Tu

10.2K 405 6
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️

Ig:ynwlx19
.

.

.

Happy reading❤️

•••

"Males saya ngedengerin Ibu ngedongeng. Juganya sejarah itu masa lalu. Masa lalu kok diungkit-ungkit, pake diinget-inget segala lagi. Ngebosenin aja."

•••

Takk...tuk... tak... tuk....


Terdengar suara langkah kaki yang membuat seluruh siswa lari terbirit-birit, karena Bu Ida—guru sejarah yang terkenal akan kekejamannya—sudah datang.

Fio yang sedang bersantai di teras kelas bersama Rachel dan lain-lainnya segera masuk kedalam kelas. Karena, jika Bu Ida melihat murid yang keluar-keluar kelas, tak segan dia memberikan hukuman. Dan jika memberi hukuman, Bu Ida tidak pernah memandang status anak tersebut, mau dia anak pejabat, anak konglomerat, anak pemilik sekolah. Dia tidak peduli.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa Bu Ida.

"Pagiii, Bu,"

Pandangan Bu Ida jatuh pada seorang siswa di pojok belakang, "Itu siapa? Enak sekali dia tidur saat jam pelajaran saya!" marah Bu Ida. "Coba kamu, bangunkan dia," perintah Bu Ida sambil menunjuk Fio bermaksud menyuruh gadis itu untuk membangunkan Alodia.

"Di, Di, bangun, Di," ucap Fio berusaha membangunkan Alodia. Sebelah tangan Fio menepuk-nepuk pipi Alodia, pelan.

"Eunghh...." gumam Alodia.

Seketika pandangan Alodia bertemu dengan lensa milik Bu Ida.

"Alodia! Enak sekali kamu tidur saat jam pelajaran saya, kamu itu mau sekolah atau mau tidur. Hah?!" murka Bu Ida.

Alodia hanya memandang guru tersebut malas. Meskipun dia dibilang pintar, tapi tetap saja pasti ada pelajaran yang dibenci—begitu juga dengan murid lainnya. Salah satu pelajaran yang dibenci Alodia adalah Sejarah. Dia bosan mendengarkan Bu Ida menerangkan tentang sejarah-sejarah. Gimana mau nyambung, yang ada tidur terus ngedenger Bu Ida cerita tentang sejarah dengan nada membosankan.

"Bosan kamu dengan pelajaran saya, HAH?!" bentak Bu Ida. "IYA?! Jawab Alodia!!!"

"Iya. Males saya ngedengerin Ibu ngedongeng. Juganya sejarah itu masa lalu. Masa lalu kok diungkit-ungkit, pake diinget-inget segala lagi. Ngebosenin aja," jawab Alodia enteng, masih dengan muka datarnya. Jawaban dari Alodia membuat Bu Ida dan murid yang lain tercengang dan secara kompak memasang wajah cengonya.

"Keluar kamu Alodia! Hormat bendera sampai jam pelajaran saya habis. Sekarang juga!" perintah Bu Ida yang langsung dilaksanakan Alodia dengan cepat.

Lebih baik hormat bendera daripada ngedengerin Bu Ida ngedongeng. Bikin tambah ngantuk, begitu pikirnya.

Dasar guru yang tak berperikemanusiaan.

Alodia pun menuruni anak tangga satu persatu dan sampailah dia di lantai bawah. Segera Alodia melangkah ke tengah lapangan, tepatnya di hadapan tiang bendera. Kelima jari kanannya terangkat, dan Alodia letakkan tepat di samping pelipisnya.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang