Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️
Ig:ynwlx19
.
.
.
Happy reading❤️
•••
Alodia bangun dari tidurnya, perlahan dia membuka kedua bola matanya menyesuaikan cahaya dari lampu yang masuk ke dalam retina. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan dan terakhir pandangannya turun ke bawah, ke arah pakaiannya. Dia masih memakai seragam sekolahnya.
"Kok gue tiba-tiba ada di kamar?" tanya Alodia, bermonolog.
Pupil mata Alodia membesar, kala satu pikiran terlintas di benaknya, "Berarti tadi dia gendong gue dong!"
"Yaampun udah maghrib," Alodia berjalan ke belakang pintu, mengambil handuk dan pergi ke lemari baju untuk mengambil pakaian. Setelah itu, barulah Alodia memasuki kamar mandi.
•••
Disinilah Alfa berada, di salah satu supermarket yang cukup besar untuk membeli ice cream yang tadi ia janjikan kepada Queisha. Queisha juga ikut serta menemani Alfa membeli ice cream kesukaannya."Quey, Abang mau pergi ke tempat snack-snack dulu, ya, kamu disini aja jangan kemana-mana. Ntar Abang balik lagi kesini. Oke?"
"Oke," jawab Queisha sambil menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk sebuah lingkaran.
Alfa mengelus puncak kepala Queisha sebentar, lalu mulai berjalan menjauh.
"Kira-kira enakan yang mana, ya?" gumam Queisha, menimang-nimang. "Tanya Abang aja, deh!" Gadis kecil itu membawa dua bungkus ice cream dengan variant yang berbeda, dia berjalan menyusuri supermarket untuk mencari keberadaan Abangnya.
"Abang mana? Kok gak ada," ucap Queisha sambil terus menyusuri tiap-tiap rak yang tersedia.
Queisha melihat seorang gadis yang sedang menenteng sebuah keranjang supermarket sambil sesekali memilih snack mana yang akan dia masukkan ke dalam keranjang yang sedari tadi bertengger manis di lengan kirinya. Gadis tersebut sedang berada di rak snack. Tanpa ragu Queisha menghampirinya.
Queisha menarik-narik ujung baju yang digunakan gadis tersebut. "Kakak, liat Abang Quey, gak?" tanya Queisha seraya mengedipkan kedua bola matanya dengan polos.
"Nama kamu siapa emangnya?" tanya gadis yang dihampiri Queisha.
"Queisha, panggil aja Quey,"
"Emang ciri-ciri Abang kamu kayak gimana?" tanya gadis tersebut.
"Ciri-ciri itu apa?" tanya Queisha dengan tatapan polos.
"Ummm... gimana ya jelasinnya?" gumam gadis itu, berpikir keras bahasa apa yang pas untuk menjelaskan kepada gadis kecil di hadapannya. "Abang kamu pake baju apa? Orangnya tinggi atau putih?"
"Abang Quey itu tadi pake baju warna hitam, terus orangnya putih sama tinggi." Ucap Queisha, jari telunjuknya dia letakkan dibawah dagunya, seperti orang berpikir.
"Oke deh, ayo kita cari bareng-bareng," ajak gadis tersebut. Tangan kanannya dia gunakan untuk menggandeng tangan mungil milik Queisha, sedangkan tangan kirinya dia gunakan untuk membawa keranjang belanjaannya.
Mereka berdua menyusuri supermarket yang luas ini sambil mengobrol, kebanyakan Queisha yang bertanya kepada gadis tersebut.
"Nah, itu Abang aku," ucap Queisha sambil menunjuk seorang lelaki berbaju hitam yang sedang membelakangi mereka.
Queisha dan gadis tersebut mendekatinya, saat sudah dibelakang lelaki itu, gadis yang bersama Queisha menepuk bahu milik Alfa.
"Mas jangan sembarangan ninggalin adeknya dong, kasian dia nyariin. Kalo diculik kayak mana—" omelan gadis tersebut terhenti, saat cowok yang katanya Abang Queisha itu berbalik menghadap gadis yang membantu Queisha.
"Lo!"
"Lo!" ucap mereka secara bersamaan.
"Abang kenal sama kakak ini?" tanya Queisha.
