Twenti For

3.6K 142 11
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca ❤️

Ig: yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy Reading❤️

•••

"Ini bayaran kalian." ucap seorang perempuan, setengah wajahnya tertutupkan masker dan dia memakai jubah berwarna hitam.

"Makasih bos," ucap si pria berkepala plontos.

"Walupun kalian gagal buat celakain Alodia, tapi gak apa. Waktu masih panjang, kita akan coba lagi di lain waktu." Perempuan itu menyeringai di balik masker yang ia kenakan.

•••

"Makasih Bang, sering-sering deh bikin Ala ngambek. Kan enak juga jadinya," Alodia tertawa. Berbeda dengan Adit, lelaki itu memasang wajah datar.

"Enak di kamu, gak enak di Abang," Alodia nyengir lebar, memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Mereka sampai rumah saat jarum jam menunjukkan ke angka sembilan.

Sehabis menonton, kedua adik kakak itu pergi ke salah satu restoran pizza terkenal. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas, Alodia meminta Adit membelikan novel Harry Potter series kelima sampai ketujuh. Tak tanggung-tanggung, Alodia juga meminta Adit untuk membelikan boneka Teddy Bear berwarna pink, yang ukurannya paling besar.

"Udah ah, Ala mau tidur dulu. Besok sekolah," Alodia pergi menaiki tangga dengan sedikit kesusahan, karena membawa boneka Teddy dan tiga novel Harry Potter yang sangat tebal.

Sebelumnya Adit menawarkan sedikit bantuan kepada Alodia untuk membawakan barang-barangnya sampai dalam kamar. Tapi, gadis itu menolak karena dia merasa bisa membawanya sendiri.

•••

Brakkk...

Suara gebrakan pintu membuat seluruh pasang mata menatap ke arah pintu.

"ALODIA!"

Dengan watadosnya Fio sedikit berlari kecil. Terpancar senyum yang amat lebar di wajahnya.

"Apasih? Gak usah teriak-teriak, bisa?" Fio tersenyum dengan malu.

Fio memberingsut ke bangku Alfa, untung si penghuni tengah berkumpul bersama anak laki lainnya di teras kelas.

"Tau gak?!" Fio terlihat histeris.

Alodia mengedikkan bahu, "enggak," jawabnya cuek.

"Ihhh, lo mah Di," Fio menggoyang-goyangkan lengan Alodia.

"Dengerin gue ya!" Alodia menghela napas dan mengangguk.

"Apa? Cepetan!"

"Gue..." Fio sengaja menggantung kalimatnya.

"Cepetan anjir!"

"Gue ditembak Kenta!" Fio tersipu malu.

"Terus?"

"Ih lo mah, bukannya kaget gitu atau ngucapin selamat, ini malah cuek bebek,"

"Yaudah iya," Alodia mengubah ekspresinya menjadi terkejut. "Wah gue kaget," setelah itu ekspresinya kembali seperti semula, datar.

"Bodo ah, sebel gue sama lo," Alodia mengedikkan bahu dan kembali fokus pada novel Harry Potter.

Tak lama seluruh laki-laki yang sedang duduk di teras berhamburan masuk ke dalam kelas dengan tergesa-gesa.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang