Happy reading sodara-sodara..
----------------------------------------------------------
Ditemani oleh Meghan, pembicaraan bisnis kami sambil bermain golf dengan Tuan Jiro berjalan dengan lancar. Aku sangat puas dengan hasilnya. Tidak ada yang terbuang percuma seharian ini, poin-poin penting berhasil kami sepakati.
Waktu menunjukkan hampir pukul setengah dua siang ketika aku beserta Meghan menutup kesepakatan bisnis dengan cara yang anggun. Bersalaman penuh persahabatan dan keyakinan dengan Tuan Jiro kemudian melepaskan rombongan mereka meninggalkan lapangan golf.
Sambil menunggu mobil kami tiba, aku dan Meghan mengobrol ringan.
"Apakah kehadiranku diperlukan untuk acara topping off besok, Christopher?" Tanya Meghan yang berdiri di sebelahku.
Aku menggeleng pelan.
"Tidak. Tidak perlu, Meghan. Aku akan datang bersama Ariana." Jawabku. Meghan seketika menoleh ke arahku.
"Aha! I see. Aku senang mendengarnya, karena.. kamu tahu, aku sudah mengikuti sepak terjangmu dengan deretan wanita-wanita cantik itu. Dan.. jujur saja, aku kurang menyukai Isabele. Wanita itu selalu merongrong perhatianmu, sejak dulu. Kamu tahu maksudku 'kan?" Meghan mulai berceloteh.
Aku menggeleng dan menanggapinya dengan tertawa kecil.
"Hey! I'm serious. Sebagai orang yang lebih tua, aku ingin menasihatimu, Christopher. Kamu harus mulai bersikap tegas pada Isabele karena kamu seorang suami sekarang. Aku juga wanita bersuami, at least aku bisa merasakan bagaimana kalau suamiku masih dekat dengan mantan kekasihnya. Apapun statusnya, kamu juga pasti cemburu kalau istrimu dekat dengan pria lain 'kan? Begitu juga istrimu."
"Isabele tak lebih hanya rekan bisnis." Jawabku.
"Bla.. bla.. bla.. Please, Christopher. Jangan kamu anggap orang lain bisa membaca isi kepalamu walaupun itu istrimu sendiri." Kata Meghan setengah menggerutu.
"Fine. Aku mengerti maksudmu." Kepalaku berputar memandang Meghan. "Berhubung kamu sudah bicara panjang lebar padaku, kamu harus menemaniku sekarang, Meghan."
Meghan mengernyit, membalas tatapanku.
"Kemana?"
"Toko perhiasan."
-oOo-
Sayup-sayup aku mendengar suara obrolan ketika kakiku memasuki ruang tengah. Aku tadi melihat mobil mamaku terparkir di halaman, ada juga sebuah mobil yang lain yang kuduga adalah mobil mama mertuaku, Berta. Sepertinya Ariana dan mereka berdua tengah bercakap-cakap di beranda belakang.
Aku membawa kotak perhiasan yang baru saja aku beli ke ruang kerja dan menyimpannya di laci mejaku. Aku ingin memberikan kepada Ariana besok sebelum kami berangkat ke acara topping off.
Aku mengeluarkan ujung kemeja putihku keluar dari celana kasual warna khaki yang aku pakai dan membiarkan tangan kemejanya terlipat hingga siku. Setelah melepaskan sepatu sport dan menggantinya dengan sandal rumah, aku mengayunkan kakiku menuju beranda belakang untuk bergabung dengan Ariana.
Aku menemukan mereka bertiga tengah duduk di sofa sambil mengobrol.
"Selamat siang, Ladies!" Bola mataku beredar memandang mamaku, Berta lalu berhenti pada Ariana. Mengenakan kemeja putih tipis tanpa lengan dengan rambut dikuncir satu, Ariana tampak cantik dan segar meski kedua pipinya bersemu merah.
Apa yang mereka bicarakan hingga Ariana merona seperti ini?
Aku berjalan mendekati kursi di mana mamaku duduk lalu membungkukkan tubuhku untuk memeluk dan mencium kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Christopher
General FictionWarning : 21++ Banyak adegan dewasa, mohon kebijakan pembaca! Dari sekian banyak wanita yang tergila-gila padanya, Christopher Regan, CEO dan pewaris tunggal dari Sagara Grup malah memilih Ariana Darmawan. Wanita misterius dan tertutup yang sudah...