Otomatis Alfa mengangguk, "Ini pacar abang Quey,"
Alodia memelotot sempurna, "Halu lo. Lain kali jagain Adik lo, akhir-akhir ini rawan penculikan,"
Alfa mengangguk, "Tadi gue cuma pergi ke rak snack bentaran," ucapnya. "Oh iya Quey, ini namanya Kak Alodia," ucap Alfa.
Queisha menepuk dahinya, "Astaga, Quey tadi lupa nanyain namanya. Saking keasyikan ngobrol...." Queisha manggut-manggut, "Jadi nama kakak ini, kak Alodia,"
"Yuk," Queisha menggandeng tangan Alodia dan Alfa ke tempat ice cream, lebih tepatnya menyeret, sih.
"Gara-gara Abang ice cream Quey jadi meleleh. Pokoknya Quey mau dibeliin ice cream 20. Yang 10 buat Quey terus sisanya buat Kak Alodia. Kalo Abang gak beliin Quey gak mau ngomong sama Abang selama seminggu," cerocos Queisha panjang lebar.
"Iya-iya tuan putri," jawaban dari Alfa langsung membuat Queisha mengambil 20 ice cream dengan variant berbeda dan dimasukannya ke dalam keranjang milik Alodia.
"Ayo bang, bayar. Kak Alo juga ayo, " ajak Queisha.
Mereka berjalan bersama menuju kasir, total ice cream yang dibeli Queisha adalah 260 ribu. Mahal bukan. Mahal karena Queisha membeli ice cream magnum yang harga satuannya bisa mencapai 13 ribu, tergantung variant.
Dasar pencopet cilik, batin Alfa.
Selesai membayar mereka bertiga berjalan ke arah pintu keluar.
"Lo tadi kesini naik apa?" tanya Alfa.
"Jalan kaki," singkat Alodia.
"Pulangnya bareng gue aja," ajak Alfa
"Gak, gue bisa pulang sendiri," tolak Alodia
"Kak Alodia bareng Quey aja ya! Please!" Queisha mengeluarkan jurus andalannya, puppy eyes.
Alodia yang tidak tega dengan Queisha, akhirnya terpaksa memutuskan untuk ikut pulang bersama Alfa. Ingat ya TERPAKSA. Memang Queisha mempunyai bakat dalam merayu seseorang.
Alodia pergi ke supermarket karena tadinya dia berniat ingin belajar sambil ngemil snack-snack. Tapi ternyata persediaan snacknya habis, dan terpaksa Alodia harus pergi ke supermarket.
Tadinya Pak Dani ingin mengantar, tapi Alodia menolak dengan alasan mau sekalian cari udara segar. Sudah lama Alodia tidak mencari udara malam, sambil berjalan kaki. Terlalu sering diantar jemput Pak Dani, sih. Sebenarnya Alodia sangat berharap Adit mau mengantarkannya, tapi sayangnya Adit sedang pergi ke markas, katanya dia kangen dengan teman-teman lamanya.
Suasana di dalam mobil hening, Alodia duduk disamping Alfa dengan Queisha yang sudah terlelap di pangkuannya.
"Thanks," ucap Alodia tiba-tiba.
"Untuk?" tanya Alfa, pasalnya dia bingung Alodia tiba-tiba mengucapkan kata terima kasih kepadanya. Padahal Alfa belum mengantar Alodia sampai depan rumahnya.
"Tadi sore lo yang nganterin gue pulang, sama lo jugakan yang gendong gue ke kamar?" kata Alodia, memastikan.
"Oh yang itu. Itu mah udah jadi tugas gue sebagai pacar lo," jawab Alfa ngaco.
"Serah lo," kata Alodia.
"Tapi mau 'kan?"
"Tadi kenapa lo bilang ke Quey, kalo gue itu pacar lo?" tanya Alodia mengalihkan pembicaraan.
"Karena itu emang kenyataan," jawaban ngaco dari Alfa membuat Alodia ingin rasanya menjenturkan kepala Alfa ke kaca mobil, supaya lelaki di sampingnya ini sadar.
Bersambung....
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak!
Salam Author👻

KAMU SEDANG MEMBACA
Alodia ✓
Teen FictionAlodia. Cewek cantik, pinter, tapi dingin dan jutek. Terkenal dengan omongannya yang terkadang pedas, sebab itu dia diberi julukan 'Mulut Cabe' dan satu lagi julukannya yaitu 'Si Cewek Es' karena sikap dinginnya yang melebihi kutub selatan. Alfa. Co...