"Mamah mah kebiasaan deh bikin orang kepo."
"Siapa suruh kamu kepo."
"Tau lah, Nasya ke kamar dulu." kesal Nasya.
Nasya berjalan menaiki satu persatu anak tangga yang menghubungkan menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamarnya, Nasya langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, toh ini udah sore juga.
~~~
Hari ini, cuaca tidak mendukung, mereka semua mengikuti pelajaran dengan tertib diiringi dengan hawa dingin yang menyelusup ke tubuh mereka. Hingga bel pulang berdentang menandakan pelajaran sudah berakhir hari ini.
"Bro, gue sama Tania duluan ya," ujar Rino.
"Gue sama Farah juga pamit pulang dulu takut kehujanan," ujar David.
Tinggalah mereka berdua di dalam kelas.
"Ayo, Nas pulang keburu hujan."
Nasya mengangguk. Mereka pun berjalan menuju parkiran motor.Langit tengah bersedih kali ini, hujan turun sangat lebat disertai angin yang cukup kencang.
Mereka masih berada di parkiran motor.
"Pulangnya nanti ya, kalo hujannya reda."
Nasya mengangguk.
Nasya kedinginan sekarang, Nauvin melihat Nasya sedang menggosok gosokkan telapak tangannya.
"Dingin?"
Nasya mengangguk.
Nauvin mendekat ke arah Nasya dan menarik Nasya ke dalam dekapannya.
Hangat. Itulah yang dirasakan Nasya saat ini.
"Maaf, aku nggak bawa jaket, jadi sementara gini dulu gapapa kan?" Nasya kembali mengangguk.
Hujan turun cukup deras, Nasya menguap berkali kali, Nauvin merasa tubuhnya berat, ternyata Nasya tertidur dalam dekapannya.
Nauvin mempererat pelukannya memberi kehangatan untuk Nasya, walau sebenarnya dirinya juga kedinginan. Tapi bagi Nauvin, Nasya lebih penting dari dirinya sendiri.
Mereka berdua menunggu di parkiran motor. Beberapa siswa yang belum pulang merasa iri dengan Nasya yang diperlakukan manis oleh Nauvin.
Hingga hujan mulai reda.
"Sayang?" Belum ada jawaban dari Nasya.
"Sayang? pulang yuk." Nauvin mengusap kepala Nasya, Nasya yang merasa terganggu akhirnya bangun.
"Enghh ... hujannya udah berenti?"
"Hoammmm."
"Masih ngantuk ya? pules banget tidurnya," kekeh Nauvin.
"Hehe nggak sengaja," ujar Nasya menampilkan deretan giginya.
"Gapapa, yaudah yuk pulang." Nasya mengangguk.
Nauvin menjalankan motor dan melaju meninggalkan sekolah mereka.
Sepanjang perjalanan pulang tidak ada yang membuka suara hanya keheningan yang menyelinap diantara mereka, Nasya yang masih mengantuk menyenderkan kepalanya dipunggung Nauvin dan melingkarkan tangannya dipinggang Nauvin.
Nauvin yang merasakan itu merasa senang dan membiarkannya seperti itu karena Nauvin tau Nasya masih mengantuk.
Sesampainya di rumah.
"Hoammm."
"Makasih ya," ucap Nasya dengan mata sayunya.
"Sama sama, kamu langsung tidur gih, masih ngantuk kan?"
"Hm."
"Yaudah, aku pulang dulu ya."
Motor Nauvin melaju meninggalkan pekarangan rumah Nasya, Nasya bergegas masuk ke dalam rumah karna rasa ngantuk yang menyerangnya.
~~~
Selesai belajar, Nasya langsung merebahkan dirinya di kasur kingsize nya.
Rasa kantuk kembali menyerangnya, baru saja ingin memejamkan mata, ponsel Nasya berdering.
Nasya langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfonnya, bagi Nasya ini sangat mengganggu.
"Hm?"
'Belum tidur?'
Nasya bisa menebak siapa suara diseberang sana.
"Belum."
'Aku ngganggu yah?'
"Nggak. Ada apa emang?"
'Ngga ada apa apa sih pengen nelfon aja'
"Ohh."
"Hoammm."
'Udah ngantuk?'
"Lumayan sih."
'Emang tadi pulang sekolah ngga tidur?'
"Nggak."
Nasya terkekeh membuat Nauvin ikut terkekeh. Yah, orang yang menelfonnya kini adalah Nauvin sang kekasih nya.
'Kamu tidur gih'
"Nanti."
'Katanya ngantuk?'
"Iya, tapi nanti aja."
'Yaudah deh,sekarang lagi ngapain?'
"Tiduran nih."
'Sama siapa?'
"Sendirian."
'Yaudah nanti aku temenin kamu biar ngga sendirian,tapi ngga sekarang'
"Kapan?"
'Setelah menikah nanti'
Blushh, pipi Nasya merona bak udang rebus.
"Vin."
'Iya sayang?'
"Jangan pernah ninggalin aku ya?"
'Iyah,aku ga akan ninggalin kamu'
"Aku ga butuh kata kata kamu,yang aku butuhkan adalah bukti."
'Iyah sayang,aku bakal buktiin kalo aku bener bener sayang sama kamu'
"Oke."
'Udah makan?'
"Udah lah masa belum? kamu?"
'Aku udah ko'
"Syukur deh kalo gitu."
'Nas kalo ada apa apa cerita aja sama aku ya sayang,jangan ada yang ditutup tutupin dari aku,aku sayang sama kamu,aku cinta sama kamu,aku berharap suatu hari nanti kita bakal terus sama sama'
Tak ada jawaban dari Nasya.
'Nas?'
Masih tidak ada jawaban.
'Sayang?'
TBC!!
NauNa
KAMU SEDANG MEMBACA
NauNa [Completed]
Fiksi RemajaPertemuan adalah hal yang wajar dalam kehidupan, semua orang mengalami itu. Namun apakah wajar jika pertemuan itu nyatanya hanya memberikan goresan luka? Entah bagaimana bisa mereka dipertemukan. Gadis itu nyatanya seolah bertahan walau nyatanya men...