45.Tunangan

3.3K 74 0
                                    

2 hari kemudian...

Hari ini adalah hari dimana Nasya  dan Nauvin tunangan.

Tunangannya diadakan di rumah Nasya.

Kini Nasya tengah bersiap siap di lantai atas.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.00. Artinya waktunya sudah tiba untuk acaranya.

Nasya pun turun dengan Tari yang menggandengnya.

Nauvin begitu terpaku. Cantik. Itulah yang ada di pikiran Nauvin saat ini.

Nasya yang menggunakan dress panjang warna biru muda dengan rambut di cepol menyisakan sedikit rambut dibagian pinggirnya.

Sedangkan Nauvin menggunakan tuxedo warna hitam dengan dasi dilehernya.

Sungguh serasi.

Waktunya tukar cincin. Nauvin memasangkan sebuah cincin di jari manis Nasya begitu pun sebaliknya.

Saat acara selesai, Teman temannya pun menghampirinya dan mereka berfoto bersama.

"Cieee ... udah tunangann," goda Tania.

"Eh kita foto bareng kuy," ajak Farah.

"Kuy lah ... kenangan nih."

Mereka semua merapat ke arah panggung dan...

Cekrek

Cekrek

"Kalian nikah setelah lulus SMA nanti," ujar Dani.

"Berarti 7 bulan lagi dong om?" tanya Nauvin.

"Iyah, jangan panggil saya om lah. Kan bentar lagi kalian nikah, panggil papah aja," kekeh Dani.

"Hehe, iya om eh pah."

***

Kini Nasya sedang berada di balkon rumahnya, melihat bintang yang kini menghiasi malam menjadi indah.

Dia senang sekali mengingat tunangannya tadi pagi, rasanya ia seperti mimpi.

Drtttt drtttt

"Hallo?"

'Belum tidur?'

"Belum"

'Udah makan?'

"Belum juga"

'Makan gih,nanti kamu sakit'

"Gausah deh,aku males makan"

'Makan sayanggg'

"Ga mau"

Terdengar helaan nafas dari seberang sana.

'Yaudah tapi besok harus makan'

"Siapp bos"

Mendengar Nauvin terkekeh, ia pun ikut terkekeh.

'Tidur gih udah malem ga baik perempuan tidur malem malem'

"Ga bisa tidur"

'Aku temenin,atau aku nyanyiin kamu biar tidur'

"Boleh deh"

Nasya pun terkekeh membuat orang di seberang sana ikut terkekeh.

Nauvin pun mulai menyanyi dengan suara merdunya, Nasya pun tersenyum mendengar suara merdu dari nauvin.

Semakin lama, mata Nasya semakin sulit untuk di ajak kompromi, rasa kantuk sudah menyerangnya.

Akhirnya Nasya pun terlelap dalam tidurnya. Untung saja dia sempat pindah ke kamar, kalau tidak pasti dia ketiduran di kursi panjang yang ada di balkon.

Mendengar nafas yang teratur, ia pun mematikan telfonnya sepihak.

'Have a nice dream. love you'

***

"Cieeee yang udah tunangan cieeee," goda Tania.

Tania termasuk orang yang senang menggoda temannya. Itu adalah kebahagiaan tersendiri bagi Tania.

"Paan sih lo," jawab Nasya dan Nauvin.

"Cieee ngomong aja kompak," kali ini bukan Tania. Ini suara Rino, pacar Tania. Emang dasar, cocok dah.

"Kantin kuy lah, udah bel dari tadi. Nanti masuk keburu masuk," ajak Farah.

"Kuy lah, laper bangettt. Pengen makan," rengek Nasya.

Mendengar rengekannya, Nauvin pun mengacak rambutnya membuat si empunya mengerucutkan bibirnya.

"Is, jangan gitu," gerutu Nasya.

"Iya deh maaf, yuk kantin."

Di perjalanan menuju kantin, banyak yang membicarakan mereka.

'Wah mereka udah baikan lagi?'

'Kak Nasya sama Kak Nauvin cocok banget dehh'

'Long last kak'

'Eh ko Nasya sama Nauvin pake cincin sama ya?'

Mereka tak menghiraukan ucapan dari semuanya.

Hingga tibalah di kantin, mereka menuju bangku pojok yang memang disitu yang masih kosong.

"Pesen apaan?" tanya Rino.

"Gue bakso sama jus alpukat," ujar David.

"Gue samain tapi minumnya es teh manis aja," ujar Tania.

"Gue samain sama Tania," ujar Farah.

"Lo berdua apaan?" tanya Rino pada Nasya dan Nauvin.

"Gue samain aja sama Tania," ujar Nasya.

"Lo?"

"Gue samain sama David."

"Oke, tunggu sini."

Tak butuh waktu lama, makanan yang mereka pesan pun datang.

Mereka memakan makanannya dengan lahap.

***

"Bro, kita duluan ya." pamit Rino pada Nasya dan Nauvin mewakili teman temannya.

"Yae, hati hati semua."

Mereka semua pergi meninggalkan Nasya dan Nauvin berdua di kelas.

"Nas, yok pulang." ajak Nauvin.

"Hmm."

Nauvin menggenggam erat jemari tangan Nasya dengan lembut.

Sesampainya di parkiran, Nasya langsung menaiki motor Nauvin dan memeluknya dari belakang.

"Boleh kan, aku peluk?" tanya Nasya.

"Ya boleh dong, kan kamu tunangan aku," jawab Nauvin.

Mendengar itu, Nasya lebih mengeratkan pelukannya seakan akan tak mau melepaskannya.

Nauvi melihat wajah Nasya dari spion, terukir senyuman diwajahnya membuat Nauvin bahagia.

TBC!!
NauNa
By. arbung_

NauNa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang