25.Frustasi

2.9K 71 2
                                    

Sebuah hubungan tanpa adanya kepercayaan akan menimbulkan hubungan itu retak dan lama kelamaan akan rusak.

🍃

"Hiks."

"Lo tega, Vin hiks."

"Dulu lo janji nggak akan ninggalin gue, tapi nyatanya apa hiks lo ninggalin gue hiks."

Nasya menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

Iren, menatap Nasya sendu, bahu gadis itu bergetar menandakan bahwa dia menangis.

"Kak?" panggil Iren.

Nasya yang merasakan seseorang memegang bahunya pun mendongak ke atas.

"I-Ire-Ren?" panggil Nasya terbata. Iren tersenyum manis pada Nasya, Nasya pun membalas senyumannya. Iren duduk di samping Nasya.

"Kak?"

"Kenapa, Ren? kenapa?! kenapa dia jahat sama gue? salah gue apa hiks." Nasya kembali menitikkan air matanya. Iren yang tidak tega melihat Nasya seperti ini pun langsung menggenggam tangan Nasya untuk memberikan kekuatan pada Nasya.

"Lo nggak salah kak." Iren tersenyum tulus, Nasya membalikkan badan menghadap Iren.

"Gue nggak tau apa yang ada di dalam pikiran dia, kenapa dia dengan gampangnya bilang putus sama gue," ujar Nasya.

"Gue jauhin dia sama temen temen gue juga karna gue nggak mau mereka kenapa kenapa. Tapi Nauvin kenapa nggak percaya sama gue?" sambung Nasya.

Nasya memeluk Iren, Iren pun membalas pelukan Nasya, Iren mengusap punggung Nasya agar Nasya tenang.

"Ekhem."

Iren menoleh ke belakang, Erlan berdiri di belakang Nasya dan Iren.

"Kak Erlan?" panggil Iren.

"Lo bisa tinggalin kita nggak?" pinta Erlan.

"Eh hmmm bisa ko kak," ujar Iren lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Nas?" panggil Erlan. Nasya menoleh dengan mata yang berkaca kaca.

Erlan langsung menarik Nasya ke dalam dekapannya. Nasya menangis dalam dekapan Erlan. Erlan mengusap punggung Nasya berusaha untuk menenangkan Nasya.

"Maaf," ujar Erlan. Nasya menggeleng. Nasya mengeratkan pelukannya.

"Maaf kalo gue bikin masalah di hubungan lo sama Nauvin.".Nasya menggeleng kuat. Nasya tidak menyalahkan Erlan atas berakhirnya hubungan mereka.

"Dia Jahat hiks hiks."

"Dia pernah janji sama gue buat selalu ada di samping gue, tapi nyatanya apa? dia tega sama gue hiks hiks."

Erlan mengecup puncak kepala Nasya.

"Udah yah, jangan nangis lagi, lo jelek kalo lagi nangis." kekeh Erlan.

"Nyebelin!" Nasya mencubit lengan Erlan.

Erlan melerai pelukannya lalu menangkup wajah Nasya dengan telapak tangannya.

"Jangan sedih lagi ya?" ujar Erlan, Nasya mengangguk sambil mengusap bekas air mata yang membasahi pipi kemudian tersenyum.

Kringggggg

"Masuk yuk, bel udah bunyi nanti telat masuk bisa dihukum, lo mau dihukum?berdiri hormat ben-

Nasya langsung menarik tangan Erlan menuju kelas, Erlan terkekeh.

Setidaknya lo bisa senyum,Nas-batin Erlan.

Nasya dan Erlan memasuki kelasnya, mereka berjalan menuju bangku mereka, Nasya melirik Nauvin sekejab lalu berpaling lagi, Nauvin menjambak rambutnya frustasi.

"Arghhhhhh, bodoh, gue bodoh." gumam Nauvin.

Maafin gue,Nas-batin Nauvin.

"Selamat pagi!" sapa Bu Tantri,guru Seni Budaya mereka.

"Pagi, Bu!" jawab mereka kompak.

"Materi kita sekarang adalah nyanyi, kalian harus memilih kelompok bernyanyi, harus berdua, satu nyanyi yang satu ngiringi, minggu depan siap tampil di depan kelas, paham?!"

"Paham bu!"

***

"Nauvin, gue nyanyi bareng lo ya?please!" rengek Yonna pada Nauvin. Nauvin menghembuskan nafas kemudian mengangguk.

"Yeee, makasih!" Yonna memeluk Nauvin. Nasya yang menyaksikan kejadian tersebut pun matanya kembali memanas.

Tania menghampiri meja Farah dan Nasya.

"Kantin kuy,"ajak Tania.

"Kuy lah laper gue," ujar Farah.

"Kalo laper ya makan." timpal David.

Farah menggembungkan pipinya. Nauvin berjalan menghampiri teman temannya di meja Nasya.

"Eh hmmm ... gue pergi dulu kalo lo mau ke kantin duluan aja gue nggak laper." Nasya hendak berlari namun tiba tiba Nauvin mencekal tangan Nasya, Nasya menghempaskan tangan Nauvin kasar.

Nasya berlari ke luar kelas menuju rooftop.

"Kalian berantem?" tanya Tania pada Nauvin. Nauvin mengedikkan bahu kemudian melenggang pergi keluar kelas diikuti Yonna di belakangnya.

"Ko gue ngerasa Yonna yang ngebuat mereka kek gini ya?" ujar Tania yang diangguki teman temannya.

"Tapi kita ngga boleh negatif thinking dulu sebelum ada bukti," ujar Rino.

"Idihhh, so bijak lo." ejek David.

TBC!!
NauNa

NauNa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang