Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️
Ig:yuni_wulandari1964
..
.
Happy reading❤️
Btw, aku lagi suka sama lagu yang di mulmed.
Aku mau ngucapin terima kasih sama kalian, aku suka ngelihat kalian komen di part sebelumnya. Makasih juga, yang udah spam vote. Komen kalian buat aku nambah semangat.
So, bisa aku minta kalian untuk komen di part ini? Komen sebanyak-banyaknya, kalau bisa:))
Gracias❤️
•••
Peluh membanjiri kaus Alfa. Sudah hampir 3 jam, lelaki itu mondar-mandir di tengah padatnya orang yang berlalu lalang. Dengan berbekal foto Alodia yang tersimpan di ponsel, Alfa menanyakan kepada setiap orang yang lewat di sekitarnya, apakah mereka melihat gadis yang ada di foto tersebut. Dan jawabannya masih sama dari yang sebelum-sebelumnya, mereka menggeleng dan kembali meneruskan langkah kaki yang tertunda.
Seragam Alfa sudah tergantikan dengan kaus hitam yang saat ini telah basah, akibat keringat lelaki itu.
Ingin pulang, namun rasanya enggan. Sebelum Alfa melihat Alodia dengan mata kepalanya sendiri, baru ia akan merasa lega.
Alfa mengusap wajahnya kasar. "Mungkin gue harus cari di tempat lain," sebelum mengambil langkah lebar, ia menghela napas, sambil berpikir tempat mana lagi yang akan ia kunjungi. Pasalnya, hampir seluruh tempat yang sering Alodia kunjungi bersama dirinya telah dijamah, namun hasilnya tetap saja nihil.
Satu ide terlintas di benak Alfa. Segera lelaki itu sedikit berlari menuju motornya dan menyalakan mesin.
Tak lama kuda besi itu telah melesat, ikut bergabung bersama pengendara lain di jalanan Ibukota yang lumayan legang.
•••
Selepas pulang sekolah, Fio dan Kevin langsung beranjak menuju rumah Alodia. Tujuannya untuk menanyakan lebih lanjut tentang bagaimana kronologisnya Alodia menghilang.
Kevin berucap, "Ini siapa sih yang dendam sama Alodia? Heran gue. Pengecut amat jadi orang, mainnya culik-culikkan!" tangis Fio kembali berderai. Gadis itu hanya bisa menangis sambil merapalkan do'a dalam batin yang penuh kekhawatiran.
Adit mengedikkan kedua bahu, lelaki itu menghela napas dan mengusap wajahnya kasar. Kantung mata tercetak jelas tepat di bawah netra lelaki itu.
Semalaman Adit beserta seluruh penghuni rumah ini begadang. Bahkan Adit rela menunggu Alodia di depan teras rumah, merelakan serangga pemakan darah menghisap darahnya, menciptakan bintik merah di beberapa bagian tubuhnya. Ia tak peduli, yang ia nantikan hanyalah Alodia yang tiba-tiba muncul di pintu gerbang sambil tersenyum manis ke arahnya. Namun, sepertinya semua hanya khayalan belaka. Alodia tak kembali, sampai sekarang.
"Lo udah lapor polisi?" Adit menggeleng.
"Lah, kok?"
"Belum 2×24 jam," suara ketukan pintu membuat seluruh pasang mata yang ada di ruangan itu menoleh ke arah ambang pintu.
Berdiri seorang laki-laki dengan penampilan berantakan.
Tanpa aba-aba Adit langsung menarik kaus lelaki itu dan memberikan bogem mentah di sudut bibir, menciptakan darah segar menetes. Bukannya melawan, lelaki itu hanya diam, tak bereaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alodia ✓
Teen FictionAlodia. Cewek cantik, pinter, tapi dingin dan jutek. Terkenal dengan omongannya yang terkadang pedas, sebab itu dia diberi julukan 'Mulut Cabe' dan satu lagi julukannya yaitu 'Si Cewek Es' karena sikap dinginnya yang melebihi kutub selatan. Alfa. Co...