Forty Wan

2.9K 140 5
                                    

Don't forget to vote and comment❤️

Ig:yuni_wulandari1964
.

.

.

Happy reading❤️

•••

"Baik Alodia. Nama kamu Alodia kan?" Alodia mengangguk.

"Apakah kamu punya kembaran?" lagi-lagi Alodia mengangguk.

"Bisa saya bertemu dengan kembaranmu?" kesekian kalinya Alodia mengangguk.

Kedua iris kelabu itu terpejam sebentar, dan tak lama kembali terbuka. Namun, ada yang beda dari kilatan saat ini. Terlihat seperti memendam sebuah kepedihan.

"Hai, boleh perkenalkan dirimu?" Alodia mengangguk.

"Nama saya Anelka Delicia Sadie,"

"Baik, so... Anelka sejak kapan kamu hadir dalam diri Alodia?"

"Saya sudah lama berada dalam diri Alodia, namun baru beberapa bulan ini saya mengambil alih tubuhnya,"

"Boleh saya bertanya?" Alodia mengangguk.

"Kapan kamu mengambil alih tubuhnya?"

"Saat mendengar suara pecahan kaca," jawabnya singkat.

"Mengapa bisa begitu? Apakah kamu tahu?" Alodia mengangguk.

"Bisa tolong diceritakan?" lagi-lagi Alodia mengangguk.

"Yang saya ingat waktu itu hanya suara pecahan kaca,"

"Oke, Anelka. Bisa saya berbicara dengan Alodia?" Alodia mengangguk.

"Boleh, jika nanti saya akan memanggilmu untuk keluar?" Alodia mengangguk.

"Dengan senang hati," setelah mengatakan kalimat itu, kedua bola mata Alodia kembali terpejam dan setelah beberapa detik kemudian, kembali terbuka.

"Alodia?" Tanya Dokter Fonda, memastikan.

"Iya,"

"Baik. Saya ingin bertanya, apakah kamu bersedia untuk menjawabnya?" tanya Dokter Fonda.

"Bersedia," jawab Alodia dengan tatapan kosong.

"Bisa kamu ceritakan kejadian beberapa tahun lalu, kejadian yang menurutmu sangat pahit?" Alodia mengangguk.

"Oke, silahkan,"

Jingga menghiasi angkasa, taburan langit berwarna oranye turut serta menghias langit. Bulan mulai menampakkan dirinya, walupun masih samar-samar. Di sebuah taman dekat kota, Alodia dan Jev sedang duduk di sebuah bangku taman, mereka sedang melukis sesuatu di buku gambar masing-masing.

"Odi, pulang yuk!" sahut Jev.

Alodia menoleh, "Sabar Jev, bentar lagi Odi selesai nih,

"Gambarnya besok aja, ini udah mau malam," Alodia menatap Jev dengan cemberut.

"Sabar Jev, bentar lagi selesai kok." Tukas Alodia.

"Yaudah deh. Jangan lama-lama ya!" Alodia kembali tersenyum.

"Ayey, captain."

Jingga semakin pekat, membuat Jev menatap Alodia yang masih fokus melukis di buku gambarnya.

"Odi udah selesai belum gambarnya? Jev takut nanti Mama Freda nyariin kita," Alodia menoleh dan cemberut.

"Yaudah deh, kita pulang sekarang yuk!" Keduanya bangkit dan berjalan meninggalkan taman dengan langkah kecil.

Alodia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang