Bab 15

73.1K 4.2K 69
                                    

Haiiiii..

Maafkeun gue molor banyak nih.. zibuk ruar biasa nih..

Happy reading..

----------------------------------------

Aku menggenggam erat tangan Ariana tatkala seorang sekuriti melebarkan pintu kaca dan mengangguk sopan saat kami melangkah memasuki lobi.

Mulutku kontan melenguh kesal saat melihat siapa yang berjalan menghampiri kami sekarang. Sialan. Mengapa harus orang ini yang menyambut tamu undangan yang datang?

Mataku bertambah waspada melihat tubuh atletis terbalut jas hitam ini melangkah dengan penuh percaya diri. Seolah tahu di mana kelebihannya, bibirnya sengaja menyungging senyum di atas wajah tampannya. Apalagi sorot matanya tajam bak mengintai..

Sialan. Bajingan kamu Tony!

Biarpun samar dan sambil lalu tapi aku tahu apa yang sedang ia nikmati!

"Selamat datang, Tuan Christopher. Nyonya Christopher." Sapa Tony saat ia sudah berdiri di depan kami. Tangannya terulur padaku terlebih dahulu, hingga terpaksa aku harus melepaskan genggamanku dari tangan Ariana.

Tiba giliran Ariana menyambut tangan Tony, aku melingkarkan lenganku pada bahu Ariana dengan posesif.

Aku memberikan peringatan bagi Tony untuk segera menyingkirkan matanya dari istriku!

"Silakan ikut saya." Seperti mendengar gerutuku, Tony berpaling lagi ke arahku. Tapi hanya sebentar, detik berikutnya mata Tony sudah kembali pada Ariana untuk mempersilakan. Sialan!

"Terima kasih, Tony." Jawabku kaku sembari meraih tangan Ariana dan menuntunnya mengekor langkah Tony menuju ke sebuah pintu lift.

Menggunakan kartu yang ada di tangannya, Tony membukakan pintu lift untuk kami lalu berbalik memandangku.

"Lift ini akan membawa anda ke lantai 61. Lantai teratas, Tuan Christopher." Tony tersenyum padaku lalu berpaling ke arah Ariana.

Kurasakan bajingan ini sedang mencuri kesempatan buat tebar pesona pada istriku. Nyatanya, senyumnya berubah jadi terlalu manis di mataku.

Sialan.

"Terima kasih." Sahutku dingin. Secepatnya aku melingkarkan tanganku di pinggang Ariana, menariknya memasuki lift sebelum tanganku melayang menonjok mulut Tony yang tengah tersenyum bak domba berbulu serigala.

Kekinya, Ariana seperti tidak merasa kalau sedari tadi Tony mengerling ke arahnya!

"Kita baru tiba beberapa menit dan sudah ada satu daftar penggemarmu." Gerutuku ketika pintu besi sudah menutup di depan kami.

Ariana menoleh padaku. Melihat bola mata Ariana yang menatapku seolah aku hanyalah suami tukang ngambek karena kurang perhatian, membuatku jadi kesal.

"Daftar penggemar? Maksudmu laki-laki barusan? Tony?" Bola matanya mengerjap tak percaya.

"Ariana, kamu tak lihat mata Tony terang-terangan mengagumimu?" Sahutku tak menyembunyikan kejengkelanku.

"Kamu jangan paranoid begitu. Aku merasa tak ada yang salah dengan matanya." Ujar Ariana santai.

Jangan menganggap remeh kecemburuanku, Ariana! Kamu milikku!

Aku mengetatkan tanganku. Menarik tubuhnya menempel padaku.

"Kayaknya kamu dan Tony sudah saling kenal sebelumnya." Ariana merubah topiknya.

[END] ChristopherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang