"Buat apa percaya sama orang yang sengaja nabrak bokap dia hanya karena lo nggak terima diputusin? hah!"
"Dengerin penjelasan gue dulu, gue emang kemarin kecelakan, gue juga nggak tau kalo yang tabrakan sama gue itu bokapnya Nauvin, gue-"
"Alah udah deh. Semuanya udah jelas, udah banyak bukti bukti tentang lo," ujar David memotong ucapan Nasya.
"Vid, Nasya ga salah Vid," ujar Farah.
"Sekarang kamu belain dia yang jelas jelas salah? gampang banget kamu di bodohin," ujar David lagi dengan senyum miring.
"Kita bakal buktiin kalo disini Nasya ngga salah," tegas Tania.
"Kalo Nasya terbukti bersalah. Jangan salahin aku kalo kita ga ada hubungan apa apa setelahnya," ujar David.
Farah melongo. Apa apaan ini? mengapa semuanya jadi begini? tapi itu tidak masalah, yang terpenting saat ini adalah kondisi sahabatnya, ia harus menolong sahabatnya ini.
"Maafin gue," lirih Nasya.
"Udah lah Nas. Nggak usah minta maaf segala. Udah tugas kita sebagai sahabat buat saling bantu kan," ujar Tania.
"Lagian juga kalo misal David ujung ujungnya mutusin gue juga gapapa, kalo dia emang bener bener cinta sama gue, dia nggak bakal mutusin gue gitu aja. Kita liat aja nanti," ujar Farah tersenyum.
"Gue beruntung punya sahabat kaya lo berdua," ujar Nasya di sela sela tangisannya kemudian langsung memeluk dua sahabatnya itu.
"Apa sih yang nggak kita lakuin buat sahabat kita sendiri?" ujar Tania.
"Aduhh kasian ya, Nda. Yang dulunya dipercaya sama dia sekarang malah ga dipercaya sama dia, lagian siapa suruh nabrak mobil bokapnya," ujar Yonna pada amanda saat mereka berada di depan Nasya.
"Kalo mau balas dendam ya pake cara lain aja jangan lewat bokapnya. Kasian kan sekarang udah ga dipercaya lagi." sambung Amanda yang di akhiri gelak tawa.
Nasya yang mendengar celotehan yang dilontarkan dari mulut si nenek sihir itu pun merasa panas, ingin rasanya dia menampar Yonna dan Amanda. Tapi niatnya ia urungkan karena ini bukan tempat yang tepat.
"WOI! MULUT LO BISA DIJAGA NGGAK SIH?!" teriak Tania dengan menggebrak meja kantin.
Tania sudah tidak bisa lagi menahan emosinya, dia tidak tega melihat sahabatnya menangis lagi karena gosip yang tersebar di seluruh penjuru sekolah.
"Wihh, biasa aja dong," ujar Yonna dengan sikap yang euhh, menjengkelkan.
"Gimana mau biasa biasa aja, yang lo omongin barusan itu udah buat sahabat gue sedih tau nggak!" balas Tania.
"Sekarang gini deh, daripada ribut di kantin yang lagi ramai ini, mending lo berdua cabut dari sini," ujar Farah menyerankan.
Toh sekarang memang di kantin, dan liat saja semua tatapan orang di kantin hanya tertuju pada mereka, bahkan ada yang sampai mengambil rekaman dimana mereka bertengkar, sungguh memalukan.
Yonna dan Amanda pergi dari kantin dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya.
"Kita pergi dari sini ayok." titah Tania.
"Udah jangan nangis terus, ada kita di samping lo," ujar Farah.
Nasya langsung menghapus air mata yang menggenangi pipinya, entah apa yang membuat dirinya berada diantara dua orang sahabat yang begitu menyayanginya. Nasya berharap, persahabatannya akan tetap utuh sampai kapanpun, sampai maut memisahkan.
Disini mereka, di tempat yang sunyi, hanya beberapa orang yang bisa masuk ke sini.
Di rooftop lah mereka saat ini."Gue nggak tau lagi harus gimana?" sedih Nasya.
"Lo percaya nggak kalo setelah hujan bakal ada pelangi?" tanya Tania yang di jawab oleh anggukan dari Nasya.
"Nah, begitu juga dengan kehidupan, sesedih apapun, semenderita apapun, serumit apapun keadaan lo, pasti setelahnya akan ada kebahagiaan yang akan datang dalam kehidupan lo," jelas Tania.
Nasya tersenyum lega sekarang setelah mendengar omongan Tania, Farah dan Tania pun juga ikut tersenyum karena sahabatnya kembali tersenyum.
"Tumben lo bijak, Tan. Haha!" Timpal Farah yang diakhiri dengan gelak tawa.
"Sialan lo, gue emang udah bijak dari dulu kali, lo nya aja yang ga sadar." jawab Tania.
"Ga boleh sombong loh," ingat Farah.
"Siapa juga yang sombong."
Mereka semua tertawa lepas seperti tak ada masalah yang sedang mengahampirinya.
TBC!!
NauNa
By. arbung_
![](https://img.wattpad.com/cover/163500262-288-k603899.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NauNa [Completed]
Roman pour AdolescentsPertemuan adalah hal yang wajar dalam kehidupan, semua orang mengalami itu. Namun apakah wajar jika pertemuan itu nyatanya hanya memberikan goresan luka? Entah bagaimana bisa mereka dipertemukan. Gadis itu nyatanya seolah bertahan walau nyatanya men...