Cinta selalu datang tiba tiba, tidak ada yang bisa menebak kapan datangnya cinta dan tau apa alasanya.
❤
"Cinta nggak ada yang tau datangnya dari mana loh," kini Farah yang beranggapan.
"Kayak cinta aku ke kamu kan, yang?" sambung David.
Yang?! Apa maksudnya? Jangan bilang mereka sudah ... Ah tapi nyatanya mereka sudah jadian entah kapan itu.
"Paan sih," jawab Farah, sekarang pipinya sudah merah merona.
"Di sini bukan tempatnya untuk pacaran," sindir Tania.
"Sirik ae lo!" balas David.
"Udah ngomongnya?" akhirnya Nasya mengeluarkan suara.
"Masih marah sama gue?" Tanya Nauvin.
Nasya mengedikkan bahu tanda jawaban untuk Nauvin.
"Terus kapan lo maafin gue?"
Lagi lagi Nasya mengedikkan bahu."Maafin aja dehh, toh cuma masalah gitu doang, kasian noh Nauvin," ujar Rino membela Nauvin.
"Tau tuh, tinggal maafin doang apa susahnya sih?" sambung David.
"IYA GUE MAAFIN, PUAS LO!!" Nasya bangkit dari kursi kemudian pergi keluar kelas menuju tempat yang paling nyaman menurut Nasya.
Disinilah Nasya sekarang di rooftop, dimana tidak sembarangan orang bisa masuk kesini.
Di rooftop hanya Nasya sendirian tidak ada orang lain selain dirinya, toh sekarang masih jam pelajaran, sedangkan guru yang seharusnya mengajar di kelas Nasya tidak masuk, alhasil semua murid di kelasnya bebas melakukan aktifitas yang mereka mau.
Saat Nasya menutup mata, ada seseorang yang duduk di sebelah Nasya. Nasya tidak peduli dengan keberadaan orang itu, Nasya masih dengan aktifitas yang sama, menutup mata menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
"Nas." panggil orang yang duduk di sebelah Nasya.
Nasya mendengar suara yang sangat familiar di telinga Nasya, Nasya menoleh ke arah suara tadi.
"Nauvin?"
Nasya memalingkan wajahnya setelah mengetahui bahwa orang yang duduk di sebelahnya itu Nauvin.
"Ngapain lo kesini?!" ketus Nasya.
"Mau minta maaf sama lo sekalian nemenin lo disini."
"Minta maaf? gue tadi udah maafin lo kan?terus apa tadi lo bilang? nemein gue?haha, nggam lucu. udah sana lo ke kelas!"
Gue juga disini karna temen temen kita.
Flashback on
"Lo sama Nasya kenapa sih, Vin?" tanya Tania.
"Tau tuh, berantem mulu bawaanya." sambung Farah.
"Gue juga nggak tau," jawabnya.
"Nggak tau gimana maksud lo, Vin?" tanya Rino yang diangguki oleh David, Tania dan Farah.
"Ya gue nggak tau."
"Gue bilangin ini ke lo, jangan terlalu benci, ntar kalo jadi cinta tau rasa lo," ujar Farah seraya mengangkat jari telunjuknya ke wajah Nauvin.
"Atau lo emang suka sama Nasya?" tanya David mengintrogasi Nauvin.
"Ha??eh eng ... enggak kok," jawabnya ragu.
Kenapa gue jadi gugup gini sih.
"Tapi kenapa lo tadi jawab pertanyaan gue gugup gitu?" sambung David.
"Kalo emang lo suka sama sahabat gue, lo perjuangin kalo lo emang bener bener cinta sama dia," ujar Farah.
"Udah jujur aja lo sama kita, lo suka kan sama Nasya?"
"Iya gue suka sama dia."
"Tuh kan bener apa kata gue, udah sekarang lo susul tuh Nasya." suruh Rino pada Nauvin.
Nauvin bangkit dari duduknya, berlari ke rooftop, karna Nauvin tahu Nasya pasti berada disana.
Setelah sampai di pintu rooftop, Nauvin melihat seorang perempuan duduk di sofa yang disediakan di rooftop, Nauvin yakin itu pasti Nasya.
Nauvin berjalan ke arah sofa yang diduduki oleh seseorang yang diyakini itu Nasya dan benar saja itu gadis yang tengah dicarinya. Nauvin duduk di samping Nasya yang sedang memejamkan matanya.
Flashback off
"Maafin gue ya?" Nauvin memohon kepada Nasya dengan berjongkok di depan Nasya sambil menundukan kepalanya agar Nasya mau memaafkannya.
Nasya yang tidak suka ada orang yang berlutut kepadanya langsung menyuruh Nauvin berdiri.
"Bangun."
Nauvin mendongakkan kepalanya melihat Nasya yang sedang tersenyum manis ke arahnya, seketika detak jantung Nauvin berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.
Baru kali ini lo senyum semanis itu ke gue, Nas. Semoga aja gue bisa selalu liat lo senyum kaya gini ke gue.
"Gue maafin lo."
"Bener?"
"Iyah."
Nauvin yang mendengarnya merasa senang, dengan refleks, Nauvin memeluk Nasya membuat gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukan Nauvin kepadanya.
TBC!!
NauNa
KAMU SEDANG MEMBACA
NauNa [Completed]
Novela JuvenilPertemuan adalah hal yang wajar dalam kehidupan, semua orang mengalami itu. Namun apakah wajar jika pertemuan itu nyatanya hanya memberikan goresan luka? Entah bagaimana bisa mereka dipertemukan. Gadis itu nyatanya seolah bertahan walau nyatanya men...