Forty For

3.1K 155 57
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️

Ig:yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy  reading❤️

•••

Malam ini Syifa sedang duduk di balkon, matanya memandang lunar dan bintang yang indah. Terlintas suatu kejadian di pikirannya.

"Jangan sok tau deh jadi umat," kata Syifa. "Adik lo kayak jalang gitu, keturunan dari nyokap lo atau ema—" ucapan Syifa terhenti saat kelima jari Adit mendarat di pipinya.

Plakkk...

"Yang ada nyokap lo yang jalang. Sering pergi ke club, sering godain laki-laki lain, cuih, memutar balikkan fakta." Syifa membeku, tak bergeming.

"L—lo ... tahu darimana?"

"Bukan jadi rahasia umum lagi. Semua orang juga udah tahu kok,"

Rasanya saat itu, ingin sekali Syifa menenggelamkan dirinya di samudera Pasifik, atau bahkan menghilang dengan tiba-tiba.

"Jadi sebaiknya lo akuin aja deh. Lo kan yang neror Alodia selama ini?!"

"Bukan, bukan gue."

"Halah, gak usah bohong."

"Demi Tuhan, bukan gue pelakunya. Buat apa juga gue neror Alodia."

"Balas dendam, karena lo gak bisa dekat sama Alfa."

"Sejahat jahatnya gue, gak bakalan mau main dengan cara licik kayak gitu. Kalau pun balas dendam, pasti bakal gue lakuin dengan cara sehat."

Apakah dirinya sehina itu? Sampai meneror orang lain, demi seorang lelaki. Hey, Syifa masih sehat, tak mungkin dia melakukan cara kotor seperti itu.

Suara derita pintu terbuka, menyadarkan Syifa dari lamunannya.

"Lo kenapa?" Alfa duduk di samping Syifa, menatap gadis itu dengan kerutan di dahinya.

"Nope,"

"Gue mau nanya, boleh?" Alfa menoleh.

Lelaki itu mengangguk. "Kenapa?"

"Sampai kapan kita bakal lakuin sandiwara ini? Lo gak kasihan apa sama Alodia, dia kelihatan sedih banget. Tadi siang gak sengaja, gue ngelihat dia nangis di taman belakang sekolah, sama cowok."

"Sampai gue tahu, kalau dia itu ternyata cinta sama gue."

"Tapi jangan kayak gitu lah, Fa. Lo tuh jahat banget si, sama aja lo itu kayak nyakitin dia. Kalau kayak gini, bisa-bisa dia malah berpaling dari lo. Juganya, gue tuh bisa ngelihat dari cara dia natap lo tuh beda, cara dia nanggepin lo, intinya semuanya beda. Lo itu spesial di mata dia. Jadi jangan ngecewain dia kayak gini lah." Alfa membuang napas panjang.

Setelah berpikir sejenak, Alfa mengambil sebuah keputusan. Keputusan untuk berbicara yang sebenarnya kepada Alodia, besok.

"Oke deh, besok gue bakal jelasin ke dia," Syifa tersenyum.

"Itu baru namanya adik gue," Alfa tersenyum tipis.

•••

"Akhirnya kita bisa culik nih cewek," samar-samar Alodia mendengar suara itu.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang