39.Koma

3.4K 71 0
                                    


"Vin," ujar Tania melambaikan tangan.

Nauvin yang mendengar dan melihat Tania melambaikan tangannya pun mengangkan sebelah alisnya seolah berkata 'apa'.

"Gue mau jelasin sesuatu sama lo," ujar Farah tegas.

"Jelasin apa lagi sih?!" jawab Nauvin tak kalah tegasnya.

"Gue tau siapa dalang di balik semua ini."

"Apalagi sih, udah deh. Kalian itu ga usah repot repot nyari orangnya. Pelakunya jug ada disini dekat kalian," ujar Nauvin dengan senyum smirk nya.

"Vin, gue ta-

Belum selesai Nasya bicara, Nauvin sudah pergi meninggalkan kelas entah pergi kemana. David dan Rino yang melihat itu pun hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Ck. Kalian ini," ujar David tiba tiba.

"Nasya ga salah kok, Yonna yang salah,"ujar Farah santai

"Terserah kalian lah mau bilang apa, cabut yok." ajak David pada Rino.

Mereka berdua pun meninggalkan kelas guna menyusul Nauvin.

"Biar gue jelasin sendiri ke Nauvin ntar pulang sekolah," ujar Nasya.

"Oke." jawab mereka berdua.

Kringggggg

Akhirnya setelah berjam jam mereka belajar bisa pulang juga.

Nasya mengemasi barang barangnya ke dalam tasnya begitu juga Farah dan Tania.

"Gue cabut dulu ya." pamit Nasya pada kedua temannya yang diangguki teman temannya.

Nasya pun berjalan melewati koridor mencari sosok Nauvin. Dia ingin sekali menyelesaikan semua masalah ini, dia tidak sanggup bermusuhan dengannya lama lama, dia rindu, rindu dan rindu.

Setelah melewati gerbang, dia melihat Nauvin berada di seberang jalan.

"NAUVIN!" teriak Nauvin karena dia bersebrangan dengannya.

Nauvin menoleh ke arah suara yang memanggilnya tadi, Nauvin berdecak dan kemudian menaiki motornya. Nasya yang melihat Nauvin ingin pergi pun langsung berlari menyebrang jalan tanpa menengok kanan kirinya terlebih dahulu. Belum sampai Nasya ketepi jalan, Nauvin sudah melaju dengan kencang meninggalkan dirinya.

Dari arah belakang ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi mengarah ke arah Nasya yang berada di tengah jalan.

Hingga...

Brakkkkk

Nasya terpental jauh dengan darah yang mengucur dari tubuhnya. Orang orang mulai mengerumuninya sedangkan mobil tadi tidak berhenti sama sekali. Dasar tidak bertanggung jawab.

"Panggil ambulan."

"Ada yang kenal sama anak ini?"

"Duh kasian yah."

Seperti itulah yang keluar dari mulut orang orang yang mengerumuninya.

Hingga Farah dan Tania yang melihat ada keramaian di depan sekolah pun ikut melihatnya karena merasa penasaran.

"Permisi pak, ada apa ya?" tanya Farah kepada bapak bapak yang sekiranya berumur 40 ke atas.

"Ini neng ada kecelakaan, yang jadi korban teh anak SMA ini, dia perempuan, cantik."

"Boleh kita liat pak?"

"Silahkan neng."

Mereka berdua pun masuk kekerumunan tersebut dan mata mereka melebar, kaget, sedih, kecewa bercampur menjadi satu.

"Nas bangun Nas," ujar Farah dengan bergetar. Air matanya sudah mengalir deras.

"Kalian kenal sama anak ini?"

"Kita temennya pak," ujar Tania dengan memangku kepala Nasya. Masa bodo dengan pakaiannya yang terkena darah.

Ambulan pun tiba disana membawa Nasya menuju rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit.

"Dokter tolongin temen saya dok."

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menolong teman kalian, silahkan kalian tunggu diluar dan biarkan kami melakukan tugas kami," ujar dokter kemudian menutup pintu.

Diluar, kedua perempuan sedang menangis sesenggukan menangisi keadaan sahabatnya.

"Gue hubungin om Dani dulu," ujar Farah kemudian bangkit dari duduknya.

Setelah menelfon, Farah kembali duduk di samping Tania.

Tak lama kemudian, orang tua Nasya datang dengan tergesa gesa. Tari sudah menangis di panjang perjalanan tadi.

"Gimana keadaan Nasya?" tanya papah Nasya.

"Masih diperiksa sama dokter."

"Kenapa jadi gini sih?" lirih Tari.

"Sabar yah tan. kita doain aja buat nasya biar dia baik baik aja."

Kalo boleh jujur, Dani juga sedih mendengar anaknya kecelakaan. Dia ingin menanis tapi niatnya ia urungkan demi istri dan anaknya. Dia tidak boleh lemah, kalau dirinya lemah maka siapa yang akan menenangkan Istrinya.

Ceklek

"Gimana dok keadaan anak kita."

"Maaf anak anda saat ini sed-

"Gimana ana kita dok!!" teriak Tari.

"Ana anda saat ini koma," lirih dokter.

Seketia semuanya lemas.

"Sampai kapan dok?" ujar Dani berusaha tegar.

"Itu tergantung dianya sendiri mau bangun apa tidak. Saya permisi."

To Nauvin : Jam 7 malem ketemu di kafe biasa. Ajak David sama Rino. Ga ada penolakan atau lo bakal nyesel.

TBC!!
Nauna
By. arbung_

NauNa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang