Pergi 30

154 8 2
                                    

"Jangan pernah menyesali hal yang sudah berlalu, karena itu sia-sia."

◾◾◾

Lora menatap kosong ke arah kursi paling belakang deretnya yang selama beberapa hari ini tak memiliki tuan.

Lora menghembuskan napasnya panjang, padahal Lora ingin memberitahu sebuah kamar gembira tentang dirinya.

Dokter Helios bilang, kondisi Lora membaik. Setidaknya, Lora tak perlu lagi mengkonsumsi obat yang selama ini membantunya tidur, karena sekarang sudah sangat jarang Lora terbangun dengan peluh keringat yang membasahi tubuhnya, dan Lora bersyukur akan hal itu.

Namun ketika dia hendak mengabari Anson tentang hal ini, lelaki itu malah tak bisa dihubungi.

Di telepon, tak diangkat.

Dikirimi pesan, tak di balas, dibaca saja mungkin tidak.

Terlebih dengan ketidakhadiran lelaki itu berapa hari belakangan membuat Lora bingung sendiri.

Apa yang terjadi pada Anson?

Lora akhirnya menatap kursi kosong di sampingnya. Bahkan Beryl tidak pergi ke sekolah, gadis itu tak memberitahu Lora alasannya libur.

Bosan dengan keadaan sekitarnya, akhirnya Lora bangkit dari duduknya. Karena sekarang jam kosong, Lora berfikir untuk menghabiskan sedikit waktunya di rooftoop sekolah.

Di sepanjang perjalanan, ada saja murid-murid yang menyapanya, dan sebagian besar dari orang tersebut tak dikenali oleh Lora. Terkadang pula Lora merasa aneh sendiri, sejak kejadian Gaelen yang menghampirinya saat kemah hingga tersebarnya siapa Anson dan apa hubungannya dengan Lora, banyak sekali murid yang menghampirinya, bahkan bila hanya menyapa. Sedangkan Lora yang merasa asing dengan situasi seperti itu hanya tersenyum.


Tak sedikit pula murid-murid yang menatapnya dengan tatapan merendahkan, dan Lora berusaha keras agar tidak mempedulikan mereka.


Hingga akhirnya, kaki gadis itu menapak pada rooftoop sekolah, sinar matahari menghalau Lora untuk melihat sekitar, gadis itu terdiam di tempatnya ketika dia mendengar suara seorang laki-laki.

"Nggak apa, dia baik-baik aja di sini" ucap lelaki yang sedang menelepon seseorang, Lora mengenal suara itu.

"Kondisi kamu gimana?" tanya lelaki itu setelah diam sebentar.

Sedangkan Lora dengan perlahan mulai mendekati lelaki itu, sedang apa dia di sini?

"Kapan kamu akan mengatakannya pada Lora?"

Langkah Lora otomatis terhenti ketika lelaki itu menyebut namanya, gadis itu diam di tempatnya, tak melanjutkan langkahnya.

"Baiklah, aku bisa"

"Dae?"

Lelaki itu menurunkan ponsel dari telinganya, lalu berbalik dan memandang ke arah Lora yang tengah menatapnya.

"Sedang apa kamu di sini Lora?"

Pertanyaan Daegal diabaikan oleh Lora, gadis itu berjalan melewati Daegal dan berhenti di depan pagar pembatas. Lora meraup sebanyak mungkin oksigen yang berkeliaran bebas, lalu gadis itu bicara tanpa menatap Daegal.

Kembali [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang