Beryl melangkahkan kakinya terburu di koridor, meski bel masuk masih 5 menit lagi ia berjalan seolah dikejar oleh kecoa mode terbang. Panik. Beryl bukan tipe orang yang berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali, bukan pula tipe orang yang terlambat berangkat ke sekolah. Semalam ia mati-matian membuat pr fisika yang membuatnya berceloteh ria sendirian. Merutuk soal yang baginya nyaris tak masuk akal. Bayangkan, ia disuruh menghitung kecepatan sebuah batu yang jatuh dari puncak menara, bukannya khawatir jika batu tersebut mengenai seseorang yang berada di sekitar tempat jatuhnya. Dan akhirnya setelah perjuangan panjang, ia menyelesaikan pr fisikanya, meski tak yakin seluruh jawabannya benar. Ia tidur jam 12.46 yang otimatis membuatnya bangun kesiangan.
"Aduh duh" karena asik melamun, Beryl akhirnya menabrak seseorang, otomatis tubuhnya terpental kebelakang, walaupun tak terlalu jauh tapi tetap saja rasanya sakit. Sejenak Beryl teringat adegan-adegan sinetron yang adiknya sering tonton.
"Kamu gakpapa?" tanya orang itu. Hebatnya orang itu tak ikut terjatuh seperti Beryl. Authornya gak adil -_- batin Beryl.
Dengan cepat dia mendongkak. Ingin melihat orang mana yang menabraknya.
"Ashvath kan?" tanya Beryl, membalas pertanyaan dengan pertanyaan.
"Iya, kamu gakpapa?" tanya Ashvath lagi
"Gakpapa sih, cuman sakit dikit""Berarti sakit, mana ada sakit yang gakpapa" balas Ashvath dengan senyumnya, lalu mengulurkan tangannya. Berniat membantu Beryl berdiri.
Beryl hanya diam, tak membalas ataupun menolak. Ia hanya terpaku pada uluran tangan Ashvath.
"Ryl?" tanya Ashvath lagi
"Eeh, gakpapa kok, aku bisa bangun sendiri" sejenak dia merutuk mulutnya yang tiba-tiba gagap. Sungguh, ini bukanlah Beryl.
"O-oh, oke"
"Aku permisi ya" ucap Beryl setelah berjuang untuk bangkit. Ashvath hanya membalas dengan anggukan, tersenyum sekilas lalu kembali melangkahkan kakinya. Beryl memperhatikan semua gerakan Ashvath.
"Oh my, telat!" Beryl lagi-lagi melangkahkan kakinya terburu. Ia berlari dengan segenap tenaga yang dipunya. Ketika kelasnya perlahan terlihat, ia memelankan laju larinya.
"PAGI SEMUA!!" dengan penuh penghayatan dia berteriak, mengagetkan beberapa siswa yang tengah membuat pr fisika.
"Hayoo, belum buat pr. Ckckck" Beryl malangkah santai. Guru belum memasuki kelas, tau gini aku gak bakalan mau lari tadi, nabrak orang lagi batin Beryl lagi.
"Pak Rizky mana Ra? Kok belum masuk sih?" tanya Beryl sembari duduk di samping Lora.
"Aku gak tau Ryl, paling bentar lagi masuk kok" jawab Lora sembari mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya.
Beryl hanya diam. Ia mengingat peristiwa tadi, ketika ia menabrak Ashvath. Entah kenapa dia merasa sedikit gugup ketika Ashvath mengulurkan tangannya.
"Ryl" panggil Lora memecah lamunan Beryl
"Iya?" jawab Beryl singkat
"Nanti kita ke kantin bareng Anson ya"
Beryl hendak menjawab ketika sebuah suara tiba-tiba menghentikannya.
"Pagi anak-anak, maaf saya telat" ujar Pak Rizky mamasuki kelas.
Lora dan Beryl otomatis memusatkan pandangan ke depan. Satu persatu murid di absen oleh Pak Rizky. Hingga pada suatu nama, Pak Rizky berhenti lantaran tak ada yang menyahut
"Leandro Anson Thedeus? Kemana orangnya?"
Diam. Tak ada yang tahu kemana Anson,
Pak Rizky hanya diam mengamati seluruh penjuru kelas. Terdiam sebentar lalu kembali melanjutkan proses mengabsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali [T A M A T]
Teen FictionIni tentang Lora. Seorang gadis yang hanya ingin hidup dengan damai di SMA. Menjalani kehidupan biasa yang melibatkan orang biasa. Namun, karena seorang cowok yang tiba-tiba datang dalam kehidupannya, rasa biasa yang selama ini membuat Lora nyaman...