23.Berusaha menghindar?

2.6K 60 0
                                    


"Nasya, aku mau ngomong sama kamu," ujar Nauvin.

"Aku mau pulang, udah ditunggu Iren diluar."

"Lo kenapa sih, Nas. Lo tuh kayanya selama ini berusaha ngehindar dari kita?" ujar Farah.

"Lo emang anggep kita apa?" ujar David.

"Lo nggak sayang lagi sama kita? lo udah nggak anggep kita sahabat lo?"

Mata Nasya berkaca kaca. Nasya tidak bermaksud begitu, dia tidak mau teman temannya bahkan pacarnya terluka karna dia.

Nauvin langsung menarik tangan Nasya menuju rooftop.

Sesampainya di rooftop, melihat Nasya meringis kesakitan, Nauvin langsung melepaskan cekalannya di tangan Nasya yang sudah memerah.

"Jelasin sama aku." pinta Nauvin lembut. Nasya menundukan kepalanya.

"Kenapa kamu seperti berusaha ngejauhin kita, hm?" tanya Nauvin. Nasya masih tertunduk bahkan kali ini mata Nasya berkaca kaca.

Melihat Nasya yang tertunduk seperti itu, Nauvin mengangkat dagu Nasya agar menatapnya.

"Coba jelasin ke aku." pinta Nauvin lagi, kali ini Nauvin memegang kedua bahu Nasya memberi kekuatan kepada Nasya agar menjelaskan semuannya pada Nauvin.

"A-aku nggak bermaksud ngejauh dari kalian," ujar Nasya.

"Tapi kenapa kamu semakin kesini semakin jauh dari kita?"

"Kamu nggak perlu tau itu, Vin."

Nasya berlari keluar rooftop meninggalkan Nauvin yang terdiam di rooftop.

Nasya berlari sambil menitikkan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Brughh

Nasya tersungkur ke lantai ketika berlari di koridor sekolah, dia menabrak seseorang.

Cowok itu mengulurkan tangannya untuk membantu Nasya berdiri, Nasya meraih tangan itu.

Nasya masih tertunduk.

"Lo gapapa?" ujar cowok itu.

Mendengar suara familiar itu Nasya mendongakkan kepalanya.

"Er-Erlan," ujar Nasya terbata.

Yah, orang itu adalah Erlan, orang yang pernah menyukai Nasya.

Erlan tersenyum pada Nasya.

"Lo nangis?" tanya Erlan.

"Nggak kok." Nasya langsung mengusap kasar air matanya yang mengalir dipipinya.

"Nggak usah boong sama gue, lo nangis kan?" Nasya menggeleng menahan air mata yang siap meluncur.

"Apa Nauvin nyakitin lo?" Nasya menggeleng antusias.

Erlan memang mengetahui Nasya dan Nauvin berpacaran. Erlan memang suka sama Nasya, tapi dia tidak marah kalau Nasya berpacaran sama Nauvin, dia sayang sama Nasya berarti dia harus rela jika Nasya bahagia bersama yang lain. Toh, Erlan memang menginginkan Nasya bahagia kan? Memang cowok idaman.

"Bilang sama gue kalo ada yang nyakitin lo," ujar Erlan.

Nasya sudah tidak bisa membendung air matanya lagi, cairan bening itu pun mengalir deras membasahi pipi Nasya. Erlan yang tidak sanggup melihat Nasya menangis seperti itu pun langsung memeluk gadis di depannya itu.

Nasya terisak di dalam pelukan Erlan, tanpa mereka sadari ada seseorang yang menyaksikan mereka berdua dibalik tembok. Orang itu mengambil gambar mereka disaat mereka berpelukan dan mengirimkannya kepada seseorang.

"Gue jamin, Nauvin bakal marah setelah ngeliat foto ini," ujar seseorang yang dibalik tembok itu dengan senyum miring.

Nasya pulang bersama Erlan. Iren? dia sudah pulang terlebih dahulu setelah Nasya dibawa Nauvin ke rooftop, jadilah Nasya mengiyakan ajakan Erlan yang mau mengantarnya pulang.

***

Nauvin duduk di bangku yang disediakan di taman belakang rumah Nauvin.

Sebuah notif pesan berbunyi. Nauvin segera membuka dan membulatkan matanya setelah melihat apa yang ada di layar ponselnya itu. Nauvin mengepalkan tangannya kuat.

Yonna mengirim sebuah image yang menunjukkan Erlan berpelukan dengan Nauvin saat di sekolah tadi.

Bagaimana seorang cowok tidak cemburu ketika ceweknya pelukan sama orang lain?

Nauvin tidak terima Nasya berada dalam pelukan orang lain, dia akan meminta penjelan pada Nasya besok.

***

Nasya sedang menonton acara televisi bersama orang tuanya, sesekali mereka tertawa karena tingkah laku yang ditunjukan di layar tv itu.

Ponsel Nasya berbunyi menandakan ada notif pesan yang masuk. Nasya membuka ponselnya. Erlan?

Erlan
Besok gue jemput ke rumah lo, ga ada penolakan.

Iya😐
(Read)

Nasya masuk ke kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di kasur kingsize kesayangannya.

"Malam Vin," gumam Nasya kemudian ia memejamkan matanya, Nasya sudah berada di alam mimpinya sekarang.

TBC!!
NauNa

NauNa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang