Twenti Eig

3.2K 138 4
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️

Ig:yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy reading❤️

•••

Pagi ini Alodia berangkat bareng Adit, sama seperti hari-hari sebelumnya. Itu semua, karena kejadian Alodia yang diganggu oleh preman beberapa hari yang lalu. Membuat Alodia terpaksa berangkat bareng Abangnya yang reseh itu. Dan jika dia tidak menuruti Adit, maka semua koleksi miliknya yang berkaitan dengan Harry Potter akan menyatu dengan api dan berakhir menjadi abu. Kejam bukan? Tapi Alodia mengambil sisi sampingnya, itu semua berarti Adit sayang pada dirinya. Lelaki itu tak mau adik perempuan kesayangannya terluka bahkan lecet sedikitpun.

Motor milik Adit memasuki gerbang sekolah dan berhenti tepat di parkiran khusus siswa.

Alodia turun dari motor dan melepaskan helm yang menyangkut di kepalanya.

"Nih bang," cewek itu menyodorkan helm yang sebelumnya hinggap di kepalanya ke depan Adit.

"La, are you okay?" Adit bertanya sambil mengambil helm yang disodorkan Alodia.

Alodia berdeham, "i'm okay. Why do you ask such thing?"

"Nope, Abang perhatiin dari tadi kamu diam aja. Gak ngobrol, kayak biasanya. Kamu gak senang ya berangkat bareng Abang?"

Alodia menggeleng, "Not like that,"

Wajah Adit berubah menjadi sendu. "Kalau iya, gak apa bilang aja. Abang gak marah kok,"

"Bang!" Rengek Alodia.

"Kalau kamu gak nyaman berangkat bareng Abang jujur aja La, Abang gak akan marah," ucap Adit dengan nada lembut, membuat hati Alodia menjadi sejuk bagaikan mendapat siraman rohani.

Alodia diam, membuat Adit menarik kesimpulan bahwa cewek di sampingnya ini setuju dengan apa yang ia katakan.

"Kalau kamu diam, berarti jawabannya iya," Alodia menjadi tak enak hati. Sama saja dia telah menoreh luka tak kasat mata di hati Adit.

"Bang," cewek berambut kecoklatan itu menggigit bibir bawahnya.

"La, Abang pernah bilang kan kalau ada hal yang nge-ganjal di pikiran kamu, bilang aja ke Abang. Abang gak akan marah kok!" Adit menghela napas seraya berkata, "oke, mulai besok kamu gak usah berangkat bareng Abang lagi,"

"Tapi Bang gak kay—"

"Abang gak akan marah La!" Adit menyela ucapan Alodia. "Justru Abang akan marah kalau kamu gak jujur, seperti saat ini,"

Alodia menatap sendu ke arah Adit. "Makasih ya Bang, Abang emang yang paling ngertiin Ala,"

"Ya udah sana masuk kelas. Belajar yang rajin! Jangan liatin Alfa terus!" Cowok itu mengelus puncak kepala Alodia yang diakhiri dengan kekehan ringan pada akhir kalimatnya.

Alodia membulatkan matanya, "ihhh," cewek itu segera pergi dari hadapan Adit untuk menuju kelasnya, mengingat bel pertanda masuk akan berbunyi sebentar lagi.

Tanpa Alodia dan Adit sadari, sedari tadi ada yang memperhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan.

•••

Pelajaran biologi terasa lama bagi Alodia, tak seperti biasanya. Sedari tadi Alodia tak bisa fokus dengan apa yang dijelaskan Bu Rida. Raganya di kelas, namun pikirannya mengambang bagaikan kapal yang terombang-ambing, terkena badai.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang