Empat Puluh Satu.
***"Jadi, gimana rencana ke puncak?"
Semua yang tengah asik pada kegiatannya masing-masing; Galang dan Panjul bermain PS, Cakra sedang bermain Mobile Legends bersama Aldo, lalu Farel entah sedang apa dengan ponselnya, langsung menoleh pada Faisal yang sejak tadi tidak melakukan apa-apa seperti orang kurang perhatian.
"Ayo aja. Bebas gue," sahut Galang yang perhatiannya sudah kembali ke layar televisi lagi.
"Sama," kali ini Cakra. Diikuti Aldo yang mengangguk, kemudian Farel.
Merasa ada yang kurang, Faisal menendang pelan pinggul Panjul di depannya. "Lo gimana, Jul?"
"Hah?" laki-laki berparas manis itu menoleh sekilas. "Gue gak bisa ternyata. Lagi masa hukuman. Ini aja gue keluar manjat tembok belakang rumah."
"Weh! Ada bakat maling lo, Jul," seloroh Cakra.
Faisal berdecak, wajahnya terlihat kecewa. "Ah elah, lo!" gerutunya. "Emang dihukum gara-gara apaan? Masih zaman apa dihukum gak boleh keluar rumah."
"Buat orang tua gue, zaman gak mempengaruhi. Aturan tetep atur ajaan," jelas Panjul, lalu ia terkekeh. "Gue abis bikin nangis Si Zia, tetangga gue."
Kening Faisal mengerut. "Bocah?"
Panjul menggeleng. "Udah SMA. Baru masuk, sih."
"Pelanggaran lo!" Galang tiba-tiba berteriak keras sambil melotot pada teman di sebelahnya itu, sejenak melupakan game-nya. "Bikin nangis cewek sama aja kayak lo keluar rumah pakek rok! Banci!" imbuhnya.
Namun, Panjul hanya menanggapi omelan Galang dengan leletan lidah, membuat laki-laki itu jadi jengkel lalu memiting leher Panjul hingga permainan PS keduanya benar-benar kacau.
"Emang lo gak pernah bikin nangis cewek, Lang?" Tidak ada angin tidak ada hujan, Farel menyambar pertanyaan, membuat Galang lantas menghentikan aktivitas tidak bergunanya bersama Panjul.
Si Pecandu Kuaci itu tersenyum, menepuk dadanya, angkuh. "Setau gue, gak pernah, sih. Soalnya gue yang disakitin mulu. Jadi, gue yang nangis. Bagus, 'kan? Daripada mereka yang nangis, nanti jadi beban batin gue."
Seketika kamar Galang berisi sorakan heboh, kecuali Farel yang sekilas terlihat perubahan dalam ekspresinya, namun langsung ia tutupi dengan kembali bermain ponsel.
"Woah ... Lang, baru kali ini gue bangga sampe mau meluk lo," lagi-lagi, Cakra berceloteh yang tidak-tidak."Gak. Makasih."
"Gue pikir lo jago main cewek, tapi ternyata malah lo yang dimainin!" setelah meledek seenak jidat, Aldo terbahak, membuat Galang mengubah arah pitingan padanya, hingga Aldo dan Cakra teriak-teriak karena game mereka berantakan.
"Ah, Lang! Goblok! Mati ini ketembak tower!"
"Betewe, Abang Farel dari tadi senyum-senyum aja ngeliatin hape. Lagi chatan sama siapa, cih?"
Sadar namanya disebut Faisal, Farel menoleh, lalu tersenyum. "Lagi baca meme di IG. Nih." kemudian ia menunjukkan ponselnya, yang memang benar isinya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holla, Hiper! (Complete)
Teen Fiction[Side's Story of Favorably] Terkadang, rasa cinta yang awalnya indah bisa berbalik menyerangmu. Dan Cinta yang kamu agung-agungkan, bisa memutar balik hidupmu dalam sekejab mata. Setiap manusia memiliki ekspektasi dalam cinta. Berharap terus begini...