Bab 18

80.6K 3.7K 141
                                    

Haii.. ketemu lagi yak..

Semoga pada sukak deh..

-------------------------------------------------

Wangi sampo, parfum dan aroma manis menyerbu masuk hidungku pada detik pertama mataku terbuka. Kepalaku langsung mencari dan perasaanku seketika menghangat menemukan Ariana tidur di sampingku.

Pelan-pelan aku beringsut dan berbaring menyamping lalu melipat siku untuk menyangga kepala. Berlama-lama memandangi Ariana yang terbaring menghadap padaku. Mengagumi matanya yang memejam rapat dan dipayungi bulu mata panjang dan lebat. Lalu mataku turun menyelusuri bibirnya yang sedikit terbuka dengan selimut menutupi dadanya yang tampak naik turun seirama dengan nafasnya yang berhembus halus.

Aku sanggup berjam-jam hanya dengan menatapnya seperti ini..

Untuk pertama kalinya, aku merayakan bangun pagi bersama Ariana. Walau sekarang ia tak bergerak sama sekali, hanya dadanya saja yang bergerak halus.

Yeah, aku sudah membuat Ariana kelelahan gara-gara aktivitas panas kami hingga dini hari.

Aku menyeringai. Menatap Ariana tertidur saja sudah ada yang langsung terbangun dan mengeras di bawah sana.

Jangan rakus! Aku memaki diriku.

Tanganku sudah gatal ingin membelai kulit wajah Ariana yang halus. Namun aku tak yakin apa aku cukup kuat untuk menahan diri kalau sampai Ariana membuka matanya.

Akhirnya jariku hanya menjumput rambut yang berjatuhan pada bahunya yang polos lalu meremasnya lembut, menghidu wangi rambutnya dalam-dalam.

Baunya sangat lezat..

Aku harus segera pergi selagi otakku masih sanggup mengendalikan libido ini.

Dengan berat hati aku memaksa tubuhku beringsut pelan-pelan turun dari atas ranjang lalu memunguti bukti keliaranku semalam. Kemeja, dress, celana panjang, jas, celana dalam, bra tampak berserakan di atas lantai.

Aku tersenyum sendiri sembari memasukkan barang-barang tersebut ke dalam keranjang untuk dicuci Bella kemudian berjalan malas menuju kamar mandi.

Aku butuh berendam untuk meredam gairah yang sudah terlanjur terbangun dalam diriku.


-oOo-


Bibirku berdecak puas melihat apa yang bisa dihasilkan oleh kelebihan energy-ku pagi ini. Ketika aku berendam tadi, tiba-tiba terlintas untuk membuat sebuah kejutan untuk Ariana.

Well, Ariana pasti tak akan mengira kalau suaminya yang tampan ini selain perkasa di ranjang juga jago masak.

Aku menyeringai sendiri.

Yeah, hasilnya adalah sebuah sarapan ala Chef Christopher berupa cream soup dan garlic bread khusus untuk Ariana, istriku. Tak lupa setangkai bunga mawar merah ikut mempercantik tampilan hidanganku pagi ini.

Kira-kira apakah Ariana tahu kalau pohon bunga mawar ini aku ambil dari penthouse yang aku belikan untuk Melani?

Sejak Melani meninggal aku memang tidak berniat untuk menempati penthouse tersebut. Sehingga waktu itu Meghan berinisiatif daripada menjualnya lebih baik disewakan berikut dengan isinya. Untuk investasi, demikian alasan Meghan. Aku sendiri setuju saja dan tak bertanya lebih lanjut, berapa yang Meghan tawarkan kepada para peminat penthouse itu. Aku percaya Meghan lebih expert untuk urusan sewa-menyewa ini.

[END] ChristopherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang