Bab 38

41.6K 3.1K 286
                                    

Haiii.. gue nongol lagi neh..

Seneng kan? Hepi kan?

Gini doong up date an cepet..

Gue cuman pengertian aja seh soalna banyak yg penasaran ma part ini..

So cekidot... happy reading yaak..

================


"Kencangkan sabuk pengaman anda, Tuan."

Itulah kalimat terakhir yang dikatakan Juan padaku dalam nada keras sebelum sopir sekaligus pengawal pribadiku tersebut melajukan mobil dengan kecepatan pembalap di arena formula satu.

Kesempurnaan desain suspensi Lexus hitamku tak cukup meredam guncangannya, bahkan tubuhku yang terikat cukup kuat di kursi ikut meliuk-liuk seiring badan Lexus yang bergerak bak orang mabuk sedang menari di lantai dansa.

Aku tak sanggup berpikir apapun saat ini. Satu-satunya yang aku rasakan adalah ketakutan yang mencekikku, nyaris mendekati batas toleransinya. Perutku diremas-remas oleh ketegangan dan kecemasan hingga membuatku ingin memuntahkan seluruh isinya keluar.

Dengan mata terpejam, mulutku tak henti merapal memanggil nama Ariana. Jemariku mencengkeram kuat hand grip di atasku seolah aku bisa mendapatkan kekuatan dari sana.

Apa yang dialami Ariana saat ini? Apakah ia sangat ketakutan sekarang?

Mataku terbuka lebar di saat kurasakan Juan melambatkan kecepatan mobilku.

"Kita sudah sampai, Tuan." Juan berujar pelan, tanpa menoleh ke arahku. Ia fokus memperhatikan rumahku. "Lebih baik kita berhenti di sini. Saya akan masuk duluan, sehingga saya bisa melindungi Tuan karena kita tidak tahu apakah mereka bersenjata atau tidak."

Aku menggeser bokongku gelisah. Desisan suara Juan membuatku sepenuhnya terjaga sekaligus hancur. Anganku mengharapkan komplotan itu sudah diringkus sekarang, namun keheningan rumahku sekarang menjadi begitu menakutkan sekarang.

Semoga kamu baik-baik saja di dalam sana, Ariana.

Ketika kakiku menjejak di jalanan, suasana lengang dan mencekam. Ada beberapa mobil terparkir di pinggirnya dan aku tidak punya dugaan siapa pemiliknya. Bisa jadi salah satu di antaranya adalah mobil para perampok.

Bulu-bulu di sekujur tubuhku meremang dengan sendirinya.

Tuhan, selamatkan istriku!

Langkahku mengekor Juan yang berjalan cepat ke arah sudut pagar.

"Rusak." Juan bergumam sendiri seraya mengamati sistem pengamanan pagar. Tanpa menimbulkan suara, Juan segera mendorong pagarnya ke samping hanya selebar badan kami. Dengan langkah cepat Juan menyelinap memasuki halaman terlebih dahulu. Aku mengikuti langkahnya.

Kemudian kami bergerak bersama menuju pos penjagaan yang berada tepat di samping pagar. Setelah memastikan tidak ada yang mencurigakan, Juan menyerbu masuk. Namun kami hanya menemukan ruang pos penjagaan dalam keadaan kosong. Para perampok pasti menyandera dua orang security guard yang biasanya berjaga di sini. Mata kami memeriksa keadaan sekitar pos penjagaan, kami mendapati kalau kamera pengintai yang terletak di atas pintu pos penjagaan dalam keadaan hancur.

Betapa lihainya mereka karena langsung tahu di mana CCTV dipasang.

Juan melemparkan kode padaku untuk segera bergerak melanjutkan. Kode jemari Juan menunjukkan kalau ia berencana masuk rumah melalui pintu samping di mana garasi berada serta mengarah pada deretan paviliun-paviliun tempat karyawan tinggal.

[END] ChristopherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang