Terty

3.3K 145 3
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️

Ig:yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy reading❤️

•••

Alodia keluar dari toilet wanita dan berjalan menyusuri koridor untuk sampai di kelasnya. Dia menyunggingkan senyum miring, merasa puas dengan apa yang ia lakukan kepada Syifa tadi.

Jahat? Tidak, dia tidak jahat. Dia hanya berusaha melindungi dirinya sendiri dari ancaman yang berbahaya. Bukankah itu bagus? Memberikan pelajaran kepada seseorang yang menindas adik kelas, hanya karena seorang cowok yang disukai.

Cewek itu berjalan dengan langkah kaki besar, namun pikirannya melayang ke kejadian yang baru saja terjadi. Tanpa dia sadari, seseorang berjalan dengan tergesa-gesa dari arah berlawanan dan tak sengaja menabrak dirinya.

Brukkk...

Alodia terhuyung ke belakang dan jatuh dengan posisi terduduk. Dia sedikit meringis saat bokongnya bersentuhan dengan lantai yang dingin.

"Sorry," cowok itu mengulurkan tangan kanannya, berniat untuk membantu Alodia berdiri. Namun, yang ia dapatkan justru tepisan kasar di telapak tangannya. "Buset sakit tau Di!" Gerry menggerutu.

"Jalan itu pake mata dong!" Ucap Alodia ketus. Cewek itu berdiri dan menepuk-nepuk roknya.

"Emang kalau jalan pake mata kayak mana? Jalan itu pake kaki, masa pake mata sih, Alodia yang cantik, kayak bidadari!" Kata Gerry.

"What?! Alodia? Hey, nama gue Anelka Delicia Sadie. Not, Alodia." Alodia bersedekap dada, memandang Gerry dari atas hingga bawah.

Gerry tertawa sambil menepuk-nepuk pahanya. "Lo lucu juga ya? Mau jadi pelawak? Belajar aja sama Kepin noh, sekalian les kalo bisa,"

"Gue serius, bangsat!" Ucap Alodia geram.

Lagi-lagi Gerry tertawa, "belum pro lo buat jadi pelawak. Makanya minta belajar sama Kepin. Daftarnya lewat gue bisa kok, cuma bayar ceban doang. Gak mahal,"

Plakkk...

Alodia mendaratkan telapak tangannya di pipi Gerry dengan sedikit kencang. "Jadi orang gak usah kebanyakan bacot deh,"

"Lah, salah gue apa sama lo, Di?" Gerry memegangi pipinya yang terkena tamparan Alodia.

"Anelka, not Alodia," ucap Alodia menunjuk wajah Gerry dengan jari telunjuknya.

Gerry melambaikan tangannya di depan wajah Alodia. "Sadar Di, sadar,"

Alodia menutup telinganya dengan kedua mata yang terpejam. Tubuhnya mendadak terasa lemas. Karena tak sanggup menopang tubuhnya, Alodia jatuh terduduk, masih dengan kedua telinga yang tertutupi tangannya.

Gerry segera menangkap Alodia saat cewek itu tak sadarkan diri. Gerry membopong tubuh Alodia dan berjalan dengan tergopoh-gopoh untuk segera membawa Alodia ke UKS.

"Gak sehat nih bocah!"

•••

Kedua mata itu terlihat mengerjapkan mata, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah langit-langit berwarna putih. Dimanakah dirinya saat ini? Gadis itu memegang kepalanya, ringisan lolos dari bibir mungilnya, saat kepalanya tak sengaja bergerak untuk mengetahui dimanakah dirinya berada.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang