Forty Tu

3.2K 128 14
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️

Ig:yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy reading❤️

•••

"ENGGAK! JEV MASIH HIDUP! KEMARIN JEV UDAH JANJI SAMA ALA BUAT BELIIN MAHKOTA PERI!" air mata Alodia terus berderai, isakan terdengar memenuhi ruangan tersebut. Membuat siapa saja yang mendengar tangisan gadis itu merasa iba.

Belum merasa puas, pria berkepala plontos kembali menembak Alodia. Namun, karena Haden yang sigap menarik Alodia, peluru itu melesat dan menembus kaca. Membuat Alodia menutup kedua telinganya erat-erat.

Dokter Fonda merasa iba terhadap Alodia, terlihat dari keringat yang mengucur di pelipis gadis itu dan tak lupa kedua tangannya mencengkram erat sofa. "Baik, Alodia. Terimakasih atas penjelasan yang kamu berikan. Saya ingin berbicara dengan Anelka. Apakah boleh?"

Kedua bola mata Alodia terbuka, ia mengangguk.

"Silahkan," tak lama matanya kembali terpejam dan terbuka setelah beberapa menit.

"Anelka, apakah boleh kamu menghilang dari tubuh Alodia untuk selamanya?" tubuh Alodia diam sebentar.

"Jika itu demi kebaikannya saya rela," Dokter Fonda tersenyum.

"Baik, sekarang kamu bisa kembali. Biarkan Alodia bangun," Alodia mengangguk sekilas.

"Baik, Adit mari ikut saya," Adit mengekor di belakang Dokter Fonda dan duduk tepat di depan wanita itu.

"Jadi gimana Adik saya, Dok? Apa dia baik-baik saja?"

"Alodia mengidap penyakit Dissociative Identity Disorder atau DID, biasa juga dikenal dengan sebuatan kepribadian ganda. Gangguan kepribadian ganda adalah kondisi di mana terdapat dua atau lebih kepribadian yang berbeda di dalam diri seseorang. Dua sosok ini masing-masing berdiri sendiri. Gangguan disosiatif merupakan penyakit mental dengan gangguan kerusakan memori, kesadaran, identitas dan persepsi." Jelas Dokter Fonda.

"Jadi, apakah penyakit itu bisa disembuhkan?"

"Kemungkinan besar 'Dia' bisa hilang dari diri Alodia, asalkan rajin mengikuti terapi tiap minggunya," Adit mengangguk, paham.

•••

"Bang, Ala takut." Lirih Alodia.

Adit menoleh sekilas dan kembali fokus menatap jalanan Ibukota yang padat.

"Takut kenapa?"

"Ala takut kalau semua orang bakal ngejauh dari Ala, dan nganggep Ala aneh. Kayak di sinetron gitu,"

"Itu sih kamunya aja yang kebanyakan nonton sinetron," Alodia memamerkan gigi putihnya.

"Kamu tenang aja La, gak akan ada yang nganggep kami aneh! Kalau memang benar ada, tunjuk aja orangnya, bilang sama Abang,"

"Emangnya bakal Abang apain orang itu? Abang mau hajar dia?" Tanya Alodia dengan mata yang berbinar. "Ternyata Abang emang sayang sama Ala ya,"

"Enggak si, cuma tunjuk aja. Ngapain Abang hajar orang itu? Ntar kalau ketahuan, Abang masuk BK,"

"Issh," Alodia memukul bahu Adit dengan kencang, membuat mobil yang sedang dikendarai Adit sedikit oleng. Untung dengan cepat, lelaki itu bisa menstabilkannya kembali.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang