senyum lebar.

Lora hanya bergumam lalu kembali berniat tidur, namun tiba-tiba buku paket fisika dan biologi yang tebalnya melebihi novel Rindu karya Tere Liye yang pernah dibacanya telah tergeletak di atas meja, menghalanginya tidur.

"Apaan sih?"

"Jangan tidur Lora, mendingan kamu liatin muka aku yang ganteng ini"

"Amit-amit"

Lora yang tak bisa tidur lagi mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas lalu menautkan kedua alisnya, bingung.

"Kamu lihat Beryl nggak?" tanyanya pada Anson yang entah sejak kapan duduk di kursi kosong sebelahnya sambil memainkan HP.

"Tadi dia ke kantin katanya. Lapar" ucap Anson yang masih fokus ke HP nya.

"Aku lupa belum sarapan!" pekik Lora bangkit dari duduknya.

"Memangnya kenapa? Sekali nggak sarapan gak akan ngebuat kamu mati kali Lor" balas Anson seraya memasukkan HP nya ke kantong celana abu-abunya.

"Masalahnya aku punya lambung Ans"

"Semua orang punya lambung kali Lora"

"Maksud aku penyakit lambung parah Anson, upacara lagi hari ini"

"Ya uda kalo gitu kamu bolos upacara aja ke kantin biar bisa sarapan"

"Aku gak berani Anson, lagian juga nanti guru pasti ke kantin, ngecek siapa aja yang gak ikut upacara"

"Jadi sekarang gimana?" tanya Anson serius.

"Ya uda aku tahan aja" ucap Lora lalu melangkahkan kakinya keluar jelas karena upacara akan segera di mulai.

"Kamu yakin sanggup nahan?" tanya Anson lagi sambil menyamakan langkah kakinya  dengan Lora.

"Nggak apa, aku sanggup"

Kelas mereka lumayan jauh dari lapangan upacara letaknya. Akhirnya mereka tiba di lapangan upacara. Lora yang sedari tadi mencari Beryl akhirnya bisa bernapas lega karena Beryl berdiri tak jauh dari tempatnya saat ini. Langsung saja ia ingin menghampiri Beryl yang berada di barisan depan, namun langkahnya terhenti karena seseorang yang menarik tangannya.

"Kamu kenapa narik aku?" tanyanya.
 
"Jangan berdiri di depan Lora, panes banget hari ini. Lagian kamu belum sarapankan? Kalo kamu pingsan bisa repot" ujar Anson.

Kembali [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang