Langkah 20

155 11 6
                                    

"Masa lalu dan masa depan itu layaknya langit dan bumi. Berpasangan, namun berbeda. Bumi tak akan sama bila tanpa langitnya, begitupun dengan masa lalu, hidup di masa depan akan terasa menoton tanpa masa lalunya. Hidup juga tak akan berjalan bila tanpa bumi, sama halnya dengan masa depan. Masa lalu tidak akan ada bila tanpa masa depan. Mereka berdampingan, meski tak sama. Selamanya."

◾◾◾

"Efa?" tanya Anson mengucap nama lain Lora.

Lora menoleh, tersenyum lalu mengangguk.

"Dulu, aku dengan percaya dirinya memperkenalkan diriku dengan nama itu, tapi sekarang aku bahkan nyaris lupa siapa sosok Efa" balas Lora memejamkan matanya sebentar.

"Lora" panggil Anson pelan.

"Ya?" tanya Lora masih dengan mata yang tertutup.

"Kemana Gaelen saaat kamu di bully?" tanya Anson, namun Lora bungkam.

Sesaat kemudian, gadis itu kembali membuka matanya dan menoleh kepada Anson.

"Emory jauh lebih pintar, dia menghasut Gaelen. Dia berkata bahwa aku akan merusak hubungan mereka. Gaelen yang marah akan hal itu bahkan tak peduli ketika Emory berkata bahwa dia hendak membullyku." ucap Lora.

"Apakah kamu masih menyukainya?" tanya Anson tepat menohok hati Lora.

Apakah aku masih menyukainya?

"Aku tak tahu Ans, kadang ketika aku bertemu dengannya aku masih merasakan jantungku berdebar aneh. Tapi kadang pula aku marah padanya, aku telah terlanjur kecewa ketika mengetahui sahabatku sendiri tak pernah mau peduli"

"Apa yang kamu lakukan setelah insiden itu Ra?" tanya Anson, Lora yang tengah memainkan rerumputan di situ menghentikan jemarinya.

"Itu adalah sebuah keputusan yang paling bodoh dari semua keputusan yang pernah ku buat" ucap Lora lalu terdiam sebentar.

"Aku memutus tali persahabatanku dengan mereka, Ashvath dan Gaelen. Aku tak tahu, dulu aku berpikir itu keputusan yang paling tepat, namun tidak. Karena pada nyatanya, aku telah terpengaruh oleh Emory dan kehilangan sahabatku. Ashvath orang yang baik, meski dia jahil, dia peduli padaku. Dia yang tak bersalah bahkan harus menanggung konsekuensinya" lanjut Lora.

"Karena itulah kalian bersikap tak saling kenal selama ini?" tanya Anson mengingat kejadian setahun lalu saat Gaelen mengembalikan novel Lora.

"Ya, dan itu permintaanku pada mereka. Saat itu aku tahu Ashvath bingung, dia harus memilih Gaelen, sahabatnya sedari kecil, atau aku, seorang sahabat barunya."

"Bagaimana denganmu Ans?" tanya Lora menutup ceritanya.

Anson mengernyit, pertanda tak mengerti akan pertanyaan yang di tanyakan Lora.

"Memangnya aku kenapa?"

"Apakah kamu baik-baik saja? Minggu lalu kamu dikeroyok oleh preman, kan?" tanya Lora.

"Aku baik, kamu yang membuatku sebaik ini Ra" ujar Anson serius.

"Aku tak akan tertipu lagi seperti waktu itu Ans, aku kebal dari gombalan basimu" ucap Lora mengibas tangannya seolah tengah mengusir sesuatu.

Kembali [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang