Tiga Puluh Enam.
***LINE!
Mendengar suara notifikasi, tangan Intan yang sedang membaca novel itu lantas terjulur mengambil ponsel di sampingnya, lalu dengan pikiran yang masih terfokus pada alur cerita, Intan membaca isi pesan tadi.
Ba-bi💕 : Tan, gue mau ngabarin, besok sampe kita masuk sekolah, gue pulkam, ada sodara gue yg sunatan
Mata Intan melotot, napasnya tertahan sejenak, lalu setelah sadar, ia melempar asal novelnya di kasur, berdiri tergesa, kemudian berjalan cepat ke balkon.
APA-APAAN?!
Tanpa basa-basi, ia pun menelepon si pengirim pesan tersebut. Sambil di dalam hati mengucapkapkan kata sabar berulang-ulang.
"He—"
"Gue baru pulang, lho, dari nikahan sepupu gue, terus sekarang lo yang mau pergi. Gegana gue langsung," serobot Intan, bahkan sebelum Aldo sempat membuka lebar mulutnya.
Dari seberang sana, terdengar laki-laki itu tertawa renyah, membuat Intan semakin galau. "Maaf, ya, ini juga ngedadak banget. Tadinya gue gak mau ikut, tapi gak enak. Gue udah jarang main ke sana, masa' ada acara penting juga gak dateng."
Intan menghela napas, sedih. Kepalanya ia taruh di pagar balkon dengan pandangan muram yang mengarah pada lampu jalan di kompleknya yang satu persatu mulai menyala, tanda malam telah tiba.
"Ya udah, deh. Mau gimana lagi, 'kan?"
"Ngambek, ya?"
"Enggak," Intan menggeleng, meski tau Aldo takkan melihat. "Beneran enggak," tambahnya, supaya meyakinkan.
"Syukur kalo gitu. Gue jadi tenang ninggalinnya."
Intan menggigit bibir, cahaya bola matanya semakin redup.
Padahal, dari sejak mereka UKK dan memasuki liburan, mereka belum pernah bertemu lagi. Sama sekali. Meski keduanya senantiasa melakukan video call, tetap saja rasanya berbeda jika tidak bertemu langsung, 'kan?
Ini semua karena Mbak Ike yang tiba-tiba memundurkan hari pernikahan, jadinya Intan tidak bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Aldo, hiks!
"Jangan nangis, dong, Tan."
Mengerjap, Intan kontan mengusap pipinya. Ternyata benar, ia menangis. Kok, bisa gak sadar, ya? Padahal dikira cuma di dalam hati saja.
"Baper aku, Mas," kekehnya.
"Ah, jadi gak tega gue. Apa mau ikut aja ke Jombang?"
Intan melotot. "Gila apa? Entar dikira calon bini lo, gue!"
Aldo tergelak. "Gak mau emang?"
"Apa?"
"Jadi istri gue?"
Wajah Intan seketika memanas, ia salah tingkah, lalu berdeham. "I-itu, belom cukup umur! Buang ingus aja belom bener, udah sok-sokan ngomongin nikah!"
"Gak ada yang ngelarang seseorang buat ngatur rencana masa depan, kok."
Sialan! Doi malah serius!
***
Tok! Tok!
Aldo yang baru selesai menelepon dan dengan senyum yang masih terulas di wajah lantas menoleh ke pintu, dan ketika itu, Aldo mendadak salah tingkah, mendapati sang mama berdiri di mulut pintunya yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holla, Hiper! (Complete)
Teenfikce[Side's Story of Favorably] Terkadang, rasa cinta yang awalnya indah bisa berbalik menyerangmu. Dan Cinta yang kamu agung-agungkan, bisa memutar balik hidupmu dalam sekejab mata. Setiap manusia memiliki ekspektasi dalam cinta. Berharap terus begini...