Bab 28

52.9K 3.2K 83
                                    

Selamat pageeee... tepatnya dini hari ding..

Berhubung besok sabtu.. libur.. masih pada melek kan?

Notes : dewasa only yak..

Happy reading

==================

Matahari sudah bergeser ke barat saat Alphard yang kami tumpangi perlahan menggeleser membelah halaman sebuah resort.

Saat kakiku menjejak jalanan aspal di bawahku, langit berwarna jingga keabu-abuan menjadi pemandangan yang menakjubkan di atas kami. Resort ini terletak jauh dari keramaian, berada di punggung bukit berhutan dengan pemandangan petak-petak sawah pedesaan yang mengiringi di sepanjang perjalanan kami. Kupikir tempat ini sedikit terpencil namun menyimpan keelokan yang sangat surgawi.

Aku mengingatkan diriku untuk meminta Ivy menyimpan nama resort ini jika ada kunjungan lagi ke Bali. Ariana pasti menyukainya.

Sayangnya, panorama yang memikat saat ini tak cukup menghalau muram dari wajah Ariana.

Charlie dengan kesigapannya membantu Ariana beringsut turun dari Alphard. Lalu sejenak Ariana hanya berdiri memaku di sebelah mobil saat Juan menurunkan barang-barangku dari bagasi.

Jiwanya seperti tak menginjak bumi dan itu sedikit menjengkelkanku, karena aku tak tahu apa penyebabnya.

"Ariana." Tegurku halus begitu tiba di sebelah tubuh Ariana. Tanganku meraih tangan Ariana, merekatkan telapak tangan kami sebagai tanda betapa aku sudah sangat merindukannya.

Namun, responnya tidak seperti yang kuharapkan.

Tembok tak kasatmata yang Ariana bangun selama perjalanan ke resort ini, jelas masih berdiri di antara kami. Aku tak sabar ingin segera menyelesaikan dan mengakhiri gencatan emosiku dengan Ariana.

Menggunakan kartu yang diberikan Ariana, Charlie mendorong pintu kayu berornamen di depannya dan mempersilakan kami berdua untuk masuk.

"Aku ingin minum." Ariana bergumam sembari membebaskan tangannya secara halus dariku. Aku terpaksa mengangguk, memandang punggungnya berjalan menjauhiku menuju lemari pendingin.

Oke. Sikap Ariana masih dingin padaku.

Aku berjalan untuk mengamati suite yang dipilihkan Ivy untuk Ariana. Tanganku menggeser sebuah pintu kaca lebar yang menuju ke beranda kamar.

Wow. Mataku disambut oleh sebuah kolam renang pribadi lengkap dengan dua buah kursi tidur yang terlihat sangat nyaman. Ada gazebo berdiri di ujung kolam, beberapa bantal putih bersandar pada birai kayunya.

Kakiku berjalan di atas batu alam, melewati kursi tidur dan berdiri di sebelah tangga kecil menuju gazebo.

Lagi-lagi wow. Ternyata sekarang aku berada di atas bukit dengan ngarai yang ditumbuhi pepohonan hijau nan lebat. Vista luar biasa ini semakin terlihat sempurna karena dihiasi langit jingga sore hari sebagai latar belakangnya.

Aku tengah menikmati gambar pemandangan kelas majalah travel dunia.

Aku cocok sekali dengan tempat ini. Apalagi padanan antara suasana eksotis dan kolam renang pribadi.

Hmm, pasangan yang sempurna.

Aku bisa mengajak Ariana berenang. Ingatan terakhirku soal berenang, sepertinya Ariana menyenangi aktivitas ini.

Atau, kami juga bisa menghabiskan sore ini dengan aktivitas menyenangkan lainnya. Mandi bersama, misalnya.

Pangkal pahaku berdenyut setuju dengan ide-ideku.

[END] ChristopherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang