46.Ngambek

3.2K 74 0
                                    

Sikapmu yang membuatmu berbeda dengan yang lain. Dan aku suka itu.
~Nauvin~

***

Pagi ini, Nauvin akan datang menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam, eh Nauvin. Sini masuk."

Nauvin pun menyalimi Tari. Dani? dia ada tugas keluar kota.

"Nasya nya udah bangun mah?" tanya Nauvin.

"Kamu masuk aja ke kamarnya."

"Boleh mah?" ragu Nauvin.

"Boleh, tapi jangan macem macem!" ingat Tari.

Nauvin pun mengangguk dan berjalan menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar Nasya.

Tok tok tok

Seperti tak ada jawaban.

Tok tok tok

Masih tidak ada jawaban, Nauvin pun coba membuka pintu dan ternyata pintunya tidak dikunci, mungkin dia lupa?

Ceklek

"Masih tidur dia," gumam Nauvin.

"Nas?" panggil Nauvin lembut sambil mengusap pucuk kepala Nasya.

Nasya yang merasakan ada sesuatu yang menyentuh kepalanya pun membuka mata perlahan dan.

"Kyaaaaaaaaaaaa!" teriak Nasya.

Brukkk

"Aww," ringis Nasya.

Nauvin yang melihat Nasya jatuh pun berusaha membatunya.

"Ngapain kamu teriak teriak, hm? pake jatuh segala lagi. Sakit kan?" tanya Nauvin.

"Abisnya muka kamu deket banget ya refleks teriak."

"Mana yang sakit?" tanya Nauvin.

"Punggung aku yang sakit."

"Ada ada aja kamu, sana mandi."

"Iya, iya."

Saat hendak berjalan menuju kamar mandi, tak sengaja kakinya nyangkut di karpet.

"Eh eh."

Brukkk

"Eh ko nggak sakit ya? perasaan tadi aku jatuh," gumam Nasya.

Mata Nasya melebar ketika tahu dia jatuh di pelukan Nauvin. Nasya berusaha melepaskan pelukannya tapi Nauvin malah menahannya.

"Vin lepas," pinta Nasya.

Cup

Nasya terdiam setelah Nauvin mencium keningnya. Nauvin pun melepaskan pelukannya membiarkan Nasya untuk bersiap berangkat sekolah.

"Is, kamu kebiasaan deh. Kalo mau cium kening bilang bilang dong!" gerutu Nasya sambil berjalan ke kamar mandi sedangkan Nauvin, dia malah terkikik melihat tingkah Nasya.

Nauvin pun keluar kamar dan menunggu di bawah menemui Tari.

"Mah," panggil Nauvin.

"Eh, kamu. Gimana? Nasya udah bangun?" tanya Tari.

"Udah kok mah."

"Kamu udah sarapan?"

"Udah mah."

"Pagi mah." sapa Nasya.

"Pagi juga, Nauvin nggak di sapa gitu?"

"Ngapain juga nyapa dia." ketus Nasya.

"Loh kenapa?" heran Tari.

"Nggak ko mah. Mungkin Nasya lagi nggak mood," ujar Nauvin tersenyum.

Nasya mulai memakan makanannya dengan diam.

"Mah, Nasya berangkat dulu. Assalamu'alaikum," pamit Nasya lalu berjalan terlebih dahulu tanpa menghiraukan Nauvin.

"Yaudah kalo gitu, aku juga pamit dulu mah. Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam. Hati hati dijalan."

"Dasar anak anak," gumam Tari sambil menggeleng gelengkan kepala.

***

Sepanjang perjalanan, Nasya enggan untuk bicara.

Nauvin pun berusaha menahan tawanya karena tingkah Nasya. menurutnya, Nasya ngambek itu lucu.

"Ketawa aja sekencengnya!" gerutu Nasya.

"Lo kenapa, Nas?" tanya David yang tak di respon oleh Nasya.

"Dia kenapa, Vin?" tanya David pada Nauvin.

"Ngambek dia," jawab Nauvin.

"Nas." panggil Nauvin.

"Hm."

"Jangan ngambek lagi dong." rayu Nauvin.

"Bodo."

Nauvin sedang berusaha merayu Nasya sedangkan yang lain hanya cekikikan menahan tawa melihat adegan di depan mata mereka.

"Gue traktir ice-cream deh," ujar Nauvin.

Seketika mata Nasya langsung berbinar mendengar kata ice-cream.

"Beneran?"

"Iyah sayang."

"Oke. permintaan maaf diterima."

Alhamdulillah lega-batin Nauvin.

"Hahahahaha." tawa mereka semua pecah begitu saja.

"Kenapa kalian ketawa!" dingin Nasya.

Ngambek lagi nih pasti-batin Nauvin.

"Awas aja kalian." ketus Nasya.

"Yah yah kok gitu sih?" ujar David.

Nauvin menatap tajam ke arah teman temannya seolah berkata 'gara gara lo'.

"Kita traktir lo deh di kantin," ujar David.

Mendengar traktiran, hati Nasya luluh seketika.

"Oke. lo traktir gue nanti istirahat."

"Vin, pulang mampir kafe biasa ya?" pinta Nasya.

"Mau ngapain?" ujar Nauvin pura pura tidak tau.

"Ish katanya mau traktir ice-cream!" kesal Nasya.

"Iya iya sayang, aku tadi cuma becanda, kita nanti mampir kafe beli ice-cream," ujar Nauvin tersenyum.

"Yey, makasiihh!" girang Nasya tanpa sadar memeluk Nauvin sampai sampai Nauvin hampir terjungkal.

Nauvin pun membalas pelukan Nasya.

"Jangan ngambek lagi ya?" ujar Nauvin yang dibalas anggukan dari Nasya.

"Hm. Pelukannya udahan dong!" tegur Tania.

Nasya yang sadar tengah memeluk Nauvin pun melepas pelukannya dan memalingkan wajahnya untuk menutupi malu.

TBC!!
NauNa
By. arbung_

NauNa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang