Forty Eig

3.9K 160 30
                                        

Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca❤️

Ig:yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy reading❤️

•••

"Sebenarnya yang nyulik Alodia itu gue," ucapnya santai. Sontak kedua bola mata Adit dan Alfa membulat sempurna.

"Lo serius?" tanya Alfa, shock.

"Emang gue bercanda?" Adit menggeleng, tak percaya.

"Gila ya. Gak nyangka gue sama lo, Vin!"

"Iya. Emang gue yang nyulik Alodia." Kevin tertawa riang.

"Tapi, epoy," sambung Kevin. Lelaki itu terbahak saat mendapati wajah Adit dan Alfa yang masam.

"Gak lucu!" ujar Adit.

"Terus maksud lo ngapain prank kayak gini?" Kevin masih tertawa. Susah rasanya menghilangkan tawa itu, baginya.

"Biar gak awkward. Lagian, lo pada kaku amat tuh muka," Kevin memegangi perutnya yang terasa kram, akibat tertawa berlebihan.

Alfa menunjuk ke arah pistol yang dipegang Kevin. "Terus maksud lo apaan bawa pistol kayak begituan! Kalau ada setan lewat, bahaya! Gak mikir apa lo?!"

Kevin kembali terbahak. Sekarang, lelaki itu sudah terlentang di atas jok dengan tawa yang belum mereda.

"Ini pistol bohongan!" Adit dan Alfa saling pandang, lalu keduanya menatap Kevin dengan tatapan datar.

"Payah lo berdua!"

"Bangsat!" umpat Adit.

"Udah Fa, lanjut aja. Keburu sesuatu terjadi sama Alodia," Alfa mengangguk dan kembali tancap gas. Menghiraukan derai tawa Kevin yang masih menghiasi telinganya, bagaikan alunan melodi.

"Hahahaha, anjir kok gue keren gini ya!" Adit memutar bola mata.

Kayaknya udah gak waras nih orang, batin Adit.

•••

Dorrr...

Kedua bola mata Alodia membulat sempurna.

"Takut Alodia?" Riadley tertawa remeh.

"Baru gini aja udah takut, gimana kalau gue beneran nembak lo?" Riadley mendekat ke arah Alodia.

"Please lepasin gue. Please Dley! Gue mohon banget sama lo!" tak sadar sebulir air mata lolos dari bola mata Alodia.

"Owww, kasiannya," ucap Riadley dengan nada bak anak kecil. Riadley mengelus pipi Alodia dan tak lama setelahnya ia mencengkram kuat pipi Alodia.

"Bodo! Gue gak perduli! Lo harus ngerasain apa yang Abang gue rasain!" ujar Riadley bagaikan kerasukan setan. Kedua mata gadis itu melotot sempurna.

Riadley menatap atap bangunan itu. "Bang, akhirnya sebentar lagi gue bisa balas dendam atas kematian lo!" ia tersenyum senang.

"Gue gak bunuh Abang lo! Ini tuh kecelakaan, Dley! Sadar! Ini bukan lo." Alodia memberontak.

"Enggak. Lo. Itu. Pembunuh." Ucap Riadley dengan penekanan yang tajam.

"Udah siap Alodia?" Alodia menggeleng, dengan air mata yang terus mengalir. Entah kenapa, kini cairan itu bertambah banyak. Bahkan, Alodia sendiri tak sadar.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang