Langkah 7

237 17 0
                                    

"Ada harga yang harus dibayar untuk secuil kebahagiaan, dan harga itu jauh lebih besar dari pada yang kau kira"

◾◾

"Halo Ra? Ken-"

"Tolong... tolong jemput aku. Sekarang. Tolong, hiks"

"Ada apa Ra? Tenangkan dirimu dulu"

"Ibuku... ibuku di rumah sakit Ans. Tolong, jemput aku. Aku membutuhkanmu" ujar Lora tersendat karena tangisnya, dia berbalik, dan tak sengaja dia menyenggol sebuah vas bunga dan mengakibatkan vas bunga itu terjatuh dan pecah berkeping-keping.

Anson yang mendegar suara benda diiringi pecahan sesuatu berseru panik "Oke oke, aku ke rumahmu sekarang. Jangan bertindak gegabah" ucap Anson lalu menutup sambungan telponnya. Dengan terburu Anson memutar arah kemudi mobilnya, berbalik menuju rumah Lora.

Sedangkan Lora masih menatap kosong ponselnya, dengan tergesa dia bangkit, dan hal itu mengakibatkan pecahan vas bunga menancap ke kakinya. Lora hanya meringis, lalu bangkit. Mengabaikan rasa sakit di telapak kakinya dan berjalan ke teras rumahnya. Kabar yang diterimanya membuatnya menghiraukan rasa sakit yang bersumber dari kakinya.

Lora terpaku menatap pagar rumahnya yang terbuka, tangisnya semakin pecah kala melihat mobil Anson memasuki pekarangan rumahnya.

Sedangkan Anson yang baru saja turun dari mobil mendadak semakin panik karena melihat kaki Lora yang bercucuran darah. Dengan setengah berlari, dia menghampiri Lora.

"Antar aku Anson. Cepat" ujar Lora masih dengan air mata yang menghiasi wajahnya.

Anson menggeleng tegas.

"Kita akan pergi setelah aku mengobati lukamu" ujar Anson tegas.

Lora menggeleng. Dia berusaha pergi namun Anson menghalanginya.

"Pergi dari jalanku Ans. Aku memanggilmu bukan untuk mengobati luka ku, namun untuk mengantarku!" Lora berseru. Masih dengan air mata.

"DENGAR KATA KU LORA! KENAPA KAMU SANGAT KERAS KEPALA?!" bentak Anson pada akhirnya. Sungguh dia khawatir melihat pecahan beling yang menancap di kaki Lora.

Lora hanya terdiam di tempatnya. Tanpa di sadarinya, air matanya mengucur semakin deras. Anson hanya mengacak rambutnya. Frustrasi. Kenapa Lora sangat keras kepala?

"Kamu tak ingin kan Ayahmu khawatir melihat lukamu? Kita obati dulu lukamu oke?" Anson menjelaskan, dengan suara yang lebih lembut.

Akhirnya Lora mengangguk. Anson tersenyum lega. Dia menghampiri Lora. Hingga ketika di telah di hadapan Lora, dia berjongkok.

"Naik ke punggungku Ra, kamu sedang terluka"

Lora hanya mengangguk dan naik ke punggung Anson. Kemudian Anson bangkit dan memegang kedua tangan Lora yang diletakkannya di leher Anson.

Anson menuju ruang tamu, dan mendudukkan Lora di salah satu sofa. Dengan tergesa dia bangkit dan mencari kotak P3K dan sebuah wadah untuk menampung pecahan beling yang tertancap di telapak kaki Lora. Hingga ketika dia telah menemukannya dia  langsung menghampiri Lora. Anson dengan telaten mencabut beling yang tertancap, membersihkan darah Lora dengan kain, menuangkan beberapa tetes alkohol di sebuah wadah berisi air, mencelupkan kaki Lora ke dalamnya, membersihkannya.

Kembali [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang