Extra Chapter-Akhir dari segalanya

6.7K 210 33
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️

Ig:yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy reading❤️

•••

Matahari menjulang tinggi di angkasa. Teriknya membuat siapa saja malas untuk berpergian, bahkan untuk berjalan kaki sekalipun. Jika orang malas berpergian, berbeda dengan gadis kecil yang kira-kira berumur 6 tahun itu, tengah duduk di kursi taman yang beratapkan pepohonan rindang, dengan ice cream vanilla di genggamannya.

"Nalona," panggilan itu membuat dirinya menoleh, menatap Mamanya dengan mata bulatnya.

"Kamu ngapain di sini? Mama udah nyariin dari tadi, tahunya disini ya." Wanita itu mencolek hidung Nalona, membuat Nalona tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi putihnya.

"Maafin Nalo, Ma. Tadi Nalo bosan," Nalona menjilati ice cream yang mulai meleleh, bahkan sekarang menetes dan jatuh menyesap ke atas tanah.

"Ayo cepat abisin ice cream-nya. Kita kan mau ketemu sama Om," Nalona tersenyum dan mulai menghabisi ice cream-nya. Menjilat tangan mungilnya yang terkena ice cream.

"Jangan dijilat, nanti kalau Nalo sakit gimana?" Nalona menatap Mamanya dengan polos.

"Emang kalau Nalo jilat kenapa, ma? Sayang ice cream-nya. Kata papa, kita sebagai manusia gak boleh buang-buang makanan." Wanita di samping Nalona terkekeh melihat tingkah lucu putrinya.

"Tangan Nalo kan belum tentu bersih. Siapa tahu ada kumannya? Kalau Nalo jilat, kan kumannya ikut masuk, sayang. Nanti, kita bisa beli lagi kok," ujar wanita itu, sambil mengelus rambut Nalona yang tergerai indah.

Kedua bola mata Nalona berbinar, "Wahhh... beneran, Ma?" wanita di samping Nalona mengangguk.

"Kalian di sini? Daritadi Papa cariin." Seorang pria duduk di samping Nalona. Dan sekarang Nalona dihimpit kedua orangtuanya.

"Pa, besok main ke taman yang baru di buka itu yuk!" Nalona menatap pria di sampingnya.

"Boleh, deh. Tapi ada syaratnya," pria yang dipanggil Papa itu menggerling nakal ke arah wanita di samping Nalona.

"Apa?"

"Mulai hari ini Nalo tidur di kamar Nalo sendiri," Nalona mengerjapkan kedua matanya.

"Emangnya kalau Nalo tidur sama Mama, Papa, kenapa? Papa gak senang ya, Nalo tidur sama Mama, Papa?" Nalona berkaca-kaca.

Pria itu mengelus puncak kepala Nalo dan mendekatkan bibirnya pada telinga Nalo.

"Nalo mau punya Adik gak?" kedua bola mata Nalona berbinar.

"Mauuu... Nalo mau banget punya Adik," wanita di samping Nalona melotot sempurna.

"Nah, kalau gitu Nalo tidur di kamar Nalo sendiri ya? Biar nanti, Nalo punya Adik. Mau kan?" Nalona mengangguk dengan antusias.

"Ayo, kita ketemu sama Om." Ujar Papa Nalona.

"Yeay, Nalo punya Adik!" Nalona belari menuju mobil yang terletak tak jauh dari tempat mereka berada, sambil sesekali melompat kegirangan.

"Kamu ini," wanita itu mencubit perut pria di sampingnya.

Namun, bukannya meringis pria itu malah tertawa riang.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang