Tri

8.8K 338 7
                                    

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️
.

.

.

Happy reading❤️

•••

"Jangan serius-serius, ntar baper. Tapi gak apa sih kalo lo mau serius, ayo kita ke KUA."

•••

T

ettt...tettt... tettt....

Bunyi bel pertanda masuk menggema seantero sekolah. Beberapa menit setelahnya, datang Pak Tito sambil membawa tasnya.

"Selamat pagi, anak-anak!"

"Pagiii, pak,"

"Hari ini kita kedatangan siswa baru," info Pak Tito, yang membuat kelas 11 IPA 2 menjadi ramai. Bisikan terdengar, menebak-nebak seperti apa wajah siswa baru tersebut. "Kamu yang diluar, silahkan masuk".

Muncullah seorang siswa berperawakan tinggi, tampan, alis tebal, dan senyuman yang menawan.

"Silahkan perkenalkan dirimu!" perintah Pak Tito.

"Halo semua. Perkenalkan nama saya Shakeel Alfarezi Arcturus. Biasa dipanggil Alfa. Tapi kalau mau manggil sayang juga boleh," Terdengar gelak tawa dari murid 12 IPA 2. "Sekian, terimakasih,"

"Ada yang ingin bertanya?" tanya Pak Tito.

Gerry pun mengacungkan tangannya. "Ya silahkan, Gerry!"

"Pindahan dari mana?" tanya Gerry.

"Bali. Gue ikut bonyok kesini. Karena bokap dipindahin kerjanya di Jakarta," jelas Alfa.

"Sudah jelas Gerry?" Lelaki itu mengangguk.

"Ada yang ingin bertanya lagi?" tanya Pak Tito. "Tidak ada?" Sambungnya. " Baiklah Alfa, silahkan duduk disamping Alodia," perintah Pak Tito sambil menunjuk seorang gadis cantik dipojok kanan dekat jendela.

Merasa semua mata menyorot dirinya,  Alodia yang sedang asyik menulis sesuatu di sebuah buku menoleh ke arah Pak Tito.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Pak Tito, Alfa berjalan ke meja Alodia.

Tak menghiraukannya, Alodia kembali melanjutkan menulis di buku berwarna pink yang berada di atas mejanya.

"Hai, nama gue Alfa." Alfa menyodorkan tangan kanannya bermaksud ingin mengajak berkenalan. Bukan Alodia namanya, kalau mau saja menerima jabatan tangan seseorang yang menurutnya asing.

Alodia hanya memandangnya sekilas dan memutar bola matanya.

"Oke. Nama lo siapa?" tanya Alfa sambil menurunkan tangannya dengan gerakan canggung.

Untuk kedua kalinya, Alodia hanya memandang sekilas dan membuang pandangannya ke arah lain.

"Lo bisa ngomong kan? Apa jangan-jangan lo bisu? Aduh, maaf ya gue gak tau," sesal Alfa.

"Punya mulut itu dijaga! Jangan sokap jadi orang," geram Alodia.

Apa-apaan ini, dirinya dibilang bisu? Siapa yang tak akan murka jika dibilang tak bisa bicara.

Jleb

Alfa hanya bisa tersenyum canggung dan menatap ke arah papan tulis. Tak lama pelajaran Kimia pun dimulai.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang