Bab 45

58.9K 3.1K 262
                                    

I'm back..

Pada kangen ndak seh?

Happy reading yak, met kencan sama Christopher..

Luvv

===============

Aku benci melakukan ini. Masalah ini sungguh menjengkelkan karena seorang Isabele Lantos masih bisa mengendalikan kami setelah apa yang dia lakukan pada Ariana.

Sialan.

Semua berawal dua hari yang lalu saat Detektif Jeremy melaporkan perkembangan kasus Isabele. Pria berkumis tebal tersebut memberikan informasi menjengkelkan, Isabele tidak bisa diajak bekerjasama saat pemeriksaan. Wanita itu sengaja menantang kami dengan mengunci mulutnya dan tidak mau memberikan keterangan apapun.

Entah siasat apa yang sedang ia rencanakan di kepalanya.

Aku tidak mau terpancing dengan permainan Isabele. Suka-suka wanita itu mau bertingkah seperti apa. Toh, berkas kasusnya tetap berjalan dengan atau tanpa keterangan Isabele. Aku sudah pernah menkonfirmasikan hal ini kepada pengacara keluarga kami.

Namun kami punya masalah lain. Keterangan Kevin tidak cukup kuat untuk menyeret Singa Makmur ke meja pengadilan. Bukti Kevin menjadi mentah di tangan mereka. Orang-orang Singa Makmur masih bisa cuci tangan dan bebas di luar sana, seolah apa yang sudah mereka lakukan terhadap Melani dan Ariana tidak pernah ada hubungannya dengan bisnis mereka.

Sekarang bola kami berpindah ke tangan Isabele. Satu-satunya keterangan yang mau Isabele sampaikan kepada kami melalui Detektif Jeremy adalah ia mempunyai bukti kuat bagaimana Singa Makmur terlibat dalam konspirasi berdarah ini.

Permainannya tidak cukup sampai di situ. Isabele mau memberikan keterangannya tetapi dengan satu syarat yang cukup berat. Ia ingin menegosiasikan keterangannya tersebut hanya kepadaku.

Bukan kepada papa atau pengacara kami apalagi Detektif Jeremy.

Isabele akan membuka mulutnya hanya bila aku yang menemuinya.

Damn.

Damn.

Aku sudah berdiskusi dengan papa dan ia memintaku untuk mengikuti permainan Isabele.

"Wanita itu sudah diujung tanduk, Christopher. Kita lihat saja apa dia masih punya cukup taring untuk menggigit kita."

Mengutuk habis-habisan masalah yang ditimbulkan oleh wanita tersebut, pukul dua siang hari ini aku terpaksa harus duduk di dalam Lexus nyamanku dalam perjalanan menuju ke sebuah penjara wanita. Aku dan Detektif Jeremy berjanji bertemu di sana.

Harapanku, apa yang kudapatkan akan sepadan! Aku menggeram dalam hati.

Setelah melewati prosedur pemeriksaan yang nyaris membuat aku ingin membatalkan niatku, akhirnya kami diminta masuk ke sebuah ruangan berteralis besi dengan banyak meja berkapasitas empat kursi yang ditata sedemikian rupa untuk kunjungan. Dua orang petugas wanita bersiaga pada pintu masuknya.

Aku menyandarkan punggungku di salah satu kursi yang tidak nyaman sama sekali untuk tubuhku. Namun aku mencoba santai dengan menumpukkan satu kakiku. Aku dan Detektif Jeremy duduk dan menunggu.

"Maafkan atas ketidaknyamanannya, Tuan Christopher. Prosedur pemeriksaan." Detektif Jeremy mendekatkan wajahnya padaku.

Aku mengangkat tanganku. Aku paham, tak perlu diperpanjang lagi!

"Hhm. Bagaimana kabar kesehatan Nyonya Ariana, Tuan?"

Pria berkumis ini berusaha membuka percakapan di antara kami, tapi sayang dia mengawalinya dengan salah. Untuk apa tiba-tiba dia menjadi antusias dengan kondisi istriku!

[END] ChristopherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang