Terkadang, orang yang tegar adalah orang yang banyak menyimpan berbagai penderitaan
💕
Nasya mulai tertarik dengan cerita Iren."Kakak pasti bingung yah? kenapa gue bisa tau?"
"Gue pas itu pengen buang air kecil jadi gue ke toilet sendirian karena temen temen gue ga mau nganterin, dan saat gue ke toilet, gue liat lo ke kamar mandi, tapi pas gue mau maju satu langkah, gue liat kak Yonna masuk kamar mandi dan nyiksa lo kak, jadi gue ga jadi masuk kamar mandi karna gue takut kena amukan kak Yonna."
"Gue tau semua yang dilakukan Yonna ke lo kak."
Nasya kembali mengeluarkan air mata.
"Jangan kasih tau ke yang lain dulu ya?" pinta Nasya.
"Kenapa?" tanya Iren.
"Karena gue nggak mau sahabat sahabat gue terutama Nauvin khawatir sama gue, jadi gue minta tolong, pliss lo jaga rahasia ini oke?"
Iren mengangguk, Nasya tersenyum. Iren yang melihat Nasya tersenyum pun ikut tersenyum, dia senang melihat Nasya tersenyum, dia kagum pada Nasya, walaupun masalah menghampirinya tapi dia masih sempat tersenyum.
Gue salut sama lo kak, saat lo ada masalah, lo masih bisa senyum gini,-batin Iren.
"Kak, gue minta maaf ya?" ujar Iren, Nasya mengernyit bingung.
Nasya mengernyit bingung. Apa yang dikatakan Iren? maaf? tapi untuk apa?
Iren yang mengerti Nasya kebingungan pun membuka suara."Maaf gue waktu itu ga nolongin lo, coba aja gue waktu itu nolongin lo pasti lo baik baik aja kak, gue minta maaf," ujar Iren dengan mata yang berkaca kaca.
Nasya terkekeh pelan, lucu sekali Iren ini. Kenapa dia merasa bersalah gitu? padahal dia tidak apa apa dan tidak menyalahi ini semua pada Iren karena tidak menolongnya.
Nasya mengangkat dagu Iren agar menatapnya.
"Hei, lo ngomong apa sih? lo nggak salah, gue gapapa ko dan gue nggak nyalahin lo atas semua ini jadi lo tenang aja lo nggak salah."
Iren tidak kuat menahan air matanya terlalu lama, cairan bening itu keluar dari pelupuk mata Iren, gadis itu menangis.
"Tapi lo it-
"Udah, gue gapapa kenapa lo nangis gitu sih, orang cantik nggak boleh nangis ntar cantiknya ilang loh." canda Nasya mencoba menghibur Iren. Iren menghapus air matanya kasar dan mencoba tersenyum perlahan lahan sampai akhirnya mengembang menjadi senyuman yang sangat manis.
Iren langsung berhambur ke pelukan Nasya, Nasya yang mendapat perlakuan tiba tiba dari Iren pun membalas pelukan Iren, air mata Nasya kembali menetes entah karna apa Nasya pun tidak tau.
"Kak gue boleh jadi temen lo ga?" ujar Iren disela sela pelukannya.
"Boleh lah, siapa yang ngelarang emang hm?"
Iren melerai pelukan mereka.
"Jadi sekarang gue sama lo temenan?" tanya Iren, Nasya mengangguk.
"Nah, karna sekarang kita udah temenan, gue bersedia jadi temen curhat lo, gue siap jadi sandaran lo kalo lo butuh, lo bisa cerita apa aja ke gue, dan kalo gue bisa gue bakal bantu lo," sambung Iren.
Nasya mengangguk. Iren kembali berhambur ke pelukan Nasya.
"Kak lo nanti pulang sama siapa?" tanya Iren selepas dari pelukan Nasya.
"Ga tau, mungkin taksi"
"Lo bareng gue aja ya?"
"Gausah deh, gue bisa naik taksi," ujar Nasya berusaha menolak.
"Gue ga mau tau kak, lo harus pulang bareng gue." tegas Iren.
"Yaudah terserah lo."
***
Semua murid berhamburan keluar kelas karna pelajaran hari ini sudah berakhir.
"Sayang ayo pulang," ujar Nauvin.
Nasya bingung harus menjawab apa? dia tidak mungkin pulang bersama Nauvin, dia takut terjadi apa apa sama Nauvin jika dirinya berdekatan dengan Nauvin apa lagi pulang bersama.
"Kak Nasya ayo," ajak Iren yang tiba tiba muncul ke dalam kelas Nasya.
Nasya menghela nafas lega, karena ada Iren di kelasnya.
"Lo siapa?" tanya Farah.
"Gue Iren kak," ujar Iren sambil tersenyum manis pada Farah.
"Vin, maaf gue harus nganter Iren ke suatu tempat," ujar Nasya.
Nasya terpaksa berbohong pada sahabat sahabatnya dan juga Nauvin.
TBC!!
NauNa
KAMU SEDANG MEMBACA
NauNa [Completed]
Подростковая литератураPertemuan adalah hal yang wajar dalam kehidupan, semua orang mengalami itu. Namun apakah wajar jika pertemuan itu nyatanya hanya memberikan goresan luka? Entah bagaimana bisa mereka dipertemukan. Gadis itu nyatanya seolah bertahan walau nyatanya men...