28.Jalan bareng Erlan?

2.8K 66 0
                                    

Kalo kalian ditakdirkan berjodoh, berapapun jaraknya pasti kalian akan dipertemukan.

🍃

"Oh ya, apa kabar sama Nauvin?" tanya Dani.

"Baik." balas Nasya singkat, padat yang membuat Tari dan Dani bertanya tanya karena Nasya yang menjawab dengan singkat dan tanpa ekspresi.

"Kalian nggak berantem kan?" tanya Tari.

"Hubungan kalian baik baik aja kan?" sambung Tari.

"Kita udah putus." balas Nasya dengan mata yang kembali berkaca kaca.

Tari dan Dani melongo mendengar jawaban yang dilontarkan Nasya.

"Pu-putus? kenapa? kapan?" tanya Tari berhati hati.

"Iya putus, nggak tau, tadi pagi."

"Coba cerita sama mamah kenapa kalian putus, padahal mamah sama papah berharap dia jadi mantu mamah loh," ucap Tari yang diangguki suaminya.

Nasya menceritakan semuanya dari dia tak sengaja bertabrakan dengan Erlan sampai kejadian dimana Nauvin mengatakan hal yang membuatnya sakit. PUTUS.

"Kalo kalian emang ditakdirin berjodoh, berapapun jaraknya pasti kalian akan dipertemukan," ujar Dani.

Tari mengusap punggung putri semata wayangnya itu berusaha menenangkan Nasya agar tangisannya mereda.

Nasya memeluk mamahnya dengan erat, Tari pun membalas pelukan putrinya.

"Udah ah jangan nangis terus," ujar Tari.

Nasya semakin mengeratkan pelukannya.

Merasa bahunya terasa berat juga terdengar suara nafas yang teratur, Tari melihat wajah anaknya itu ternyata Nasya tertidur.

"Sayang? tidurnya dikamar gih," ucap Tari lembut membuat Nasya sedikit mengerang.

"Enghh."

"Tidur dikamar gih," ujar Tari yang dibalas anggukan kecil dari Nasya lalu Nasya melenggang pergi ke kamarnya dengan langkah gontai.

Nasya langsung merebahkan tubuhnya ketika sampai di dalam kamarnya.

Drt drtttt

Ponsel Nasya bergetar, siapa lagi yang mengganggunya ketika ia ingin tidur?menyebalkan memang.

Nasya langsung mengangkat telfonnya tanpa melihat penelfonnya.

"Hm?" Nasya berdeham menunggu jawaban dari sebrang sana.

'Udah ngantuk yah? hehe sori deh ganggu'

Seketika Nasya tau siapa yang menelfonnya

"Hm,kenapa?" tanya Nasya dengan suara serak dan mata yang masih terpejam.

'Besok gue jemput jam 8'

Tuttt tutt

Erlan mematikan telfonnya secara sepihak, yah yang menelfon Nasya adalah Erlan. Nasya tidak peduli dengan Erlan yang mematikan telfonnya secara sepihak, Nasya ingin tidur, rasanya ngantuk, matanya sudah tidak bisa diajak kompromi, Nasya sudah terlelap dan kini ia sudah mendarat di alam mimpinya.

***

Bel rumah berbunyi, Dani segera membuka pintu.

"Assalamu'alaikum,om." sapa Erlan kemudian menyalami punggung tangan Dani.

"Wa'alaikum salam. Temenya Nasya?"

"Iya om, saya temennya Nasya."

"Silahkan masuk dulu ayo,"

Dani masuk ke dalam rumah diikuti Erlan di belakangnya.

"Ehh, na Erlan. Mau ketemu Nasya yah?" Tanya Tari melihat suami dan Erlan mendekat ke arahnya.

Tari sudah mengenal Erlan karena kemarin Erlan menjemput Nasya berangkat sekolah bareng.

"Hehe, iya tante. Nasya nya ada?"

"Ada, dikamar belum bangun mungkin, kamu bangunin gih."

"Boleh tante?"

"Asal jangan macem macem." titah Tari.

Erlan mengangguk dan langsung berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Nasya, Erlan sudah berada di depan pintu kamar Nasya.

Ceklek

"Ck. masih tidur," gumam Erlan.

Erlan berjalan menghampiri Nasya yang masih setia dengan tidurnya, Erlan mengusap pucuk kepala Nasya membuat Nasya mengerang sambil menggeliat kecil, perlahan Nasya membuka matanya dan menangkap sosok Erlan di depannya, Nasya melotot.

"Ngapain lo disini?" ketus Nasya.

"Kan kita mau jalan hari ini."

"Jalan?" tanya Nasya bingung.

"Jadi lo tadi malem nggak denger gue bilang apa,hm?" ujar Erlan. Nasya hanya menunjukkan watados nya.

"Ck. buruan sana mandi."

"Bentar lagi, gue masih ngantuk." Nasya kembali menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, namun gerakanya terhenti saat Erlan menarik kembali selimutnya.

"Buruan mandi elah."

"Iya iya."

Dengan terpaksa, Nasya berjalan ke arah kamar mandi di kamarnya dengan langkah gontai, Nasya berhenti dan nengok ke belakang dan masih mendapati Erlan yang berdiri menatapnya.

"HEH! Lo ngapain masih disitu? sono turun!" ujar Nasya menatap tajam Erlan, Erlan menampakkan wajah datarnya untuk menyembunyikan rasa gugupnya. Erlan menunggu Nasya di ruang tengah.

TBC!!
NauNa
By. arbung_

NauNa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang