Sepuluh.
***
Ingatan tentang Farel yang bersikap manis padanya seharian ini masih membekas dalam pikiran Intan. Bahkan ia sampai tidak bisa tidur karena memikirkan hal tersebut. Dengan ponsel di tangan, berharap balasan datang bersama penjelasan mengapa bersikap demikian. Namun, tiga puluh menit menunggu, balasan itu tetap tidak ada. Seperti biasanya.Yah, mungkin Intan memang tidak harus berharap lebih. Seperti kata Aldo, cinta boleh, lupa diri jangan.
Ngomong-ngomong soal Aldo, Intan jadi kepikiran. Pulang sekolah tadi, laki-laki itu tidak menjemputnya, padahal Intan sudah bela-belain menunggu. Entah ke mana perginya, di telepon pun sudah, namun tidak ada jawaban. Alhasil, Farellah yang mengantarnya ke bengkel Bang Burhan untuk mengambil motor.
"Ck!"
Gadis itu perlahan bangkit dari kasur, takut membangunkan Alana—yang sepakat menginap di rumahnya selama seminggu, lalu berjalan menuju jendela, membuka setengah gordennya untuk melihat langit malam.
"Mendung," gumam Intan, kemudian ia menatap ponselnya lagi, dalam diam.
Jempolnya mengetuk-ngetuk kolom chatnya dengan Aldo yang masih kosong.
"Sekedar nanya doang gak apa-apa 'kan, ya?"
Akhirnya, Intan mengirim pesan sapaan pada laki-laki itu, yang sangat tidak disangka langsung dibaca detik itu juga.
Aldo : apa?
"Eh, dia online ternyata." Intan cekikikan, membuat Alana sedikit menggumam dan bergerak tidak nyaman dalam tidurnya, sehingga Intan pun diam seraya meringis. "Tuan Putri kupingnya tajem juga. Piso dapur mah kalah."
Detik berikutnya, Intan membalas pesan Aldo.
ZavelinTania : blm tidur si lo?
AldoLeonard : lo ganggu
ZavelinTania : ish, jutex
AldoLeonard : alay
Membaca balasan itu, Intan merengut. Aldo memang menyebalkan. Entah di dunia nyata atau di dunia maya. Ugh!
ZavelinTania : btw, tadi kok gajadi jemput gue? Gue telpon jg ga diangkat. Kmn maneh?
Cukup lama balasan tidak datang, sampai tujuh menit kemudian, Aldo membalas.
AldoLeonard : sorry, gue lupa. Trs balik sama siapa ke bengkel?
"Lupa? Gampang banget bilang lupa." Intan melotot pada ponselnya, seolah si pembuat kesal ada di sana. "Hm, tapi nggak apa-apa, soalnya dia masih nanyain gue pulang sama siapa."
Dan pada akhirnya, gadis itu tersenyum sambil mengetikkan balasan.
ZavelinTania : sama Far—
Drrtt! Drrtt!
Aldo Leonard's calling ....
"Waduh! Dia nelepon."
Intan menggaruk pipi lantaran bingung, meskipun selanjutnya ia angkat juga.
"Halow?"
"Pulang sama siapa tadi?"
Aldo ini tipe laki-laki yang anti basa-basi, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Holla, Hiper! (Complete)
Novela Juvenil[Side's Story of Favorably] Terkadang, rasa cinta yang awalnya indah bisa berbalik menyerangmu. Dan Cinta yang kamu agung-agungkan, bisa memutar balik hidupmu dalam sekejab mata. Setiap manusia memiliki ekspektasi dalam cinta. Berharap terus begini...