6.Jatuh Cinta?

4.7K 132 0
                                    

Nauvin terkekeh melihat wajah kesal Nasya.

"Naik." suruh Nauvin.

"Kemana?"

"Gue anterin pulang, daripada nunggu bus datang, bentar lagi ujan, noh liat langit udah mendung."

Nasya melihat ke atas dan yah langit sudah berubah menjadi hitam menandakan hujan akan turun sebentar lagi.

"Yaudah ayo."

Nasya menaiki motor Nauvin.

Nauvin menyalakan mesin motornya menuju rumah Nasya.

~~~

Nasya turun dari motor Nauvin, tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih dan segera memasuki rumahnya.

"Assalamu'alaikum, Nasya pul..."

"PAPAH!" ucapan Nasya terpotong ketika melihat sosok orang yang dicintainya ini berada di sofa ruang tamu. Nasya langsung berhambur ke pelukan Dani, ayahnya.

"Kangen yah sama papah," ujar Dani masih dalam posisi memeluk anaknya.

"Kangen bangetttttt."

Dani menciumi puncak kepala Nasya dan mengusap lembut kepala Nasya. Mereka menyalurkan rindunya lewat pelukan.

"Ekhem."

"Mamah nggak ikutan dipeluk nih?" sambung Tari. Ketiganya saling tatap, lalu sedetik kemudian mereka tertawa bersama.

"Hahaha."

"Kamu cepet ganti baju sana," ujar Tari.

Nasya langsung berlari menuju kamarnya dan bergegas mengganti baju seragamnya dengan baju santai.

Nasya turun menghampiri kedua orang tuanya yang berada di sofa depan tv. Mereka bertiga menonton film seraya memakan cemilan yang tersedia di meja depan mereka.

~~~

Nasya merebahkan dirinya di atas kasur. Gadis itu memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpinya.

Sinar matahari masuk ke kamar Nasya melalui celah celah gorden.

"Engh."

Nasya membuka kedua matanya.

Hari ini adalah hari minggu yang berarti sekolah libur. Nasya berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selesai mandi, gadis itu berjalan menuruni tangga untuk sarapan pagi.

"Sini sayang, sarapan dulu."

Nasya duduk di sebelah Dani. Mereka makan dengan tenang hanya ada suara dentingan antara sendok dan piring.

Setelah selesai makan, Dani pergi mengunjungi teman kerjanya yang rumahnya tak jauh dengan rumahnya.

Tari memasuki kamar Nasya dan mendapati anaknya yang sedang melamun di dekat jendela kamarnya, entah apa yang sedang dipikirkan oleh anak semata wayangnya itu.

"Kamu kenapa?" Tanya Tari lembut seraya mengusap kepala Nasya.

"Eh mamah, duduk mah."

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Tari lagi.

"Ngga apa apa mah."

"Jangan bohong, mamah bisa tau dari mata kamu sayang, cerita aja sama mamah."

"Hmmm ... Mah, jatuh cinta itu gimana sih mah?"

"Jatuh cinta itu, ketika kita berada di dekatnya, kita selalu nyaman, bahagia, ketika kita melihat dia jalan sama perempuan lain hati kita panas, kayak ada rasa untuk takut kehilangan."

"Ohh gitu ya?"

Apa gue jatuh cinta sama Nauvin? Nggak,itu nggak mungkin.

"Ceritanya anak mama ini lagi jatuh cinta yah?" goda Tari.

"Entahlah mah, Nasya bingung."

"Yaudah, jangan terlalu dipikirin. Mamah ke dapur dulu yah." Nasya mengangguk.

"Apa gue udah jatuh cinta sama Nauvin? pasalnya kalo gue di deket Nauvin entah mengapa gue terasa nyaman," gumam Nasya.

Ponsel Nasya berbunyi, membuyarkan lamunannya, Nasya bangkit dan mengambil ponsel miliknya yang berada di atas kasur. Nasya membuka pesan grupnya.

Trio Curut😎

Tania toa
Jalan uy, gabut gue

Farah kamvret
Ayo kemana nih

Tania toa
Eh sicurut satu mana?

Farah kamvret
Paling masih tidur tuh bocah

Paan?

Tania toa
Baru nongol lo

Farah kamvret
Tau nih

Hehe pis✌,ada apa?

Tania toa
Jalan kuy

Kuy lah bosen nih gue di rumah

Farah kamvret
Kemana nih enaknya?

Tania toa
Ke mall aja gimana?

Oke deh setuju

Farah kamvret
Oke deh setuju (2)

Tapi jemput gue ya:v

Tania toa
Tenang aja

Farah kamvret
Gue juga dong jemput

Tania toa
Iya iya ah

Tania toa
Tunggu situ ye, ganti baju lo pada, bentar lagi gue ke situ

Farah kamvret
Oke

Oke(2)

Nasya menuruni tangga untuk menghampiri Tari, Nasya menggunakan celana jeans panjang dengan switer warna biru dan rambut yang dibiarkan tergerai menambah kecantikannya, sepatu warna biru muda dan tas kecil warna biru muda.
Serba biru memang.

TBC!!
NauNa

NauNa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang