Bab 5

83.5K 4.9K 98
                                    

Happy reading...

-----------------------------------

Sudah hari ke dua sejak aku dan orang tuaku mengunjungi Keluarga Reymon, tidak ada kabar sedikitpun dari mereka.

Setiap kali menatap layar ponselku, rasanya aku sudah tidak tahan ingin menghubungi Tuan Reymon dan menanyakan perkembangan kunjungan kami.

Pikiran buruk ini terus saja bergerilya dalam relung-relung jiwaku. Apakah Ariana menolak rencana ini karena aku adalah tunangan kakaknya? Atau karena dia sudah mempunyai kekasih di sana?

Atau kemungkinan buruk lainnya, Ariana menolak mentah-mentah lalu memutuskan untuk pulang segera ke Bali.

Gawat. Kalau sampai Ariana pulang ke Bali, artinya aku sudah tidak punya kesempatan lagi untuk bisa mendekati bahkan memilikinya.

Damn! Bagaimana mengenyahkan pikiran buruk ini dari kepalaku?

Aku tidak ingin lari ke sana, tapi membayangkan Ariana di Bali bersama pria lain, memiliki jiwa dan tubuhnya, seketika membuat nafasku memburu.

Konyol! Aku benar-benar sudah konyol!

Aku beranjak dari kursi kebesaranku, membawa wajah muram ini ke sisi jendela lalu membuang jauh-jauh mataku pada vista Jakarta di siang hari.

Masih ada waktu 15 menit sebelum jadwal meeting berikutnya. Meghan, tangan kananku, sudah mewanti-wanti kalau meeting kami kali ini dengan Tuan Chow sangatlah penting. Aku paham, siapa yang menguasai teknologi di masa depan, dialah pemilik pasar.

Bunyi ponsel yang aku letakkan di atas meja kerja, membuatku terkejut. Selintas hatiku membengkak akan harapan Tuan Reymon yang menghubungiku, membicarakan tentang Ariana..

Seketika mulutku mendesah kecewa saat membaca nama yang mengambang di layar ponselku.

"Yes, Isabele? What's up?" Tanyaku tanpa basa-basi.

"Ouch, Dear. Apa aku menelepon di saat tidak tepat?" Balas Isabele terkejut dengan datarnya suaraku.

"Sorry. Aku ada meeting penting 15 menit lagi. Ada apa?" Tanyaku kembali.

Terdengar Isabele tertawa kecil.

"Aku tahu kamu memang selalu sibuk, Christopher. Kamu ingin meninjau proyek apartemen kita di pulau reklamasi?" Tanyanya balik.

"Kapan?"

"Sore ini. Tower ke lima 90 persen sudah selesai. Aku ingin tunjukkan padamu final progress-nya. Semoga 2 atau 3 bulan lagi kita bisa melaksanakan topping off segera karena beberapa unit sudah di pesan." Jawab Isabele.

Aku menghela nafas panjang. Mengingat-ingat sebentar jadwalku hari ini. Selesai meeting dengan Tuan Chow, sore ini Detektif Jeremy akan datang untuk melaporkan perkembangan kasus Melani.

Selain karena meeting marathon, dua hari ini aku merasa sangat lelah dan aku tahu persis apa yang menyebabkanku jadi seperti ini. Ariana sudah membetot habis separuh energiku.

"Sepertinya kamu harus meninjau sendirian, Isabele. Entahlah, hari ini aku merasa sedikit lelah."

"Hei.. hei. Kamu kenapa? Tidak biasanya kamu tidak bersemangat seperti ini. Are you okay? Kamu pasti sedang stres, Christopher. Gimana kalau nanti malam kita pergi ke club?

"Entahlah, sepertinya itu bukan ide bagus."

"Come on, Christopher. Nikmatilah waktumu yang sedikit itu." Bujuk Isabele.

[END] ChristopherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang