Happy reading..
-----------------------------------------------
Aku bisa memahami kalau Ariana menginginkan sebuah pesta pernikahan yang sederhana karena ia ingin menghormati mendiang kakaknya. Namun sayangnya, papa dan mamaku menginginkan sebaliknya.
Dengan dalih aku adalah anak tunggal, mereka ingin menyelenggarakan acara pernikahan kami secara mewah. Setali tiga uang, Nyonya Berta, mama tiri Ariana juga menginginkan hal yang serupa dengan mama.
Ariana memang akhirnya mengalah dengan kemauan kedua orang tua kami, namun justru itu yang membuatku jadi khawatir. Mungkin hanya perasaanku yang berlebihan, tetapi aku melihat jauh di kedalaman kedua bola matanya, ia menyimpan kegelisahan yang tak terucapkan di bibirnya.
Kekhawatiranku semakin membuncah, ketika kami harus menandatangani beberapa perjanjian bisnis sebelum menikah. Mulut Ariana jadi mengatup lebih rapat, seolah ia berubah menjadi orang asing yang berdiri sendirian di kejauhan.
Aku tahu Ariana terpaksa berurusan dengan dunia bisnis yang tidak ia sukai, tapi apapun yang ia pikirkan saat ini sangat-sangat menggangguku.
Aku mengambil cuti tiga hari sebelum hari pernikahan kami. Dan esok hari aku berencana mengajak Ariana untuk melihat rumah baru kami.
Kevin memang seorang kontraktor yang bisa diandalkan. Bersama timnya, ia berhasil merenovasi rumah ini berikut interior yang ada di dalamnya, tepat pada waktunya. Aku sangat puas dengan hasil pekerjaan mereka.
Detektif Jeremy juga sudah memberikan detail aliran dana dari rekening milik Melani kepada Ariana. Bisa dikatakan, saat ini aku sudah memegang nomor rekening Ariana, sehingga aku tinggal menginstruksikan pada Ivy kapan asisten pribadiku itu harus mentransfer uangku ke dalam rekening Ariana.
Itu adalah bentuk tanggung jawabku sebagai seorang suami. Aku berencana ingin mendiskusikan hal ini kepada Ariana.
SUV Lexus hitam yang aku beli sebagai hadiah pernikahanku untuk Ariana juga sudah siap. Bahkan aku sudah bertemu sopir baru Ariana minggu lalu. Namanya Charlie. Posturnya tegap dan terlihat gesit seperti Juan dan ia siap bekerja untuk Ariana mulai minggu depan. Aku yakin dengan orang pilihan Juan untuk menjaga Ariana.
Aku lega. Segala sesuatu yang harus aku persiapkan untuk Ariana sudah berjalan sesuai rencanaku, di luar acara pernikahan itu sendiri yang sudah ditangani oleh wedding organizer di bawah pengawasan Nyonya Berta dan mamaku.
Aku tinggal menunggu hari besar kami..
Sore ini aku masih mengadakan meeting dengan Meghan untuk membahas point-point penting yang harus diperhatikan selama aku cuti.
Seperti biasa, Meghan mengomel saat mendapati aku masih saja keras kepala tidak mengambil libur honeymoon setelah pernikahanku.
"Christopher, aku sudah sudah bilang, perusahaan ini tidak bakal bangkrut hanya karena kamu mengambil waktu liburan hingga dua minggu ke depan. Buat apa Hari Selasa sudah masuk kerja? Apa kamu tidak kasihan dengan istrimu?" Bola mata Meghan mendelik ke arahku.
Aku hanya tertawa kecil menanggapi. Buat apa mengambil libur panjang kalau tidak bisa menikmati masa bulan madu?
"Kamu nggak percaya padaku, sampai segitunya ketakutanmu meninggalkan perusahaan ini?" Dengus Meghan kesal.
Aku menepuk-nepuk punggung tangan Meghan.
"Bukan itu. Jangan salah paham. Ariana tengah sibuk menyelesaikan target ikut serta dalam pameran pembukaan galeri milik temannya. Makanya kami menunda bulan madu." Dalihku. Setidaknya pembukaan geleri itu adalah benar.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Christopher
Ficción GeneralWarning : 21++ Banyak adegan dewasa, mohon kebijakan pembaca! Dari sekian banyak wanita yang tergila-gila padanya, Christopher Regan, CEO dan pewaris tunggal dari Sagara Grup malah memilih Ariana Darmawan. Wanita misterius dan tertutup yang sudah...